Perkenalan

26 4 3
                                    

Tidak memiliki keluarga utuh adalah hal sangat tidak aku ingin kan, terlebih aku hanyalah seorang gadis yang berumur baru 19 tahun, yah namaku adalah Destiana A. Hadiyanti aku berkerja sebagai pramusaji di salah satu Rumah sakit di daerah Cikarang Bekasi. Dan ibuku hanyalah seorang buruh cuci diperumah di salah satu daerah cikarang juga.

Aku sudah lama tak bertemu dengan Ayah ku sejak aku berusia 5 tahun, ya sampai sekarang ia pun tak ada kabar sampai sekarang usia ku menginjak 19 tahun, aku hanya di besarkan oleh kasih sayang seorang ibu dan aku haus akan perhatian sosok seorang ayah yang pasti berbeda cara mendidiknya dengan ibu,

Ya saat ini aku sudah mau menginjak 2 tahun berkerja di Rumah Sakit yang sudah ku anggap adalah rumah kedua ku, karna setiap hari aku menghabiskan hari hariku di sini mengabdi melayani pasien entah itu memberikan distribusi makanan pasien dan terkadang membantu pasien seperti halnya memapahnya membantu berjalan.

"Kringggg,,krinnggg,,!!" bunyi alarm terdengar dari suara nada telfonku yang ku letakan di nakas samping tempat tidurku, yah sekarang waktu sudah menunjukan pukul 04.50 pagi yang artinya aku harus bergegas untuk berangkat kerja karna hari ini adalah jadwal hari pertama ku karna kemarin aku baru saja libur.

Setelah membereskan tempat tidur ku bersiap mengambil handuk yang kejemur di depan rumah, dengan jalan gontai aku lalu mengambil handuk yang ku sampirkan di arah pundak dengan menyamping dan tak lupa ku ambil telfon ku untuk mendengarkan lagu dari boyband kesanganku yang berasal dari negara Korea ini yang bernama EXO, boyband dengan bentukan agensi SM Entertainment tersebut.

"You Can Call Me Monster" yeah itu adalah lirik lagu yang sedang ku dengarkan, lagu yang berjudul "Moster" itu salah satu lagu favorit ku diasaat aku sedang kurang bersemangat menjalankan aktifitas sehari-hariku. "Destiii... Cepetan mandinya nanti telat" ya itu adalah suara yang ibuku teriakan untukku saat aku sedang di kamar mandi karna menurutnya terlalu berisik mendengarkan lagu di pagi hari "Iyaaa bu sebentar lagi" jawab Desti saat mendengar ocehan dari ibunya itu

Sesampainya di depan rumah sakit tempat ku berkerja aku menatap plang yang bertuliskan "Rumah Sakit Annisa" dengan berat hati ku menghembuskan nafas beras, yah karna aku harus memulai hari lagi untuk berkerja, untuk mehasilkan pundi pundi uang yang ingin sekali ku sisihkan untuk biaya kuliahku. Karna aku berfikir aku sudah di besarkan oleh ibu yang selalu mecangkup menjadi sosok ayah.

"Assalamualaikum" sapaku pada teman teman dan juga atasanku yang sedang sibuk menyiapkan keperluan makan pasien,

"Wa alaikumsalam" jawab Merek semua yang sedang menfokuskan diri terhadap hal mengecek.

Jam menunjukan pukul setengah 3 sore dan waktunya ku siap siap untuk bergegas kembali ke rumah, setelah 8 jam lamanya aku berasa di rumah sakit.

Setibanya di depan halaman rumah sakit aku berniat memesan Ojek Online karna kalau menunggu angkutan umum yang ada aku hanya lelah di buat menunggu, karna angkutan umum yang menuju arah rumah ku sangatlah susah.

Setelah selesai memesan dan mendapatkan Driver yang siap mengantarkan ku ke rumah aku segera berlari, tapi tanpa di sadari ada seseorang yang menabrakku hingga kita sama sama terjatuh.

"Bruugh"

"Duh lo kalo jalan liat liat dong, punya mata gak sih?" ucap laki laki itu sembil bangun dan membersihan bajunya dan yang pasti sepertinya di atas umurku 3 tahun.

"Ada juga lo kali yang punya mata atau engga, udh tau nih jalan lega ngapain juga lo malah lari di depan gue?" balas ku yang sama emosinya dan sambil membersihkan bajuku yang kotor, "Dasar cowo sinting" sambungku yang hendak pergi karna Ojek yang ku pesan sudah tiba.

"Ih dasar cewe aneh, awas aja kalo gue sampe ketemu sama lo lagi" ucap cowo tersebut sambil berjalan masuk menuju rumah sakit tepatnya Resepsionis.

Sesampainya di rumah Desti langsung berganti pakaian sehari hari karna ia ingin cepat memeluk gulinh kesayangannya itu, di sela sela aktifitas kesehariannya mendengarkan musik kesayangannya itu desti berniat berselancar ke dunia maya yang notabennya sangat ia rindukan karna dengan begitu ia bisa mendapatkan info tetang idola yang sangat ia sukai itu.

Setelah lama ia meng'scroll handphone itu ia tertuju untuk tudur di kamar kesayangannya itu hingga jam menunjukan pukul 17:00, lalu ia terbangun karna suara yang terisakan yang mengagetkannya itu.

"Destiiii... Kebiasaan deh jam segini tidur" Teriak ibu yang pastinya baru pulang berkerja seharian, "Engga bu, nuduh aja terus anaknya sampe puas" gerutu Desti yang sambil berlari membukakan pintu untuk ibunya itu.

"Tuh kan kalo engga tidur kenapa juga itu mata merah, muka lecek kaya baju kusut kaya gitu, malu tuh sama kucing" balas ibu yang berjalan masuk menyelonong meniggalkan Desti di depan rumah dengan wajah bingungnya.

"Ishh... Terserah ibu aja ah" jawab desti sambil menghentakan kaki ke lantai.

Di sebuah tempat tepatnya salah satu kamar di rumah sakit, ada seseorang yang menuggu datangnya sosok yang sangat ia harapkan sambil melirik jam yang berada tepat di dinding tersebut, hingga akhirnya ia pun ia terlonjak kaget mendengar suara ketukan yang berasal dari depan pintunya tersebut.

"Ah kamu lama banget sih aku nungguin kamu loh dari tadi gak dateng dateng, aku fikir kamu mau bohong lagi" kesal si gadis tersebut sambil bersedekap tangan dengan wajah kesalnya itu, "Iyaaa maaf sayang aku juga kan tadi abis baru pulang ngampus tau" jawab si cowo sambil ter-engah engah sambil berjalan menghapiri si gadis pujaannya itu.

Keesokan harinya desti sedang bergegas mengantar makan untuk pasien, karna itu adalah rutinitas kesehariannya dan tak lupa ia pun mengecek ulang lembaran kertas keperawatab agar tidak terjadi kesalahan saat memberikab distribusi ke pasien, dan setelah selesai ia baru melanjutkan pekerjaannya tersebut.

Tetapi sesampainya ia di depan kamar pasien yang bertuliskan Ruangan Mawar kamar 203 ia tak sengaja bertemu dengan sosok laki laki yang membuatnya iya terjatuh kemarin, dan sekarang pun mereka kembali mengulang kesalahan yang sama entah itu salah siapa hingga kuah makanan yang di bawa desti pun tumpah ke baju yang sosok laki laki tersebut.

"Aduhhh siapa sih kurang kerjaan banget deh numpahin kuah ke baju gue segala gak tau apa gue mau ngampus"omel si laki laki tersebut sambil membersihkan bajunya yang basah

"Duhh maaf mas saya engga sengaja, beneran deh" jawab desti sambil menunduk karna ia tidak sadar siapa laki laki tersebut. Dan di saat Desti maupun laki laki tersebut betatap muka dan akhirnya manik mata kereka bertemu dan syok seketika ketika mendapati siapa orang yang tersebut.

"Ck.. Dasar mba ya nih orang dari kemarin nabrak terus, maunya apa coba" omel si laki laki dengan muka judes yang di pajang sambil melirik name tag yang tertera di baju Desti tersebut. "Oh sekarang saya tau nama anda Mba Desti yang terhormat, jadi saya tidak segan segan untuk melaporkan kejadian barusan kepada atasan anda" sambung Alvin yang memberi tatapan tajam pada Desti.

Seketika desti langsung mengerjap mendengarkan ucapan Alvin tersebut, karna ia mulai berfikir yang bukan bukan tentang kejadian ini. "Duhh maaf deh mas jangan laporin ke saya ke atasan saya nanti saya bisa bisa kena SP" mohon desti pada alvin,
Setelah berfikir sejenak barulah alvin menjawab ucapan desti dengan senyum yang pasti mengandung banyak arti tersebut.

"Oke saya maafi tapi ada satu syarat, jika anda menolak saya tidak segan segan melaporkan pada atasan anda" ancam alvn pada desti, "Ii.. Iyaa mas saya mau, kalo boleh tau apa syaratnya? " tanya desti pada alvin untuk mengetahui syarat alvin tersebut.
"Gampang ko, anda cukup temani saya mengurus acara pesta ulang tahun untuk orang yang spesial bagi saya selama 1 minggu" jawab alvin yang langsung menunggu jawab desti. "baik mas, kapan bisa mulainya biar nanti saya meminta izij dulu ke atasan saya?" tanya desti pada alvin

"Besok aja setelah saya pulang kampus jam 3, saya tunggu di depan cafe Rumah sakit. Dan gak pake lama, karna saya gak suka orang yang suka ngaret"

Dan setelah itu barulah alvin pergi meninggalkan desti yang sudah pasti emosinya yang menuncak mendengar omongan alvin barusan. "Ih awas aja, kalo bukan karna ancaman dia ogah banget gw bantuin dia. Sombong banget lagi" gerutu desti sambil berjalan meningglkan ruangan.

My Perfect Husban - SungjaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang