bagian 14

15.2K 815 4
                                    

Alarm clock handphone Anaya berbunyi tepat pukul 5 pagi, ia menggeliat dan mencoba duduk ditempat tidur. Ia bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya, hari ini ia ada kuliah pagi, tapi ia juga harus pulang dulu kerumahnya untuk mengambil buku kuliahnya. Dia juga ada janji yang harus ia tepati yaitu menghadiri pemakamannya Adam, korban yang ditabrak om Roy. Selesai mandi dan berganti pakaian, ia segera menuju kamar Tante Anisa, ia ketuk beberapa kali pintu kamar

"Tan.... Tante...."

"Iya Nay ada apa? Pagi pagi kok udah rapi, mau kemana?" Tanya Tante Anisa

"Aku ada kuliah pagi Tan"

"Ini masih jam 6 loh Nay, emang ada kuliah jam segini?"

"Ih Tante, aku kan harus pulang dulu, buku kuliahku di rumah semua"

"Oh....ya udah, kamu nggak sarapan dulu?"

"Aku sarapan di rumah aja Tan, aku udah telpon bik inem kok suruh siapin sarapan"

"Oh ya udah, eh kamu naik apa, diantar Dzakka?"

"Enggak Tan, aku naik ojek online aja", "oh ya tan lupa, ntar Tante jadi ikut menghadiri pemakaman Adam nggak?"

"Pasti Tante ikut, setelah mengunjungi om Roy ya, mereka kan masih besok mencabut tuntutannya, jadi om belum bisa bebas"

"Ok Tan, Tante jemput aku di kampus ya ntar barengan aja kesananya"

"Iya, kamu nggak sama Dzakka kesana?"

"Nggak deh Tan, dia kan kerja nggak enak ganggu dia terus"

"Tapi yang Tante lihat, dia suka tuh kamu ganggu" goda Tante Anisa

Muka Anaya tersipu mendengar ucapan Tante Anisa.

"Ih Tante apaan sih, aku berangkat ya Tan"

Anaya langsung melangkah keluar rumah agar Tante Anisa tidak terus menggodanya.

"Nay Nay udah gede masih aja malu malu, udah tahu saling suka masih aja gengsi" ucap Tante Anisa melihat punggung Anaya yang berjalan menjauh.

Oooo----oooO

Dzakka duduk di dalam kantornya, ia periksa berkas berkas klien yang menumpuk di mejanya. Ia periksa satu persatu, ia rasakan kepalanya Pening dan berkunang kunang. Padahal tadi ia sudah sarapan walau hanya roti dan selai. Sejak mamanya dan Kiara pergi ke Bandung untuk mengunjungi saudara yang terkena musibah ia jadi makan sembarangan karena biasanya mamanya yang masak. Pembantu hanya untuk beberes rumah saja.

Ia rasakan badannya menggigil kedinginan, ia pejamkan matanya kepalanya ia sandarkan disandaran kursi. Sekertarisnya masuk untuk minta tanda tangan.

"Pak Dzakka kenapa? kok pucat sekali" tanya Amira sekertaris Dzakka

"Aku sedikit demam, aku mau pulang. Kerjaanku biar dihandle Ferry" ucap Dzakka sambil merapikan tas kerjanya. Dzakka mengambil smartphone miliknya dan menghubungi nomer Ferry, rekannya yang mendirikan firma hukum ini bersamanya.

"Halo Fer....."

"................."

"Sepertinya aku nggak bisa handle kerjaan hari ini, aku nggak enak badan"

"..................."

"Thank you ya"

Dzakka segera keluar dari ruangan kerjanya menuju tempat parkir, ia masuk ke jok pengemudi dan ia lajukan mobilnya pelan.

DOKTER VS LAWYERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang