"Kau sungguhan ingin menyatakan cinta lagi?"
Jisoo mengangguk antusias. Surat berwarna krem dengan hiasan pita putih sudah berada di tangannya. Kemarin Minggu, ia begadang semalaman hanya untuk menulis kalimat pendek yang melambangkan perasaannya untuk sesosok adik kelas kurang ajar bernama Lee Taeyong. "Memangnya kenapa?"
Lisa mengangkat bahunya, tidak ingin ikut campur. Terserah saja, itu urusan Jisoo. Sebagai teman yang baik ia hanya bisa mendukung sepenuhnya. Jikalau Jisoo ditolak pun gadis itu sepertinya sudah terbiasa. Lisa mungkin hanya akan berperan sebagai penasehat yang membuat Jisoo tidak patah semangat.
"Terserah saja. Tapi ingat, jangan pernah menangis!" peringat Lisa dengan wajah menggemaskan miliknya. Pipinya semakin berisi ketika ia menarik bibirnya untuk tersenyum lebar. Melihat hal itu, Jisoo ikut tersenyum. Benar kata orang, Lisa memiliki senyum yang menarik, hingga orang yang melihatnya dapat ikut tersenyum.
"Sebentar lagi ulangtahun Taeyong. Aku ingin menjadi orang spesial di hari itu."
"Masih dua minggu, itu lama, Kim Jisoo!"
Jisoo hanya berdehem kemudian mengandeng tangan Lisa untuk segera menemaninya ke kelas Taeyong. Sekarang waktu istirahat, saat istirahat Taeyong jarang sekali ke kantin. Taeyong tidak suka keramaian, jadi ia lebih memilih untuk ke kantin saat pagi hari.
Entah kebetulan apa ini, di kelas Taeyong hanya ada lelaki itu dan juga beberapa temannya termasuk Ten -- hanya Ten yang Jisoo ketahui namanya. Jisoo tersenyum sumrigah, bayangan-bayangan tentang ia yang berpacaran dengan Taeyong benar-benar mengasikkan hingga Jisoo tidak sadar dengan realita yang akan ia hadapi nanti.
"Taeyong!" Seperti kebiasaannya, Kim Jisoo berteriak keras memanggil Taeyong yang sedang menyalin tugas pelajaran berikutnya. Lelaki itu mendongak kemudian berdecak pelan setelah mengetahui siapa yang memanggil namanya dengan kesetanan.
"Apa?" tanyanya dengan nada datar, seperti biasanya. Sampai sekarang, hanya Jisoo yang bisa mendengar nada bicara Taeyong selain nada datar. Kalau tidak salah tiga hari yang lalu, saat ia dan Taeyong makan ramen bersama dan kejadian memalukan itu terjadi, tersedak kuah ramen.
Jisoo menunjukkan cengiran khasnya. "Boleh aku duduk?"
Taeyong hanya menaikkan alisnya singkat sebagai tanda memberi ijin. Kalau ingin menolak pun percuma, Jisoo tetap akan duduk di sebelahnya. Sebelum ia mengijinkan saja, Jisoo sudah terlebih dahulu menempelkan pantatnya ke kursi milik Ten. Jangan tanya di mana Ten, lelaki itu sudah pindah ke pojokkan bersama pacarnya, Lisa.
"Untukmu," Jisoo menyodorkan surat berisi tulisan tangannya. Taeyong mengernyit heran namun tetap mengambil surat dengan tema menggemaskan itu. "Apa ini?" tanya Taeyong. Jisoo hanya tersenyum menyuruh Taeyong untuk segera membukanya.
Taeyong melengos, tangannya membuka kertas kecil itu dengan terburu-buru. Di dalamnya, gambar dua beruang lawan jenis memegang hati bertuliskan 'I Love U'. Ingin sekali Taeyong menertawakan selera Jisoo yang benar-benar kekanakan di umurnya yang sudah menginjak tujuhbelas tahun.
Taeyong berdehem sejenak, "Taeyong... apa kau tahu, aku menyukaimu bahkan saat kita berumur sepuluh tahun. Terhitung hampir tujuh tahun aku menyukaimu. Apa kau tidak pernah berpikiran agar kita menjalin hubungan yang lebih dari ini? Aku benar-benar menyukaimu, tolong mengertilah," ucap Taeyong keras, sengaja agar teman-temannya tidak penasaran dengan isi surat Jisoo. Keterlaluan.
Meskipun maksud Taeyong hanya bercanda, tetap saja hati Jisoo sedikit -- sangat sakit. Dilihat darimana pun, candaan Taeyong sama sekali tidak lucu -- bagi Jisoo dan Lisa tentunya, tidak bagi teman-teman Taeyong.
KAMU SEDANG MEMBACA
7TEEN | +TaeSoo
FanfictionKim Jisoo masih berumur tujuhbelas tahun. Di umurnya yang tergolong masih dini, gadis yang terkenal galak itu sudah harus menikah dengan lelaki pilihan orangtuanya. Perjodohan, surat wasiat, dan apapun yang mengikat Kim Jisoo dengan Lee Taeyong yang...