07. Who is she?

5K 660 54
                                    

"Hai" sapa Jisung, lengkap dengan seragam sekolahnya.



Aku hanya menunduk, belum terbiasa untuk menatap matanya.

"Udah berapa kali sih kamu ketemu aku? Masih aja malu-malu" ucapnya.

Aku masih menunduk sambil bergumam tidak jelas.



"Liat aku dong" suruhnya.

"I.. iya" ucapku lalu mengangkat dagu perlahan.

"Senyum dikit dong, aku jarang liat kamu senyum"

Aku tersenyum tipis agar membuatnya senang.

"Nah, gitu kan cantik," ucapnya senang.

Wajahku sudah memerah dan jantungku berdetak tidak karuan.




"Wah, sepeda aku masih ada disini ternyata" ucapnya sambil melihat sepedanya yang terparkir di garasi rumahku.

"Iya" balasku seadanya.

"Untung nggak kamu jual" guraunya.

"Enggak kok" ucapku.




"Hehe, main yuk?" ajaknya.

"Muka kamu pucet. Kamu masih sakit?" tanyaku alih-alih menanggapi ajakannya.

"Hah? Enggak kok"

"Mending kamu istirahat aja" usulku.

"Aku gapapa" elaknya. "Ayoo," ajaknya lalu menarik tanganku.




Tapi, baru selangkah tiba-tiba ia berhenti.




"Kenapa berhenti?" Tanyaku.

Ia menggeleng pelan lalu perlahan melepaskan tanganku dari genggamannya.

"Saejin-ah?" panggilnya tanpa menoleh ke arahku.

"Hm?"

"Aku pulang aja ya?" ucapnya tiba-tiba.

"Tapi, kenapa?"

"Aku.. aku baru inget ada janji sama yang lain" jawabnya.

"Oh, yaudah"





Ia berjalan pergi tanpa menoleh ke arahku. Aku tak mengerti apa yang terjadi padanya, sikapnya sangat aneh, dan mengapa ia pergi secara tiba-tiba?

Aku berjalan menutup pintu rumah dan duduk di sofa.

Aku melihat Yuki yang berjalan ke arahku sambil mengeong. Tapi tiba-tiba ia berhenti di dekat pintu dan mengendus lantai. Aku datang menghampirinya, dan betapa terkejutnya aku ketika melihat bercak darah di lantai.




Ini darah siapa?





Apa ini??




Darah Jisung?






Ah, tidak mungkin.






Tapi tidak ada orang lain di rumah ini selain aku dan Jisung tadi.






Aku segera berlari keluar rumah, berharap ia belum jauh dari sini. Aku sangat mengkhawatirkan keadaannya, semoga ia baik-baik saja.




Langkahku terhenti ketika melihat sosok Jisung dari kejauhan, ia sedang duduk di depan sebuah minimarket bersama seorang wanita(?)





Tunggu, siapa wanita itu?




Kenapa ia tidak pernah menceritakan wanita itu padaku?



Tender LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang