Tiga tahun berlalu, aku benar-benar mendapatkan hidup baru di negeri kincir angin ini. Aku juga banyak mendapat teman baru dan kurasa introvert ku juga sudah menghilang dengan sendirinya.
Mungkin aku berhasil untuk mengubah diriku tapi aku lupa dengan tujuanku ke tempat ini, yaitu melupakan Jisung.
Bukannya melupakan lelaki itu, aku malah merindukannya setiap hari. Aku sangat rindu dengan suaranya, wajah pucatnya, mata beningnya, tawanya, gombalannya, leluconnya yang tidak lucu, dan hal yang paling aku rindukan darinya adalah pelukan hangatnya.
Entah kenapa aku selalu merasa kedinginan di tempat ini, belum lagi bau peppermint yang selalu mengingatkanku padanya.
"Saejin? Are you okay?" suara Steve membuyarkan lamunanku.
"Um? Yes, I'm okay," gagapku.
"I want to tell you something."
"What is that?" tanyaku.
Ia menggenggam tanganku, "Will you be my girlfriend?"
Aku terkejut, "Pardon me?"
"Will you be my girlfriend?" ulangnya penuh penekanan.
Bagaimana ini? Aku belum siap untuk memulai yang baru. Melupakan Jisung saja aku belum sanggup, apalagi memulai hubungan baru bersamanya?
Sebenarnya aku ingin mencobanya, tapi apa ada cinta yang datang karena coba-coba?
Mungkin saat ini ragaku ada bersamanya, tapi pikiran dan hatiku masih bersama Jisung. Aku tak ingin menyakitinya suatu hari nanti.
"Hey?" ia melambaikan tangannya di depan wajahku.
"Hah? Ya? Oh, I'm sorry."
"So? Will you?" tanyanya.
Aku menghela nafas berat, "Sorry, I can't."
"But, why?"
Aku menunduk, "My heart is still left with him."
"Who?" tanyanya. "Your ex?"
"Ya," lirihku. "I'm sorry for hurt you."
Ia tersenyum, "It's okay. We can still be friend."
"Thanks."
...
Entah kenapa hari ini aku sangat merindukan semuanya. Mulai dari Jisung, kak Jaehyun sampai Yuki, kurasa ini yang dinamakan homesick.
Aku sudah memutuskannya, hari ini aku akan kembali ㅡmelepas semua kerinduan yang membunuhku selama tiga tahun ini.
Aku sengaja tidak memberitahu kak Jaehyun agar ini menjadi kejutan untuknya.
Setelah menempuh perjalanan panjang selama berjam-jam, akhirnya aku sampai di tempat yang selalu ada di dalam ingatanku yaitu rumahku.
Langkahku bergetar ketika mulai memasuki pekarangan rumah. Memori-memori indah mulai terputar di pikiranku ketika menginjak tempat ini, rasanya aku ingin sekali mengulang semua kenangan itu.
Aku berhenti tepat di depan pintu, lalu mengetuknya pelan. Tak butuh waktu lama, pintu terbuka dengan sosok yang sangat aku rindukan ㅡkak Jaehyun.
Tidak dapat ku pungkiri, aku sangat senang bisa melihatnya. Air mata kebahagiaan menetes begitu saja di pipiku.
Ia bergeming, tentu saja sangat terkejut melihat kedatanganku.
Ia semakin tinggi dan wajahnya semakin tampan, tapi ada yang berbeda darinya, pipinya terlihat lebih tirus dari tiga tahun yang lalu, sepertinya ia kehilangan banyak berat badan saat aku pergi.
Aku masih menatapnya tak percaya, hampir saja aku lupa kalau ia adalah kakakku karena saking tampannya.
"Ng.. hai," sapaku dengan suara bergetar.
Ia masih mematung di tempatnya.
Aku menghapus air mataku, "Kakak nggak inget aku?"
Ia memelukku alih-alih menjawab pertanyaanku.
"Kakak nggak percaya, kalo hari ini dateng juga," ucapnya senang.
Aku hanya terkekeh mendengar ucapannya.
Ia melepas pelukannya, "Kenapa nggak bilang mau pulang?"
"Kejutan!!" seruku. "Btw, kakak tambah ganteng aja."
Ia menatapku heran, "Pulang dari Belanda tiba-tiba bisa gombalin kakak ya?"
Aku tersenyum nakal, "Nggak diajak masuk nih?"
"Eh, iya. Silahkan masuk nyonya," guraunya.
Aku tertawa kecil lalu masuk ke dalam rumah yang sangat kurindukan. Tidak banyak berubah dari rumah ini, semuanya masih terlihat sama dan letak barang-barangnya pun masih sama.
"Gimana kak? Udah punya pacar?" godaku pada kak Jaehyun yang duduk di sampingku.
"E-eh? Ngapain pulang-pulang udah nanyain kakak pacar?"
"Ya, gapapa," ucapku. "Kakak kan ganteng, masak jomblo terus dari aku berangkat sampe udah pulang."
"Sorry ya, kakak udah punya pacar," ucapnya sombong.
"Siapa kak? Kenalin dong," pintaku.
"Ada deh pokoknya," ucapnya. "Kamu sendiri gimana? Udah dapet pacar bule?"
Aku terkekeh pelan, "Nggak lah kak, aku kan cinta produk lokal."
Kak Jaehyun tertawa mendengar ucapanku.
"Jisung gimana kak?" Tanyaku memberanikan diri.
Raut wajah kak Jaehyun tiba-tiba berubah, "Ngg.. kamu tanya sama Mark aja deh."
"Mark? Mark Lee?"
"Iyalah, Mark siapa lagi," ucapnya. "Nanti kakak kasi nomer telfonnya."
"Loh? Kakak punya nomernya Mark? Kok kalian bisa kenal?" tanyaku penasaran.
"Ya.. gitu.. ng.. ya kenalan lah," gagapnya.
"Oh," balasku tak ingin memperpanjang percakapan ini.
Aku harus menghubungi Mark, secepatnya.
-••-
Tbc...
Jangan lupa pencet bintang ya guys, thnkcuu💚
KAMU SEDANG MEMBACA
Tender Love
Fanfiction[COMPLETED] At some point, you have to realize that some people can stay in your heart but not in your life - Jung Saejin. Highest rank #4 in nct 301118 ©mahasantidevi, 2018 Start : 22 Mei 2018 End : 15 Juli 2018