Sosok nya

8 0 0
                                    

Ibuku seorang wanita tangguh, profesi nya seorang juru masak..beliau lah yang menjadi tulang punggung cadangan keluarga semenjak ayah ku sudah pensiun..
setiap hari tiada hari tanpa memasak, ibu membuka usaha kecil untuk membiayai sekolah anak anak nya agar bisa lebih sukses..waktu istirahat nya banyak tersita, mulai dari subuh sudah memasak, menjelang siang ibu pergi ketempat jualan nya, sore sesampai nya dirumah beliau melanjutkan memasak, malam nya mempersiapkan untuk belanja kebutuhan besok..dan beliau tidak ingin terlelap sebelum aku pulang pulang kerja, kata nya "gak enak masak sendirian kalo kamu belum pulang" sambil melepas senyum dengan muka lelah nya..aku tau apa yang di alami nya, wanita paruh baya yang tiada henti berkegiatan..kadang kita selesai masak bisa sampai tengah malam, sering kali sebelum pulang ku bertanya kepada ibu.."mah udah makan belum?" "Belum mama lupa tadi makan terakhir siang apa pagi ya..hehehehe" jawab manja nya
di waktu weekend saja masih harus berjuang untuk mencuci, menyetrika, bebersih rumah..
Aku tau mah dilihat dari raut wajah mu, engkau sangat kelelahan..bahkan tubuh mu semakin lama tak berdaging, terlihat urat urat mu yang menampakan dibalik kulit tubuh mu dengan sangat jelas..
Beliau sampai rela tidak makan demi anak anak nya kenyang, walau kadang dengan lauk seadanya, ibu tetap tersenyum..bagaimana aku tidak bangga dengan ibu ku, aku yang selalu di gendong nya dulu kesana kemari kesulitan kesulitan di saat itu yang masih aku simpan dalam kenang..
Aku ingin dendam, aku ingin benci dengan saudara kandung ku..mereka yang sudah menginjak dewasa tak pernah ada pemikiran bagaimana orang tua telah berjuang sampai sekarang, sedikit saja aku minta untuk mereka ada waktu untuk bersama, sedikit saja aku minta untuk membantu pekerjaan di rumah, sedikit saja untuk berlaku sopan..kalian sadar bagaimana selama ini orang tua kalian itu menyediakan apa apa untuk kebutuhan kalian?
Rasa nya aku ingin marah tapi entah untuk apa, fikiran ku telah banyak tersita untuk membayangkan kedua orang tua ku, bahkan aku malu untuk berkata lelah disaat mereka ada disisi ku mempertontonkan kekuatan nya..
Bahkan belakangan aku bingung dengan pertanyaan yang terselip di kala ada pembicaraan santai saat memasak.."jadi kapan kamu siap untuk ketemu orang tua nya qiyah, mama seneng deh bla bla bla" dengan angan angan nya seorang ibu tersenyum dan aku cuma bisa diam sambil ingin menteskan sesuatu dan menutupi dengan senyum..dan dengan nada kesal nya membuyarkan lamun ku "orang kalo ditanya itu dijawab, mulut di gunain untuk apa emang"
Mah aku cuma minta maaf sama mama, dan ingin memeluk mama agar mama tau..dan pekerjaan ku yang sebenar nya mama tidak perlu khawatir, terima kasih ya mah telah menjadi ibu yang melahirkan ku ke dunia..

Aku rindu ketika kita semua berkumpul di meja kecil untuk makan bersama, dua butir telur kecap dan sepiring nasi..kenikmatan nya terletak pada tiap suapan yang terkepal tangan mama dan papa, aku rindu masa remaja ku yang sudah hangus..

Sebuah ceritaWhere stories live. Discover now