mereka berlalu begitu saja melewatiku, dan tiba tiba nana kembali dan mengernyitkan dahi sembari berkata "Buruan ke mushola, sholat subuh" dan meninggalkanku
"i i i i... iya"
mengikuti nana berjalan menuju mushola dan memasuki mushola melalui pintu depan.
setelah sholat subuh berakhir nana mengatakan hal yang luar biasa, dia berkata "nih, kenalin temen aku"OH YAAA? aku sedikit lebih excited dari biasanya.
perkenalkan, nama saya "Jefien august julyan" bisa di panggil jeje atau jefien, asal jangan di pangil fifin"
"oh ya, perkenalkan nama saya dilla putri hartono"
" hai tono"
"hai" dan nana memotong pembicaraan kami dengan mengatakan..
"btw, dia ga suka di panggil tono, panggil dia dila aja"
dan gua menyambut perkataan nana dengan berkata "lah, dia aja ga protes, kenapa lu yang protes"
" na, hayu pulang. "
celetuk dila, dan gua berfikir dalam hati ...kenapa ni orang ngajakin nana pulang, pekabar gua dan nana segera menjawab dengan muka datarnya
"iya, tapi gua cuma nganterin lu pulang, setelah itu gua mau maraton sama jeje"
dan gua segera memotong pembicaraan mereka dengan mengatakan
"lah si ton,, eh dila ga ikut?"
"gaa, dia ga boleh sama mamanya maraton"
"oh begindang (begitu)" yaudah hayu aku temenin nganterin di pulang.
nana dan dila meninggalkan gua dengan raut muka flat.
sesampai di depan rumah dila, nana kembali mengajak dila, dan dila tetap dengan kata dan raut muka yang sama .. dia berkata "ga, kamu aja deh"
gua dan nana segera meninggalkan rumah dila, sembari melompat lompat kecil karena kegirangan. dan nana bertanya dengan muka kusutnya "lu kenapasih? gila!" tutur nana dengan nada sedikit lebih tinggi dari biasanya.
"apasih, orang lagi pengen lompat-lompat pake di komentarin segala, emang facebook pake komentar, komentar"
"apasih, mending lu diem deh, orang lagi kesel pake ngomel"
"eh, yang ngomel duluan siapa?"
"yaudah sih"
"yaudah"
diam beberapa menit, dan ketawa..
(jangan di tanya kenapa kami ketawa, kami memang tipe orang yang seperti itu..seakan akan masalah adalah hal yang tabu bagi kami) dan kami segera menuju ke suatu toko untuk membeli percon (bukan bakso).
setelah membeli percon, saya dan nana segera menuju ke komplek depan, dan melakukan pelemparan percon beberapa kali dan kembali ke rumah.
pukul 07.30 saya dan nana sampai di rumah dan segera mandi pagi dan bergegas untuk tidur, karena jika saya dan nana tidak tidur ketika sahur.. saya dan nana tidur pada jam-jam setelah pulang dari maraton.
saya tidur hingga pukul 12.30 dan melakukan sholat seperti hari-hari biasa. setelah hari pertemuan aku dan dia (dila) aku lebih sering keluar rumah hanya untuk bersepeda melewati depan rumahnya.
hari-hari berlalu dan menyatakan bahwa aku mencintai seseorang yang judes, yang pernah ku temui di tempat yang paling sakral.
beberapa detik, menit, jam, bulan, tahun. aku tetap menyukainya, dia tetap mejadi orang yang sama, yang pernah saya temui.
aku mneyukai segala yang ia sukai, aku menyukai cara pandangnya terhadap semual hal yang menjadikanku lebih baik.
setelah beberapa tahun berlalu aku mengikuti salah satu kegiatan di mushola, dan aku menyapa salah satu orang yang baru hadir di mushola tersebut, nampaknya ia terlambat dan sangat terburu-buru ketika memasuki mushola, saya menyapa dengan nada rendah.
setelah sampai di mushola saya berkata
hai, om
oh ya, hai.
gimana kabar om?
baik, kamu gimana?
saya baik om, gimana kabar dila?
wah dia baik-baik saja, kamu sekarang kuliah ya? atau udah kerja?
saya kerja om, kebetulan belum ada biaya. si dila gimana om? kuliah atau kerja?
dia kuliah.
oh, dimana om? jurusan apa?
dia jurusan HI. tapi dia sebentar lagi dapat penempatan kerja di Ausi.
oh gitu, baguslah om. masa depan nya cerah. hehe
iya, amin. kamu juga harus kerja keras, biar cerah juga.
amin, salam ya om. hehe
ya.
"percayalah.............
YOU ARE READING
Serenity
Short Storyaku adalah seseorang yang paham arti mencintai tetapi tak pernah merasa di cintai, aku adalah orang yang pernah berjuang tapi di tiadakan, aku adalah orang yang lupa bahwa aku pernah memperjuangkan dia yang aku cintai.