Waking Up

129 15 8
                                    

Di atas kasur dengan posisi nyaman, menggenggam smartphone dan mengumpulkan nyawa di dunia maya.

Line
Scroll.....
Tutup.

WhatsApp
Chatting.....
Tutup.

Wattpad
Scroll..chat..klik
Tutup.

Instagram
Lagi manjah..
Tetew..
Klik..
Scroll..
Eww.
Tutup.

Repeat ↑

Kerjaan dunia maya ngga ada yang faedah. Tapi tetep aja diladenin.
Lagi, buka line. Habis bales chat lanjut lihat official account receh, balik lagi ke home dan ngga sengaja lihat kolom permintaan teman. Ada 8 permintaan teman, salah satunya,

Sabrina C.

"Siapa ya?" Ungkapku sambil mengingat melihat ada permintaan baru. Menatap profil picturenya, seorang gadis dengan gestur manja bersandar pada seorang lelaki yang notabene adalah pacarnya, berselfie bersama dengan senyum bahagia.

Lagi, aku tersenyum getir.

Menekan tombol kembali berulang kali, lalu menutup smartphone tidak peduli dengan permintaan dari seseorang bernama Sabrina tadi.

Aku menatap ke langit-langit kamar.

"Sebahagiakah itu mereka yang sedang menjalin hubungan dengan seseorang?" Batinku.

Semenjak patah hati yang terakhir, aku tidak pernah berani menjalani sebuah komitmen dengan seseorang.
Belum, lebih tepatnya.

Padahal banyak orang di sekitarku yang melakukannya. Merasakan bagaimana membahagiakan orang lain.
Berani mengambil resiko dengan memilih orang tersebut untuk masuk ke dalam hidupnya.
Saling berbagi, bercengkrama, bertukar pikiran, mengenang masa lalu, menghadapi masa kini bahkan hingga merancang masa depan bersama.

Melalui hari dengan penuh cinta, namun tak jarang menangis sendu penuh pilu karena sedang bertengkar.

Aku belum berani melakukannya.

Seseorang datang, kemudian berlalu pergi. Aku tidak peduli.

Lagi. Datang kembali.
Kubiarkan dan ia menyerah untuk yang kesekian kali.

Dan begitu sampai yang kemarin. Sama saja.

Maaf..

Hingga sampai hari itu,
Rasa yang telah lama kunanti itu datang kembali.
Rasa yang berbeda,

Seperti seekor lebah yang telah lama berkelana dan tiba-tiba menemukan bunga kesukaannya.

Seperti anak kecil dengan mata berbinar menatap langsung permen yang hanya sering ia lihat di televisi.

Seperti itu pula rasa tertarikku ketika menemukanmu.
Sang penyair diantara tumpukan puisi yang ia buat. Sedangkan aku hanyalah putri yang menatapmu dari kejauhan dan menginginkanmu tanpa berani mendekat.

Namun karena kebiasaan buruk yang kupelihara. Aku melakukan kesalahan lagi.
Argh..

Hari itu,
Baru aku sadar telah melewatkan sesuatu.
Dari yang begitu dekat perlahan menjadi berjarak.
Kesempatan demi kesempatan,
Peluang itu satu persatu hilang,
Tergantikan perasaan hampa.

Selama ini aku diam,
Duduk manis layaknya putri kerajaan yang tengah menunggu keajaiban menjemputnya.

Bodoh!
Kenapa tidak mengejar kebahagiaan itu sendiri,
Mengapa harus mereka yang bahagia, sedangkan aku..
Melewatkan kebahagiaanku untuk bisa bersama orang yang kusayangi karena tak berani melangkah.

Bodoh.

Benar,
Putri yang telah lama tertidur di singgasananya, tanpa rasa bahagia harus bangun.
Bangkit dari kelam masa lalunya.

Kini, aku akan memperjuangkan apa yang ada. Apa yang bisa. Apa yang seharusnya kudapatkan.

I'm waking up now.

P.s
Nulis ini sambil ditemenin suara mercon, cekikikan sanak saudara, mamah yang teriak-teriak sama suara centong sendok yang beradu dengan piring. Intinya.. berisik!

Mana siangnya ada yang kirim gambar bakso satu panci besar ala ala catering lagi. Huft. Kirimin kek baksonya sini satu mangkok komplit pake cabe yang banyak, jangan lupa sayurnya juga hihi

Yaa pokoknya part ini mewakili ucapan selamat hari raya lebaran dari Nyata. Mohon maaf jika banyak salah, sering sepik, sering nyampah, dan lain sebagainya.

Semoga hari serta tahun yang baru ini bisa membuat kita menjadi pribadi yang baru dan lebih baik lagi :) -halah klise bgt.

Yaudah selamat kumpul sama keluarga, semoga dapet 'angpao' buat mahasiswi atau pelajar biar bisa bayar kos atau biar bisa beli kuota ye gak :v Buat yang mudik hati-hati di jalan.

Dan buat kamu, pst.. aku rindu :(

Haha. Bye.
Salam,
Nyata.

Mungkin bakal di revisi nanti. Lagi mudik. Ga bawa laptop. Padahal draft disana semua. Dan sengaja upload sebelum ketiduran karena udah kenyang makan masakan nenek. Ah bye.

Kompilasi Persepsi.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang