Matematika
IPA
B. Inggris
PKN
Ya, gadis cantik yang bernama Faira Denisa atau yang biasa dipanggil Aira ini sedang meneliti buku buku pelajarannya yang akan ia bawa. Setelah ia rasa semua sudah lengkap, ia pun segera keluar dari kamarnya dan berpamitan dengan bundanya.
"Bun, aku berangkat dulu ya!"
"Iya, kamu hati hati ya di jalan.."
"Siap bun... Oya, ayah mana bun? Udah berangkat ya?"
"Iya, ayah udah berangkat subuh tadi, katanya ada urusan yang harus diselesaikan!"
"Oooo... Gitu. Ya udah bun, aku berangkat yak. Assalammualaikum.."
"Waalaikumsalam.."
Setelah berpamitan dengan bundanya, Aira pun segera pergi ke halte bus yang berdekatan dengan rumahnya.
Tak butuh waktu yang lama untuk Aira menunggu bus, setelah 10 menit menunggu, bus yang ia nantikanpun datang. Dan seperti biasa, ia harus berdiri karena semua tempat duduk sudah full di tempati. Tapi itu tak masalah bagi Aira, karena memang sudah terbiasa seperti itu.
***
Butuh waktu 20 menit untuk sampai ke sekolahnya. Setelah membayar argonya, Aira pun segera turun dari bus dan langsung memasuki sekolahnya.
Di koridor sekolah, sudah banyak siswa dan siswa yang datang. Ada yang ngerumpi, ada yang menggoda goda para siswi yang berlalu lalang, ada yang sibuk melihat mading dengan serius, dan masih banyak lagi. Sepanjang perjalanan, tak sedikit yang memandanginya. Ada yang menatapnya dengan sinis, ada yang biasa saja dan ada pula yang tak peduli. Selalu saja seperti itu. Pikirnya.
Tetapi semua itu tidak terlalu diambil pusing olehnya. Dengan berusaha sesantai mungkin, ia tetap berjalan menuju kelasnya. Tetapi belum sampai kelasnya tiba tiba...
Brugh...
"Aduuuhh... Pantat gue!!!" Teriak lelaki yang bertabrakan dengan Aira barusan sambil mengusap - usap pantatnya itu.
"Eh? Hmm.. maaf kak, tadi aku nggak lihat kakak jalan dari arah sana. Sini aku bantuin.." Ucap Aira kepada lelaki itu sambil menjulurkan tangannya untuk membantunya berdiri.
"Gak usah! Gue bisa sendiri!"
"Oh yaudah kalau gitu, aku balik dulu kak!" Saat hendak membalikkan badannya, Aira kembali mendengar suara lelaki itu.
"Eh Bocah! Bukannya minta maaf atau apa kek, malah mau main cabut aja! Kagak tau sopan santun banget lo!" Ujar lelaki itu saat melihat Aira ingin pergi meninggalkannya.
"Lah? Bukannya tadi aku udah maaf ya? Masa kakak lupa sih. Masih muda udah pikunan ni orang" Jawab Aira sambil mengecilkan suaranya pada kalimat terakhirnya.
"APA LO BILANG? GUE PIKUNAN!"
"Udahlah, Dav! Gak usah diperpanjang lagi. Lo nggak malu apa diliatin sama yang lain karena cuma mempermasalahkan insiden kecil kayak gini?" Ujar salah satu kawan lelaki itu yang entah sejak kapan sudah berada di dekat insiden barusan.
"CUMA AL, LO BILANG! Nih ya gue kasih tau, dia tadi udah nabrak gue. Trus bukannya minta maaf tapi malah mau main cabut aja. Kurang as--"
"As apa? Asam jawa? Kakak itu emang perlu dibawa ke THT ya rupanya. Udah jelas - jelas tadi aku minta maaf, tapi nggak di respont. Eh sekarang malah di tuduh nggak punya sopan santun. Sebenar--"
"Udah udah! Dari pada ni masalah nggak kelar kelar, mending kita semua cepetan masuk ke kelas masing masing. 10 menit lagi bel bakalan bunyi!" Potong Aldi untuk meleraikan pertengkaran Aira dengan Dava
"Udah sana! Lo semua cabut ke kelas masing masing! Sana sana!"
Usir Danil kepada semua siswa maupun siswi yang menonton insiden barusan."Huuuuuu" Sorak semua anak saat mereka pergi meninggalkan tempat tersebut.
"Udah, lo mending cepetan pergi ke kelas lo. Bentar lagi KBM mau di mulai!" Ucap Aldi pada Ara.
"Eh tapikan--"
"Udahlah, Dav... nggak usah diperpanjang!"
Airapun menuruti apa yang dikatakan Aldi padanya. Saat ia ingin pegi dari tempat itu, Aira kembali membalikkan badannya mengarah ke Dava. Ia mengacungkan jempolnya ke atas dan kemudian memutarkan ke bawah tepat di depan wajah Dava. Melihat aksi Ara tersebut, Dava dan yang lainnyapun membulatkan matanya sampai - sampai mata itu ingin lepas sari tempatnya. Setelah puas dengan aksinya itu, Aira pun kembali melanjutkan langkahnya menuju kelasnya.
Tak butuh waktu yang lama, Aira telah sampai di kelasnya. Tetapi, lihatlah! Semua anak langsung menatapnya saat menyadari Aira memasuki kelas. Ara sadar mengapa mereka seperti itu. Saat itu pula, ingin rasanya Ara mengatakan "ngeFans lo pada sama gue?"
Tepat saat Aira telah duduk di tempatnya, Pak Hadi selaku guru Fisika merekapun telah sampai di kelas mereka dan langsung memulaikan kelas.
***
"Kok lo bisa sampai ceroboh gitu sih,Ai?"
"Iya, padahal sebelumnya lo nggak pernah kayak gini,deh? Lagi kepikiran sama apa lo waktu tadi jalan? Gajian? Hasil ulangan? Diskonan di kantin? Atau--"
"Nggak kok, gue lagi nggak mikirin apa apa!"
"Serius? Tap--"
"Udah deh,Far! Daripada lo terus ngepoin soal tadi pagi, mending habisin aja tu bakso lo, sebelum gue yang ngembat!" Ucap Aira malas.
Farahpun hanya bisa pasrah dan melanjutkan kegiatan makan memakannya dengan wajah kesal. Sementara Mila hanya bisa menggeleng gelengkan kepalanya melihat perdebatan kedua sahabatnya itu.
"Eh.. eh.. Ada Aldi CS. tuh!!!"
***
Haiiii!!!! Makasiiihh yang udah mau baca cerita pertama akiu... Garing? nggak jelas? Banyak typo? Maafkan sajalah ya😅 soalnya ini juga baru belajar😁 votmen dari kakak kakak sangat dibutuhkan.. Sekali lagi makaseehhh...😀😉
Ditempat Duduk
KAMU SEDANG MEMBACA
Teruntukmu
Teen FictionSakit. Hanya kata itu yang dapat Aira gunakan untuk menyatakan kondisi hatinya saat. Jika ada kata yang lebih menyakitkan lagi, itulah yang benar - benar di rasakannya. Mengetahui bahwa Aldi, kakak kelasnya yang telah menemani hari - harinya selama...