Hai Faira Denisa..." Sapa perempuan yang Aira rasa pasti kakak kelas."Hmm.. Hai juga kak..." Jawab Aira dengan nada yang sedikit kikuk. Hei! Wajarkan jika dia seperti itu. Secara dia di sapa oleh kakak kelasnya dan sama sekali belum pernah berkenalan sebelumnya. Jangankan beekenalan, berjabat tangan saja belum pernah. Ya.. Walaupun memang sebelumnya ia pernah melihatnya sekilas.
"Jadi bener, lo Faira yang biasa dipanggil Aira itu?"
"I--iya kak. Kok kakak bisa tau? Perasaan sebelumnya kita belum pernah kenalan deh!"
"Ya jelas gue tau, secara lo itu anak baru. Kan berita tentang lo udah menyebar keseluruh penjuru di sekolah ini!" Jelas sang kakak kelas itu.
"O--gitu ya. Hihi.." Jawab Aira dengan tersenyum kikuk sambik menggaruk tenguknya yang tak gatal itu.
"Gue boleh tanya nggak sama lo?"
"Hmm.. boleh kak. Emang mau tanya apa kak?"
"Sebelumnya apa lo ada hubungan sama Aldi? Atau Dava? Atau mungkin sama salah satu dari mereka?"
"Hah? Nggak kok kak. Aku baru kenal sama mereka."
"Oh, gitu. Bagus deh kalau gitu. Gue seneng dengarnya."
"Hmm.. sebelumnya aku mau minta maaf kak kalau aku lancang. Emang ada apa ya? Kok kakak tanya aku soal itu?"
Gadis itu mulai bingung. Ia tak tahu harus menjawab apa setelah Aira melontarkan pertanyaan itu. Tapi kebingungan itu tak berlangsng lama, karena gadis itu melihat kawannya yang melambaikan tangannya. Isyarat untuk mengajaknya pulang bersama. "Hmm.. sorry ya. Gue cabut dulu. Bye.."
Gadis itupun pergi +:-+ .Aira. Aira yang merasa bingung dengan sikap kakak kelasnya itu hanya bisa mengendikkan bahunya dan berlalu pergi menuju gerbang sekolah. Tak butuh waktu lama, sebuah angkot melintas, dan Aira pun langsung menaikinya.
***
"Kok nggak ada ya? Perasaan kemarin lusa masih ada deh! Ya kali buku segitu banyaknya langsung di serbu!"
Ya. Saat ini Aira berada di toko buku yang berada di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta. Saat jalan tadi, awalnya memang ia ingin langsung pulang. Tetapi tiba - tiba saja ia teringat dengan buku yang ia lihat kemarin lusa di toko buku ini. Jadi, disinilah ia berada.
"Mbak.." Panggil Aira kepada salah satu petugas karyawan yang dekat dengannya. Petugas itupun mendekatinya. "Iya mbak, ada yang bisa saya bantu?" Tanya petugas itu.
"Hmm.. kemarin lusa saya kan saya kesini, trus lihat buku ensiklopedia disini. Tapi kok sekarang udah nggak ada ya? Padahal kemarin saya lihat masih banyak kok!" Jelas Aira sambil menunjukkan rak buku yang terdapat buku yang dimaksud.
"Oh kalau begitu tunggu sebentar ya mbak. Saya carikan dulu stoknya.."
"Iya mbak. Makasih"
Akhirnya Aira pun menunggu petugas itu mencarikan buku yang ia maksud. Tak butuh waktu lama, petugas itupun kembali. Tapi, lihatlah! Di tangannya sama sekali tak membawa apa - apa! Lha, mana bukunya? Ya kali dah habis stoknya. Batin Aira.
"Mohon maaf mbak, stok buku ensiklopedia yang mbak maksud ternyata sudah habis. Kalau tidak salah kemarin sore sudah ada yang memborongnya mbak."
"Hah? Ada yang mborong? Ya kali mbak buku sebanyak itu langsung di borong! Lagian siapa sih yang mborong bukunya sampai sebanyak itu?"
"Anak pemilik mall ini mbak."
"HAH!!!" Reflek Aira berteriak setelah mendengar ucapan dari petugas itu dan tanpa sadar itu mengundang perhatian seluruh pengunjung di toko buku tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teruntukmu
Teen FictionSakit. Hanya kata itu yang dapat Aira gunakan untuk menyatakan kondisi hatinya saat. Jika ada kata yang lebih menyakitkan lagi, itulah yang benar - benar di rasakannya. Mengetahui bahwa Aldi, kakak kelasnya yang telah menemani hari - harinya selama...