Reeva Castillo adalah seorang wanita yang kuat. Ia pernah merasakan bagaimana Tuhan membentuk jati dirinya. Dia adalah anak broken home. Ayahnya meninggalkan dia pada saat dia masih kecil sehingga Ibunya yang mengambil alih sosok ayah dalam hidupnya. Ia hidup dengan hasil keringat ibunya yang rela kerja apa saja asalkan Reeva bisa makan dan sekolah dengan baik. Ibunya bermimpi untuk memiliki rumah sendiri, dan Tuhan mengabulkan doanya. Ibunya telah nikah lagi dengan suami yang lebih baik. Dan Reeva masih sendiri sampai saat ini diumurnya yang sudah 28 tahun tapi belum ada tanda – tanda dia ingin berlabuhkan hatinya kepada pria manapun.
Cantik?! Tidak diragukan lagi, percampuran darah Amerika latin – Korea dari ayahnya dan dipertemukan oleh ibunya yang Indonesia, menjadikan Reeva, wanita dengan paras kecantikan yang luar biasa. Tubuhnya berisi di tempat-tempat yang tepat untuk menarik perhatian para laki-laki.
Pintar?! Selama dia bersekolah, dia tidak pernah mencatat ranking di bawah ranking 1. Dan ketika dia kuliah sarjana bahkan master, ia pun mendapatkan suma cumlaude.
Reeva Castillo merupakan ciptaan Tuhan yang sempurna di mata semua orang. Tapi dibalik kesempurnaannya, ia menyimpan ketidaksempurnaannya dengan sangat rapi.
"Kenapa melamun Ree?"
"Hm? Tidak kok, Sel..." Jawab Reeva sambil memijat telapak tangannya, menghindari tatapan sahabatnya Selena yang telah menjadi sahabatnya Reeva sejak dia masih kecil.
"Aku perhatikan nih kok kamu suka melamun ya akhir- akhir ini. Ada apa Ree? "
"Tidak ada apa-apa kok Sel.. Aku ke kamar kecil dulu, kebelet nih" Selena hanya mengangguk pada Reeva. Selena tahu sifat Reeva yang sangat tertutup. Dia tak pernah bercerita tentang apa yang ada dalam pikirannya bahkan kepada Selena yang merupakan sahabatnya sendiri.
Selena mengalihkan pikirannya dari Reeva kepada handphone-nya yang sedang berdering,
"Hallo sayang?" wajah Selena langsung berseri-seri ketika mendengar suara laki-laki yang sangat ia cintai. "Iya lagi makan siang nih dengan Reeva... Tadi keluar sebentar menemani Reeva membeli baju.. ada acara di kantornya nanti sabtu.. Iya iya, Byee sayang." Masih dengan senyuman di wajahnya, Selena melihat Reeva yang berjalan kembali ke meja mereka.
"Ditelpon ya sama Justin?" tanya Reeva ketika ia sampai di meja mereka.
"Ah.. kamu Ree, selalu tahu saja..hihihi" Reeva terkekeh melihat tingkah laku sahabatnya itu. Selena dengan Justin sudah menikah 3 tahun yang lalu tapi kelakuan mereka itu seperti pasangan baru menikah. Bukan cuma Selena tapi begitu juga dengan Justin yang tidak pernah lupa untuk memberi kabar dimanapun dia kepada Selena. Kehangatan cinta mereka memang membuat semua orang merasakannya, bahkan Reeva sendiri yang masih betah sendiri saja.
"Ya elah, aku mah sudah hafal Sel..Siapa lagi yang dapat membuat wajahmu itu merona kayak tadi kalau bukan suami mu sendiri. Ckckck.. Aku heran, ada ya orang seperti kalian berdua itu? Tidak bosan Sel?" tanya Reeva serius ke Selena yang malah senyumannya semakin lebar.
"Bosan sih ada Ree.. tapi itu tergantung diri kita sendiri gimana mengatasi rasa kebosanan itu." Jelas Selena kepada Reeva sambil menghirup kopinya, "contohnya kalau kamu suka melakukan sesuatu,pasti kamu akan bosan juga kan kalau melakukan itu terus menerus, tapi kamu tahu cara mengatasi rasa bosan itu karena kecintaanmu pada hal itu kan?! " Reeva tampak mengerti dengan anggukan kepalanya sambil menyeduh tehnya. "Makanya Ree, sudah kubilang kamu itu..."
"Jangan terlalu pemilih..."potong Reeva sambil menyunggingkan senyuman kepada Selena, "Aku tahu.. Iya aku memang pemilih Sel.. Karena aku tidak mau seperti Ibu. Susah Sel..." Selena menarik napas dalam sebelum mengatakan ini, "Aku tahu Ree.. tapi semua orang itu tidak sama.. Kenapa tidak memberikan kesempatan bagi dirimu sendiri untuk memilih Ree? Bukan Cuma kita yang tahu diri kita sendiri Ree, tapi Tuhan juga tahu. Dan aku tahu Tuhan sangat menyayangimu Ree.."
Reeva tersenyum hangat sambil meneguk tehnya. Ia tahu Tuhan menyayanginya. Dan dia tahu bahwa hatinya hanya untuk siapa. Siapa yang pernah Tuhan berikan untuknya tapi dia malah menolaknya.
YOU ARE READING
River Flows
RomanceKetika tangis terganti dengan tawa, maka cinta timbul dengan tiba-tiba..