Epilog

5.2K 432 53
                                    

Kindly play ; Tomorrow- bts

Suara riuh di luar kafe sana sama sekali gak buat Hera buyarin lamunannya.
Setia sama laptop dipangkuannya, bibir hera bergerak perlahan ngikutin syair dari sebuah lagu favoritnya 4 tahun terakhir ini. Lagu dalam cd yang yoongi buat sendiri.

Matanya bergerak antara layar putih kosong laptopnya sama lalu lalang para manusia di kamis gerimis ini

"Hera!"

Lamunan hera buyar sama satu suara di pintu masuk cafe nya baekhyun. Iya, baekhyun owner cafe yang tiap minggu hera datangi ini.

"Ahra!"

Ahra lari kecil ke arah hera, dan selanjutnya mereka pelukan

"Kangen banget udah 4 tahun woi!"
Teriak ahra kenceng, beruntung suasana kafe sepi

Iya, dia Ahra.
Sesaat setelah yoongi pergi, ahra sengaja datang ke rumah hera sambil bawa spanduk permintaan maaf.

Hera yang nginget masa masa dulu jadi ketawa sendiri. Ketawa karena sikap remaja nya dulu yang masih labil, masih kekanakan, masih banyak berantem, dan masih banyak lagi.

"Gimana kerjaan lo?" Tanya ahra yang sekarang udah duduk dan nyeruput amerikano punya hera

"Yaa masih menangani masalah hidup orang lain aja,"

Hera jadi konselor, atas keinginan dirinya sendiri. Menurutnya, berbagi masalah dan nyelesain bareng bareng itu seru, dan ya itu alasan hera pilih profesi ini.

"Klo lo gimana?"
Hera tanya balik

"Gw sih masih nulis naskah buat drama. Ya walaupun yang bulan ini udah 3x ditolak"

"Haha, yang sabar aja"
Hera ketawa liat ahra sama muka sebelnya

"Eh btw si ceye gmn? Masih suka chattan?"
Tanya hera sambil nyenggol ahra, sedangkan ahra malah senyum senyum gajelas

"Masih kok, bedanya sekarang chattannya ga perlu roaming lagi "

"Hah? Ga roaming gmn? Ceye udh balik ?"
Hera sama sekali gak pernah denger kabar ini

"Astaga, lo gatau?"
Sekarang malah ahra yang kaget

Tunggu, kalo ceye udh balik, berarti yoongi juga udah kan?

"Oh gw baru tau"
Jawab hera sambil garuk tengkuknya

Pikirannya sekarang masih tertuju sama satu nama, nama yang sering muncul di mimpi hera ataupun lamunan hera, satu nama yang selalu hera rindukan.

Yoongi.

"Astaga hera, gw harus ngasihin naskah yang satu ini, gw tinggal ya, sore gw telpon okay"
Ahra berdiri rusuh

"Iya iya yaudah sana"
Hera senyum liat ahra yang sama sekali gak berubah, selalu rusuh dalam situasi apapun.

Detik selanjutnya suasana jadi sepi lagi, Hera keluarin handphonenya dan buka ruang chat yang aktif 2 tahun yang lalu. Selama 2 tahun itu pula hera selalu ngecek kalau ruang chat ini bakal hidup lagi.

Tapi sayangnya, bahkan dalam 2 tahun terakhir, hera gak pernah dapet pesan lagi dari yoongi. Semuanya putus dari 2 tahun yang lalu.

Dan setelah dapet kabar dari Ahra soal kepulangan mereka, Hera malah takut. Takut yoongi ga dateng ke hera lagi, takut yoongi berubah, dan masih banyak takut takut yang lainnya.

Hera tutup laptopnya dan seruput tetes terakhir dari hot amerikanonya.

Hera berdiri dan gak lupa bawa jas putih yang sebelumnya dia taro di kursi samping.

Satu notif handphonenya buat hera berdiri dan ninggalin kafe itu ke rumah sakit tempat prakteknya.
-
-
-
-
"dr. Hera, klien anda sudah menunggu di ruang konsul 3"

Hera ngangguk dan lewati perawat tadi menuju lift ujung yang kosong

Hera pakai jasnya, dan galupa iket rambut panjangnya asal.

Kaki hera terus melangkah menuju ruang di ujung lantai 7 ini, pintu dibuka dan yang selanjutnya hera lihat bagai mimpi di siang bolongnya.

"Halo, saya pasien dengan gangguan jiwa kerinduan yang mendalam, senang bertemu dengan anda dr Hera, saya Min Yoongi."

Hera membeku, dan yoongi cairin senyumnya.

Dia kembali.

Finish/40318

JUTEK ; myg [finish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang