Part 3

42 24 3
                                    

Aku telah kehilangan kesempatan emasku hanya karena sesak nafas. Apakah aku sudah tidak bisa mendapat kesempatan lagi untuk melihat wajahnya sedikit saja?
Sepertinya tidak, aku yakin aku tidak bisa mendapat kesempatan emasku lagi dengan semudah itu. Ah aku sungguh menyesal!
Selain itu, dimana aku sekarang. Kenapa aku masih merasakan tiupan angin yang kencang dan juga bau-bau lautan. Aku juga mendengar derusan ombak.

Apa aku sedang berada di bluesea? Lalu pria itu..
Saat itu aku sedang bersama dengannya tapi aku tiba-tiba sesak nafas dan tubuhku langsung terjatuh di hadapannya. Apa jangan-jangan dia meninggalkanku sendirian di lautan ini. Tapi itu tidak mungkin, dari penampilannya saja dia bukan orang yang seperti itu.
Kalau begitu, aku harus memastikannya sendiri dengan sepasang mataku ini.
Perlahan-lahan kedua mataku terbuka lebar-lebar.
Sebuah langit biru gelap dengan hiasan bintang-bintang kecil di sekeliling bulan purnama, indahnya! Ternyata benar aku berada di bluesea. Sudah lama aku tidak memandang langit seindah ini.

Tapi kenapa di sisi kananku tidak merasakan hembusan angin, sepertinya ada seseorang yang berada di dekatku. Apa dia pria yang tadi ku selamatkan?
Aku menoleh ke samping kanan, seseorang duduk, menekukkan sebelah kaki kanannya dan meluruskan kaki kirinya, lalu meletakkan kedua tangannya ke belakang sebagai sanggahan tubuhnya. Pakaiannya.. aku pernah melihat pakaian itu sebelumnya, ah! Bukankah pakaian itu yang di kenakan pria tadi yang ku selamatkan, pakaiannya sama persis yang dikenakannya. Jangan-jangan seseorang yang duduk di sebelahku ini si pria itu!

Love in BlueseaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang