Chapter 1 Umertiel

72 25 25
                                    

Kembali ke masa lalu, Tahun 915.

Axel kota para penempa, terletak di sisi paling barat kekuasan Ortophus dan berbatasan langsung dengan wilayah timur Lumios-Negeri dengan julukan dinding tembaga.

Saat itu sedang terjadi perang besar di tanah Nier, gunung-gunung dari tumpukan mayat menjulang tinggi, sungai-sungai dari aliran darah terbentuk di tempat itu, ada puluhan, ratusan, bahkan ribuan gagak yang berputar di angkasa, menunggu dan bersiap-siap untuk menyantap apa saja yang ada di bawahnya.

Peperangan ini adalah yang terburuk di tanah Nier, sebuah pertempuran yang maha dahsyat yang nantinya dalam sejarah akan dikenal sebagai perang Umertiel atau dalam bahasa setempat yang berarti perang agung.

Sebuah gejolak besar yang akan menetukan dynasty mana yang pantas untuk berdiri di puncak.

Ortophus, Lumios dan Rea. Ketiga Kerajan besar inilah yang mulanya memicu perang di tanah Nier, dan salah satu dari ketiga Kerajan ini pulalah yang nantinya akan berdiri di puncak, sebagai pemimpin Era baru setelah berakhirnya perang Umertiel.

----------

Sudah 3-tahun berlalu sejak awal terjadinya perang besar di tanah Nier, sudah banyak korban yang berjatuhan, banyak wanita yang menjadi janda, anak-anak yang menjadi yatim dan para ibu yang kehilangan putranya.

Namun perang tak kunjung usai, bahkan semakin bertambah buruk sejak takluknya Kerajaan Rea di tangan Lumios.

----------

Lumios, Kerajaan yang sangat besar, tapi sayang, penguasanya begitu kejam, seorang pemimpin yang arogan, iblis dalam wujud manusia, dan petarung yang haus darah. Hazard namanya.

Seorang pembunuh berdarah dingin, setelah meraih kemenangan atas kerajaan Rea, Hazard yang arogan masih belum puas, di penggal dan di pamerkannya kepala sang Penguasa Rea di hadapan seluruh pengikutnya, tak berhenti sampai di situ, kepala Raja Ord-Penguasa Rea, disula di tengah alun-alun markasnya.

Hingga membuat sekerumunan lalat kecil berdatangan menggerogoti kepala yang tergantung bersimpah darah tersebut.

Hazard tak perduli dengan bau darah yang begitu menyengat di hidungnya, Ia tak perduli dengan gerombolan lalat yang berterbangan di hadapannya, yang ia tau, ini adalah kemenangan besar baginya, wajah Hazard terlihat sangat puas, Ia sangat senang, kemudian Hazard tertawa terbahak-bahak di hadapan seluruh pengikutnya, ia berkata.

"Wahai para pengikutku, bagaimana menurut kalian? Tidakkah ini menyenangkan?"

Para pengikutnya hanya terdiam membisu tanpa sepatah kata, tak ada satupun yang berani menjawab, karna jika ada yang bersuara, maka itu adalah akhir bagi orang tersebut.

----------

Hazard menatap para pengikutnya yang berada di barisan sebelah kanan, ia kibaskan tangan kanannya ke arah prajurit yang sedari tadi telah berkumpul di tengah alun-alun.

"Demi kejayaan Lumios"

Para pengikutnya yang berada di sisi kanan membungguk.

"Maka di berkatilah Sang Raja"

Lalu Hazard kembali melakukan hal yang sama, namun kali ini di arah sebaliknya.

"Demi kemakmuran Rakyatnya"

Para pengikutnya yang berada di sisi kiri pun melakukan hal yang sama.

"Maka di berkatilah Sang Raja"

Setelah itu dengan semangat yang begitu membara, kedua tangan Hazard yang sedang mengepal ia Tarik ke arah dada dan di kibaskan kemasing-masing sisi.

"Baiklah Para pengikutku, mari kita menangkan pertempuran ini"

Para pengikutnya bangkit, serentak menjawab dan mengacung-ngacugkan pedang mereka.

"Lumios... Lumios... Lumios..."

Hazard tanpa menoleh dengan kasar meninggalkan tempatnya berdiri lalu pergi ke suatu tempat.

----------

Di sisi lain, Markas pasukan Ortophus, Pusat Kota La del Via atau lebih dikenal dengan sebutan Surganya kaum Ilir-para pemuja sekte Eris. Kota ini sendiri merupakan wilayah kekuasaan Kerajaan Ortophus dan berada tak jauh dari Axel-Kota para penempa yang menjadi perbatasan antara Kerajaan Ortophus dan Lumios.

Saat itu Lur muda yang baru berusia 23-tahun, sedang berlatih pedang melawan ayahnya Gard-yang tak lain adalah Penguasa dari kerajaan Ortophus pada masa itu.

Kemampuan berpedang Lur muda sangat hebat, dan ia sangat berbakat, bahkan ia mampu bertahan dari serangan ayahnya, Sang Raja yang sekarang berkuasa.

----------

Lur, Putra tunggal dari Raja Gard dan Ratu Ilene, sangat dekat dengan ayahnya.

Sejak kecil, ia telah diajarkan ayahnya-Gard, untuk selalu mengutamakan kepentingan orang lain di atas keinginan pribadi, hingga membentuk kepribadian Lur muda menjadi sangat bijaksana dan begitu di cintai rakyatnya.

Gard adalah sosok Raja dan ayah yang sangat di hormati Lur, Gard sendiri adalah generasi ke-17 dari Dynasty Ortophus, menjabat sebagai Raja pada usia muda yakni 28-tahun, setelah ayahnya Eres-yang merupakan Raja sebelumnya meninggal dunia akibat penyakit yang tidak di ketahui.

----------

Selama 22-tahun masa kepemimpinan Gard, tidak pernah ada sedikitpun masalah yang melanda Kerajaan, sampai hari itu tiba.

Saat itu sedang berlangsung pertemuan raja-raja dari tiga kerajaan adidaya.

dynasty Lumios dari barat, yang di pimpin oleh Raja Hazard, bersitegang dengan dynasty Rea dari timur yang di pimpin oleh Raja Ord.

Ortophus, kerajaan yang mulanya ditunjuk sebagai penengah, dituduh oleh kedua belah pihak sebagai dalang yang memicu perselisihan, hingga berimbas pada terlibatnya Kerajaan Ortopus dengan perang yang sekarang terjadi.

Namun penduduk Ortophus yang benar-benar mengenal seperti apa Rajanya tidak memperdulikan tuduhan itu dan lebih memilih untuk percaya dengan sungguh pada ucapan Gard.

Bahwa Kerajaan yang sangat mereka cintai ini hanya terkena imbas dari permasalahan yang sedang terjadi dan tidak ada sedikitpun niat dari Gard-Raja yang sekarang berkuasa, untuk menjadi dalang pememicu perang.

----------

Karena hal ini pulalah Lur muda tanpa berpikir panjang memutuskan untuk ikut bertarung disisi sang Raja.

Sebagai pedang, sebagai tameng dan yang lebih penting, sebagai api semangat bagi ayahnya.

----------

To Be Continue...

Ortophus [New]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang