√Six | Niall and His Pain

10.4K 1K 23
                                    

"Dasar anak Sial! Bisa enggak sih, sehari aja kamu itu enggak memunculkan wajah sialan kamu di hadapan kami, hah?!" pekik seorang wanita yang tak lain adalah Naya.

Niall menunduk. Meremas jemarinya takut.

Plakk!!

Sebuah tamparan mendarat mulus di pipi kanan Niall tanpa tau apa kesalahannya.

"Masih untung kamu saya izinkan tinggal di sini. Malah ngelunjak!" katanya lagi.

Sebuah tamparan, kembali ia dapatkan.

"Kalau saya bicara, jangan coba-coba mengejek dengan menangis seperti itu! Sampai kamu menangis darah pun, saya tidak akan peduli!"

Lagi-lagi, tamparan itu dilayangkan. Tangannya begitu ringan melayang, menuju kulit pipi anak tak berdosa, yang tak tau apa kesalahannya.

Niall merasakan pipinya memanas. Perih dan pedas akibat tamparan itu. Namun ia hanya diam. Lidahnya seakan kelu dan tak bisa berbicara lagi.

CTARRR!!!

"Arrhhh!!" Niall merasakan sensasi pedas luar biasa saat sebuah cambuk memecut tubuhnya.

"Ini hadiah yang kamu minta kan?" itu suara Nakka. Kali ini, Nakka sudah turun tangan. Niall pasrah.

Bunyi cambuk yang beradu dengan kulit, kembali terdengar. Membuat Niall terisak menahan sakit. Ia tak bisa melakukan apa pun. Ia tak bisa melawan, kecuali diam.

"Mau lagi? Hadiah ulang tahunnya kurang?" tanya Nakka. Sorot matanya tajam, tepat menusuk ke arah Niall, yang menunduk penuh takut.

"Aㅡampun, Pa ..." Niall meminta pengampunan dari amukan papanya. Namun sama sekali tak dihiraukan.

Cambukan kembali terdengar.

"Sekali lagi, kamu muncul di hadapan saya, saya pastikan, belati akan menancap jantungmu!" ancam Nakka.

"Aㅡampun, Pa."

Niall berucap istighfar berkali-kali. Mimpi buruk baru saja ia alami.

Tuhan. Bahkan dalam mimpi pun, apa Niall gak pantas bahagia? Batinnya. Hatinya jelas merasa sakit teramat sangat. Ia terluka. Tak hanya dari fisik, namun juga batinnya.

Niall memilih membawa tubuhnya ke kamar mandi yang memang terletak di dalam kamarnya yang kecil. Lebih baik ia berwudhu untuk melaksanakan solat hajat. Solat untuk meminta sesuatu.

Niall memilih bersujud dengan penuh kesedihan dan kekhusyukan yang bersatu padu. Menjadikan sajadah yang ia bentang sebagai penghangat.
Menjadikan tasbih sebagai penenang, dan Al Qur'an sebagai penerang hati. Penenang jiwa dan raga, serta obat bagi yang melafalkan, menghafalnya dan mengamalkannya. Dalam do'a, Niall hanya meminta. Penuh harap dan pengharapan. Lewat tetes demi tetes air mata. Mengiringi setiap kata berupa do'a yang ia pajatkan kepada sang Maha Kuasa.

Allah ... Izinkan Niall dianggap ada walau sedetik saja. Izinkan Niall melihat Mama, Papa, Nathan dan Nichol tersenyum untuk Niall, walaupun untuk yang pertama dan terakhir kalinya.

Apakah Niall berdosa, karena telah terlahir di dunia ini, ya Allah? Apa alasan Mama, Papa dan kedua saudara Niall membenci Niall? Apa karena wajah Niall yang sama sekali tak mirip dengan Nathan dan Nichol?
Atau karena Niall nakal? Niall bodoh? Niall jelek?

Niall sudah berusaha melakukan yang terbaik yang Niall bisa. Tapi apa? Apa yang Niall dapat? Apa Niall terlalu munafik karena selalu meminta kepadaMu?

Ya Allah ... izinkan Niall merasakan hangatnya pelukan Mama, Papa dan kedua saudara Niall.

Kalaupun itu tak mungkin, dan tak akan mungkin, izinkan Niall mengetahui alasan mengapa Niall sampai dibenci seperti ini. Apakah Niall berdosa, karena telah terlahir di dunia?

✔Lihat Aku Sekali SajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang