KEMBALI SALSHA YANG CERITA YA GENKZZ!!
"Apa?" aku tak bisa percaya dengan semua yang diucapkan oleh Kak Ali. Mengapa ia tega melakukannya? Aku tak dapat menyangka bahwa Kak Ali sejahat itu. "Kenapa?" satu kata yang aku katakan dengan perlahan, tapi mengartikan banyak pertanyaan di otakku. Kak Ali hanya diam menatapku. Tatapan itu, tatapan dengan penuh penyesalan. Tapi aku tidak dapat menyangka, betapa jahatnya Kak Ali, dan aku tidak dapat memaafkannya. "Jangan menatapku seperti itu!!" bentakku padanya. Aku tak dapat memaafkan kesalahan Kak Ali, ini sangatlah keteraluan.
Aku memukul Kak Ali dengan sekuat tenagaku. Aku melampiaskan semua amarahku kepadanya. Aku tak kuasa menahan semua air mataku, hingga secara perlahan air mataku jatuh. "Kau bodoh! Kau jahat! Kau kejam! Kau tak punya hati! Kau bukan Kak Ali yang aku kenal selama ini" betakku seraya memukul tubuhnya dengan semua tenaga yang masih aku miliki. "Kenapa?" lagi, sekali lagi hanya kata itu yang keluar dari bibirku. "Kenapa kau begitu jahat Kak? Kenapa kau tega melakukannya? Kenapa kau begitu kejam? Kenapa? Kenapa?!!!" semuanya aku ungkapkan. Semua pertanyaan yang muncul di pikiranku aku keluarkan. "Kenapa kak? Kenapa kau melakukannya?" isak tangisku semakin menjadi. Aku tak kuat menahannya. Tiba-tibsa saja aku merasakan seseorang memeluk dari belakang, dan aku dapat meyakini bahwa itu adalah Iqbaal. "Salsha, tenangkan dirimu, ingat kesehatanmu, ingat kesehatan anak kita" suara itu terdengar sangat lembut di telingaku. Iqbaal mengucapkannya dengan perlahan seraya mengelus perutku yang membesar ini. Entah kekuatan apa yang dimiliki Iqbaal, tapi yang pasti aku mulai merasa sedikit tenang dari sebelumnya.
"Kenapa kau tega melakukannya? Apa kau tidak pernah memikirkan perasaannya? Apakah kau tidak pernah memikirkan jika hal itu yang terjadi padaku? Bagaimana jika hal yang sama terjadi padaku? Apa kau akan meninggalkan diriku seperti kau meninggalkan Chelsea? Apa kau akan mencoba kabur seperti yang kau lakukan pada Chelsea juga?" semuanya aku tanyakan semuanya. Semua yang terlintas dipikiranku aku ungkapkan. "Kak! Aku seorang wanita, aku tahu bagaimana perasaannya pada saat itu, aku dapat merasakannya. Aku tahu itu sangat sakit Kak! Apa yang akan kau lakukan jika Iqbaal melakukan hal yang sama padaku? Apakah kau akan meninggalkan aku juga?" entah keberanian darimana aku mengatakan hal itu.
"CUKUP SALSHA!!" tiba-tiba saja Iqbaal membentakku. "Iqbaal!!" teriak Kak Aldi ketika mendengar Iqbaal membentakku. Aku hanya diam mendengar Iqbaal membentakku. Aku pun membalikkan tubuh menghadap Iqbaal, aku menatapnya tak percaya. Ini untuk pertama kalinya Iqbaal membentakku, ia tak pernah melakukannya sebelumnya. "Untuk apa kau menanyakan hal itu? Aku tidak akan meninggalkanmu, apapun yang terjadi aku tidak akan meninggalkanmu. Tenangkanlah dirimu" jelas Iqbaal padaku. Aku hanya diam menatap Iqbaal. "Kau sama saja seperti Kak Ali, kau sama saja jahatnya seperti Kak Ali" dengan perlahan aku menjawab ucapannya. Iqbaal menatapku tak percaya dengan semua perkataanku. "Benar bukan? Kau juga meninggalkanku, tapi kau tak pernah menyadarinya" tahanku, aku ingin melihat ekspresi Iqbaal ketika mendengarkan ucapanku.
Tapi apa yang aku lihat? Dia terlihat tidak mengerti maksud dari perkataanku. "Kau tidak pernah menceritakan padaku bahwa kau membelikan Chelsea rumah, mobil, dan memberikan dia fasilitas, bahkan fasilitas yang kau berikan padanya melebihi fasilitas yang kau berikan kepadaku" ujarku pada Iqbaal yang kini hanya bisa diam.
"Semenjak kau mengenal Chelsea, kau rela pulang tengah malam bahkan tidak pulang demi dirinya, dibandingkan diriku yang sudah menjadi istri sahmu dan kini aku sedang mengandung anakmu!! Kini kau lebih mencurahkan seluruh perhatinmu kepada dirinya, bukan padaku!! Kau lebih memilih dirinya!! Aku seorang istri yang tengah hamil, yang lebih membutuhkan perhatianmu, rela kau tinggalkan aku, istrimu, demi wanita itu!! Dimana tanggung jawabmu sebagai seorang pria? Seorang suami? Bahkan seorang ayah? Kau bukan Iqbaal yang dahulu aku kenal!! Kau berubah!!" aku teriakan semuanya, semua yang perlahan mulai menghilang dari kehidupanku. Iqbaal menatapku seolah tak percaya dengan apa yang aku katakan.
"Cemburu? Tentu saja aku cemburu!! Aku istrimu, bodoh!!" teriakku tepat di depan wajah Iqbaal. Aku mengatakan yang sejujurnya, aku mengatakan semua yang aku rasakan. Aku mendorong tubuh Iqbaal dengan semua kekuatan yang tersisa di tubuhku. Aku pergi berjalan meninggalkan mereka semua, aku berjalan menuju kamarku.
"Untuk kali ini sangatkecewa pada kalian semua. Aku benci kalian semua" ujarku sambil membelakangimereka. "Silahkan temui wanita kesayangan kalian berdua, wanita jalang itu,wanita yang dapat memberikan kepuasan tersendiri untuk kalian. Dan untuk KakKarel dan Kak Aldi, terimakasih sudah membantu banyak dan maaf, karena kalianharus ikut terlibat dan melihat pertengkaran keluarga kami." ucapku pada merekasemua, lalu aku pergi berjalan menaiki anak tangga secara perlahan menujukamarku.
Kini, aku hanya duduk diam menatap ke depan. Sungguh sulit untuk mempercayai semuanya, bahwa Kak Ali telah melakukan hal yang tidak terpuji itu. Ia melakukannya dan pergi lari begitu saja tanpa mempertanggung jawabkan perbuatannya. Kembali. Kembali aku teringat kejadian itu.
Bagi yang mau mendapatakan info update wattpad, nanya-nanya, berbagi saran atau apapun itu, bisa add line mimin gabut di bio hehe (pengen banget kayanya)

KAMU SEDANG MEMBACA
SURVIVE
General Fiction"Hidup ini tidak adil! Jadi biasakanlah dirimu!!" -Patrick Star (Spongebob Squarepants) TIDAK! HIDUP INI SANGAT ADIL! Apa yang kau tabur, itulah yang engkau tuai di kemudian hari. Tapi, aku tidak melakukan kesalahan apapun? Mengapa aku harus mengala...