Aku suka memandang Dion melalui koridor kelas ku, Dion berada di satu lantai dibawah ku. Aku suka menatap Dion, aku dapat memandangnya melalui atas dan menatap jendela kelasnya.
Dion selalu menjawab dengan senyum.Pada saat bell istirahat, Dion tiba tiba berada di depan kelas ku.
Apakah kau tau bagaimana perasaan ku? Rasanya aku ingin pingsan! Aku dan Melly bergegas keluar kelas karena kami harus membeli kertas folio untuk mata pelajaran selanjutnya.
Saat aku berada dekat pintu kelas, Dion menggenggam tangan ku. Lalu ia berkata
"Meiva?"Hei lihat, pujaan hatiku menyebut nama ku.
Dengan senyum aku membalas "Ya? Ada apa?". Aku berusaha untuk biasa aja seakan aku tidak memiliki perasaan lebih kepada lelaki yang sedang menggenggam tangan ku.
"Apa boleh aku meminta nomor telepon mu?", "Ha? untuk apa?" jawab ku dengan tangan mulai berkeringat dan wajahku mulai memucat. "Aku hanya ingin dekat denganmu, Meiva" jawab Dion dengan senyum tipisnya.Hah! aku kesal, mengapa aku tambah jatuh cinta hanya karena sebuah senyum tipis milik Dion.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Satu tersisa
JugendliteraturBodoh, aku sudah memberikan segala yang aku punya demi seorang lelaki yang belum sah dengan diri ku. Apa kalian tau bagaimana rasanya mencintai seseorang yang sudah merebut segalanya tetapi kita harus bertahan dengan sikap buruk nya?