Pertemuan Kita

2 1 1
                                    

Hmm, sekolah hari ini cukup baik. Yah walau bu Ji Yang memberi tugas banyak😑 nggak papa deh, toh dikumpulinnya masih minggu depan. Aku laper, tapi kantin bakalan rame banget terutama di istirahat pertama gini. Aku memilih makan bekal aja deh, jatah makanku diambil pas istirahat ke dua aja. Terpaksa, kedua sahabatku Ga Young dan Soo San meninggalkanku yang bersikuku untuk tidak pergi ke kantin. Jadi setelah berpisah dengan keduanya, aku segera menuju taman kecil dibelakang yang baru-baru ini ku temui.

Hiks, Hiks. Eh? Ada yang nangis, siapa sih? Kepo aku mendekat ke asal suara, dan menemukan cowo kurus sedang duduk menutupi wajahnya dengan lutut. Aduh, kenapa nih? . Aku memberanikan diri duduk, dan bertanya "Kamu nangis gara-gara jatuh pas main bola ya?" biasanya sih gitu kan. Dia menggeleng. Lah? "Ehm... kepleset di wc nih?" tanyaku lagi, karena tangisannya masih ada. Lagi, dia menggeleng pertanda salah. "Ohh.. kamu kena omel guru ya? Ga ngerjain pr nih?" tanyaku lagi tak peduli sudah 2× salah menebak. "Ish.. bukannnnnn" jawabnya kesal, melihat aku yang kepo ini (mungkin). "Ye.. kan aku kepo, eh gamakan nih?" jawabku sewot, sekaligus bertanya lagi heheh😂. Inikan istirahat pertama 90% siswa akan berhamburan untuk makan. "Justru itu, aku laper.." jawab remaja cowo seumuranku ini. "Kalo laper ya makan lah, repot amat" jawabku sambil membuka kotak bekal. Walau sederhana tapi bekal ku cukup mengenyangkan, yah setidaknya sampai istirahat kedua di jam 1 siang nanti. Aku mulai merobek roti isi coklat tersebut, terdapat 2 potong juga sekotak susu coklat. Kalo pagi, nenek masih belum sempat masak jadi ini lah sarapanku. Tapi nggak papa, enak dan keyang kok👌🏻.

Anak disebelahku mulai mengamati pergerakan makanku. Waduh, kenapa nih? Ih otakku kebanyakan kenapanya.

"Kamu mau bekal ku ya?" Tanyaku memberanikan diri. Dan tanpa menunggu lama, dia mengangguk. Hahhh yasudahlah, toh berbagi itu indah. Aku pun memberi sepotong roti lain, dan membiarkannya meminum setengah kotak susuku. Benar-benar adil bukan aku membaginya? .

Istirahat habis, aku ingin membeli minuman berasa di kantin. Jadi aku bangkit dari rerumputan itu, dan membersihkan rok selutut berwarna merah kotak-kotak itu. "Kamu mau kemana?" Tanya si anak cowok yang belum kuketahui namanya itu. Aku melirik sebentar name tagnya "Oh" . Hah? Hanya itu namanya? Oh? Hahahha lucu. Ok akupun tertawa, tentu saja. Orang dengan nama 1 suku kata saja, baru nemu deh. Aku tertawa sambil mengelus perutku yang kenyang sekaligus geli. "Kenapa ketawa?" Tanyanya heran, wajahnya polos sekali. Lihatlah! Aku bahkan ga percaya dia anak smp. Aku pun berjalan meninggalkannya.


"Ahhh Ga Young, ayo ikutttt" pintaku. Sekarang udah istirahat kedua, dan aku sudah sangat lapar. "Ah aku malas, ngantuk juga. Udah kamu sama Soo San aja" tolak Ga Young untuk ketiga kalinya. Yasudahlah, gausa dipaksa. Akupun berjalan ke kantin bersama Soo San, suasananya tidak seramai tadi. Karena disiang terik seperti ini anak-anak memilih tidur atau menonton drakor dikelas masing-masing. Ada beberapa adik kelas juga kakak kelas, Soo San membeli snack di minimarket dekat kantin sementara aku mulai mengambil nampan makan.

"Na Ra... menurutmu aku harus membeli lip tint atau masker dulu? Ah uangku nggak cukup kalo beli dua langsung" tanya Soo San sambil membuka bungkus snack nya. Aku menaikka kedua bahu pertanda tak tahu, dan mulai menyuapi nasi dengan daging. "Naa... Ra..." panggil Soo San dengan wajah shocknya. "Apa?" jawabku sekenanya, ah kebiasaan nih Soo San ngajak makan orang makan. "SUPER JUNIOR COMEBACKKKK aaaa senangnya" tentu saja Soo San tidak berkata dengan nada rendah melainkan berteriak! Jinjaaa menyebalkan orang satu ini. "Shutt jangan rame-rame!" aku memukul pundaknya. Dia hanya menyengir. Plak. Ada sebuah nampan ditaruh di sebelahku. "Boleh makan bareng kalian kan?" tanya seseorang yang belum kuketahui siapa. "Kamu siapa?" tanya Soo San tanpa menjawab pertanyaannya. "Ehm-" belum sempat dia menjawab pertanyaan itu, aku menariknya untuk duduk tepat disebelahku. "Aku ketemu dia waktu ditaman belakang tadi" jawabku sambil menunjuk si anak bernama 1 suku kata. "Coba beritahu namamu" pinta Soo San saat aku hendak memasukkan kimchi. "Oh, namanya hanya Oh. Betul kan?" tebakku, lalu memasukkan sumpit berisi kimchi itu. Dia mengangguk. "Oh? BENERAN cuma OH?" heran Soo San dengan sedikit berteriak. "Soo San bisa ga sih kecilin volume nya?" Ungkapku karena ya begitu, sahabatku satu ini mempunyai suara berlebih. "Em.. ya, kamu bisa panggil aku Oh" jawabnua sedikit menundukkan kepala. "Sepertinya dia pemalu, sudah nggak usah ditanya-tanya lagi orang mau makan juga" ujarku lalu melanjutkan sesi makan siang yang terlambat ini.

CHINGU; OH SEHUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang