First of all, makasih banyak buat ka aden yang udah adain giveaway ini dan milih aku sebagai salah satu pemenang dari dua pemenang dan banyaknya peserta yang ikut!
Seneng banget hehehe.
Owkeyy, selamat membaca dignitate-short story ini para pengagum kisah cinta Alfi-Alana!
Walau ini masi amatir pol pol pol.
But, hope you'll like it🤗
💦💦💦
Tepat ketika jarum pendek menunjuk angka sembilan, lapangan utama SMA Sanjaya semakin terlihat ramai. Suara dentuman musik yang dinyalakan di atas panggung membuat suasana semakin meriah.
Alana Caroline, salah satu siswi SMA di sana yang tidak peduli bahwa dirinya sedang diperhatikan oleh beberapa orang. Pasalnya, sekarang Alana tengah berdiri di atas kursi yang sengaja ia geret ke lapangan beberapa menit lalu. Tangan mungil itupun tak lupa membawa kamera hitam miliknya kemanapun ia pergi hari ini.
Mata cokelat madu milik Alana menjelajah di sekitar lapangan. Mencoba fokus, untuk mencari seseorang.
"Hm... Alfi mana ya?" tanyanya pada dirinya sendiri. "Masa iya hari ini nggak sekolah?"
Mata bulatnya itu terus meneliti dengan detail siswa-siswi yang berlalu lalang. Sesekali ia berdecak, karena ada saja orang yang lewat dan sedikit menyenggol kursinya. Untungnya Alana tidak oleng sampai jatuh. Ia masih bisa menjaga keseimbangan.
"Ish! Kalo tau dia nggak sekolah, aku mendingan bolos juga hari ini!"
"Woy Alana! Turun heh buset, ni kursi mau di bawa ke stand kelas kita. Lo kalo mau nyari Alfi, noh dia berdiri di stand kelasnya."
Perempuan itupun kemudian langsung lompat turun dari atas kursi di tengah lapangan, ia lalu melihat arah yang disebutkan Keenan, lelaki yang berbicara padanya tadi.
"Gak ada Alfi! Keenan bohong." Alana mencebikkan bibirnya kesal. "Dah diem, mau cari Alfi lagi."
Baru saja ketika perempuan itu akan menaiki kursi lagi, Keenan menarik lengannya, "eh ayam, noh itu yang lagi minum jus naga apa jus watermelon dah tau."
Alana menengok kearah yang ditunjuk, kemudian tercengir, "Wah, si cogan. Aku cari kemana-mana juga." Dan senyum merekah menghiasi wajahnya. Kamera yang sedari tadi ia bawa, akhirnya ia angkat untuk mendapat bidikan foto yang diinginkannya.
Ckrek. Ckrek.
Dua jepretan foto candid milik Alfi telah di dapatkan Alana hari ini. Dan itu adalah foto ke seratus tiga puluh empat yang ada pada kameranya.
"Daripada lo abisin memori kamera lo make foto Alfi ya, Na. Mending foto gue, sini." Alana menoleh kearah Keenan yang mengambil kamera dari tangannya dan lelaki itu melakukan beberapa selfie andalannya.
"Ya Allah, semoga kamera hamba ga error gara-gara ada foto alay Keenan ya Allah. Aamiin."
"Aamin ya Allah, kabulin doa Alana." Keenan menambahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dignitate - Short Story
Ficção AdolescenteKetika sebuah kebiasaan memunculkan suatu rasa. Ketika sebuah nama memenuhi pikiran dan perasaan. Ketika sebuah rasa yang muncul dan tidak dirasakanya. -------- This is my short story about love life Alana-Alfi from Dignitate story by @radexn