Prolog

9 1 0
                                    

Erina POV

Aku melangkahkan kakiku menelusuri koridor sambil menggendong tas abu-abu ku.

jam menunjukkan pukul 6 pagi dan keadaan sekolah masih terlihat sepi hanya beberapa anak yang sebagian besar melaksanakan piket kelas.sama seperti mereka aku juga mendapat tugas piket hari ini.

Sesampainya dikelas ku lebih tepatnya kelas 12-Ipa 2.aku memasuki kelas dan meletakkan tas ku dibangku.yang sudah hadir dikelas hanya tiga anak termasuk aku.dan salah satunya adalah Bima cowok terajin dikelasku plus dia adalah ketua kelas jadi dia setiap hari berangkat pagi kesekolah untuk mengawasi anak-anak yang melaksanakan piket kelas.dan satunya lagi adalah Yemi ehmm dia adalah pacarku tapi hubungan ini hanya beberapa anak yang tau itu pun Yemi yang nyuruh entah apa alasanya.tapi disisi lain ia sering bergonta ganti pacar dan di pampang di depan umum yang membuatku hanya menelan ludah dan menangis sesegukan di kamar mandi sekolah.aku tak putus dengan 2 alasan .pertama aku terlalu cinta kedia.dan kedua..Yemi tak akan mau jika aku meminta putus.pernah sekali aku mengajaknya putus dan ditolak menta-mentah olehnya.

Aku melirik kebangku Yemi dan sudah kuduga dibangku itu hanya terdapat tas nya saja.mungkin ia kumpul dengan teman-temanya yang beda kelas ataupun pergi kekelas Renny-pacarnya saat ini.

Aku menhebuskan nafas kasar lalu memulai mengerjakan piket kelas yaitu menyapu.

Selesai menyapu aku menghampiri bangku Bima untuk mengisi jurnal piket.

Kududukan bokongku disamping bangku Bima"Bim..jurnal piket mana?gue mau ngisi"

"Bentar!gue lagi asik-asiknya nih"jawab Bima tanpa menoleh kearahku.

"Lo ngapain sih" mencondongkan tubuhku kearah Bima.

"Cailah ngerjain mtk aja lo bilang asik.darimana asiknya coba?yang ada ya matematika itu bikin pusing nggak ada asik-asiknya sama se-ka-li"kataku panjang lebar.Bima menoleh kearahku sambil mengernyitkan dahi.

"Eh tuyul suka-suka gue dong.mau gue anggap matematika asik kek menyenangkan kek apa urusanya sama lo?"kata Bima kesal"udah sana lo jangan buat konsentrasi gue jadi buyar.jurnalnya ngisi istirahat aja gue.lagi sibuk"katanya lagi lalu kembali terfokus pada angka-angka dibukunya.

"Nggak ah.enak an disini sama pakketu tertampan seantero sekolahan.lo suka kan ditemenin cewek cantek kayak gue"aku mengedipkan mataku beberapakali bermaksut menggodanya tapi hanya bercanda loh ya."berasa kayak cewek centil gue"

"Lah tuh nyadar.udah lo balik aja kebangku lo."

"Nggak mau..lo nggak liat temen-temen belum dateng cuman ada lo dikelas ini jadi...gue ngganggu lo aja dari pada gue bosen"

Bima menghembuskan nafas kasar lalu menutup buku latian soal matematikanya dan memasukkanya kelokernya."nih"menyerahkan buku bersampul kuning yang aku yakini itu jurnal piket.

Aku mengisi jurnal piket sedangkan Bima sudah memasang earphone sambil merebahkan kepalanya dimeja menghadap kearahku.ia memejamkan matanya sambil sesekali telunjuknya dihantuk-hantukkan kemeja.

Setela mengisinya aku meletakkan buku jurnal piket diloker Bima tanpa sepengetahuanya tapi aku yakin dia sudah tau itu tanpa kuberitahu.

"Lo dengerin apa sih Bim?"tanyaku sambil merebahkan kepalaku dimeja menghadap kearah Bima.

Tak ada respon dari Bima.sepertinya dia tak mendengarku.dan muncul ide konyol dibenak ku untuk membangunkannya.
Dan..

Cup!

Aku mencium pipi Bima.sebenarnya itu bukan pertama kalinya aku mencium Bima ataupun cowok.dan pasti bentar lagi Bima akan marah.tapi itu yang ku inginkan membuat Bima marah.ia sangat lucu saat marah.wajahnya akan menjadi merah padam dan celotehanya yang siapa pun mendengarkanya akan merasa kupingnya panas.tapi berbeda dengan ku,aku sangat menikmati hasil dari kejahilanku.aku memang menjadi cewek terjahil dikelas jadi jangan heran jika kejahilanku sampai bisa mencium seseorang.

Kisah Sang RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang