PART 1 | You, Come here!

289 25 0
                                    

Pegal, kram, sedikit kesemutan. Itulah yang saat ini sedang dirasakan oleh gadis ini. Punggungnya sudah mulai berkeringat, membasahi seragam putihnya. Kedua tangan yang terus- terpaksa, diangkatnya keatas sekitar 15 menit lalu benar benar membuatnya mendengus kesal. Padahal ia hanya terlambat 3 menit tapi yah, mungkin ini memang hari sialnya. Guru sudah bertolak pinggang menutup pagar sekolah, bersiap menghukumnya berdiri di depan tiang bendera, dan ya, tangannya pun kena akibatnya. Dan begitulah yang membuatnya berada dalam situasi ini.




Tiba tiba wajah Chaeyeon merengut, menatap sesuatu dari kejauhan. Sebuah tangan menjulur dari tembok disamping lapangan, tepatnya di sebelah pagar. Tangan itu meraih dari balik tembok, dan sebuah kepala menjulur. Siapa itu? Seorang anak lelaki sedang memanjat tembok pembatas itu- yang kini kaki panjangnya telah melewati tembok dan meloncatinya, Hup! Ia mendarat dengan mulus. Jaehyun berjalan dengan santai menggendong tasnya, melangkah melewati sosok Chaeyeon, tanpa memperdulikan ekspresi wajah gadis itu, kesal.






"yah! Kemari kau!" jung chaeyeon, setengah berteriak, namun dengan konyolnya masih mempertahankan pose hukumannya.

Jaehyun mencari arah suara dan menoleh, menemukan sosok Chaeyeon yang ia telah lewati barusan.




"siapa? Kau berteriak kepadaku?"

"iya lah! Siapa lagi, ya pasti kamu."

"ada ap-"

"malah bertanya. Tentu saja, kamu kan terlambat, harusnya kamu juga dihukum sepertiku!"

gadis itu masih menahan tangannya keatas. Tapi si pria malah membalasnya dengan tertawa.

"hahaha... kau bodoh atau bagaimana?"

"apa maksud-"

"-ngapain mengikuti omelan guru begitu? Lagipula guru itu tidak ada disini, ya kau kabur saja, bodoh sekali",


Ujar jaehyun sembari berjalan mendekati Chaeyeon.




Apa dia bilang? Bodoh?






Chaeyeon melotot, dengan dahi berkerut, menatap Jaehyun dengan setengah tidak percaya. Bagaimana mungkin, dia bisa berkata begitu. Ibunya saja tidak pernah mengatainya begitu. Maklum, chaeyeon tumbuh sebagai anak emas di keluarganya, parasnya yang cantik pun membuat orang-orang mengaguminya. Siapa pula yang akan berkata kasar padanya? Menatapnya saja sudah memembuat hati merona.




Benar benar pria ini. Chaeyeon kehabisan kata kata. Mulutnya menganga namun tak ada kata yang sanggup ia ucapkan. Tangannya terkepal, sedikit menggerakkannya kedepan seolah ingin mendaratkan tinjunya tepat pada wajah si tampan itu.




Sebentar- ia memang tampan sih, hati kecil Chaeyeon mengakuinya.

Padahal hanya pakai seragam biasa, kenapa tubuhnya bisa sebidang itu?

Eh?! Bukan saatnya untuk berpikir begitu, Chaeyeon!




Jaehyun, melengos. Menghadapkan punggunya pada chaeyeon lalu melangkah. Berisik sekali gadis itu, dia pikir dia siapa? Satu, dua, baru enam langkah Jaehyun berjalan, ia dikejutkan oleh suara berat setengah berteriak.






"buru-buru sekali, Jaehyun. Mau kemana? Bapak akan memberikan SESUATU yang bagus untukmu..."






Sial. Jaehyun memejamkan matanya, matanya merenyit seolah seluruh wajahnya ikut kesal- tidak, seluruh badannya yang sedang terhenti pun ikut kesal.






******






Begitulah. Pegal, kram, sedikit kesemutan. Itulah yang saat ini sedang dirasakan oleh Jaehyun, dan beserta gadis ini. Mata Jaehyun melirik sinis kearah si gadis, yang sedang tersenyum menang- entah apa yang ia menangkan, padahal ia juga dihukum, namun tetap menunduk. Keduanya kini mengangkat tangannya keatas. Sementara bapak guru masih berdiri, mondar-mandir dihadapan mereka.




"anak muda itu harus penuh semangat, dispilin, memiliki tekad baik dan keinginan kuat... lalu rajin belajar, untuk siapa? Untuk diri sendiri. Namun yang paling penting adalah, apa?"


Pak guru mengangkat jari telunjuknya, menatap dengan tanya kepada kedua muridnya bergantian, meski keduanya terus menunduk tidak perduli.


"tentu saja.... Disiplin! selalu tepat waktu. Kalau kita tepat waktu makan badan akan terbiasa menjalankan kegiatan dengan...."




Bla, bla, bla.




Chaeyeon melirik pada jam tangan bapak guru, sudah setengah jam lebih ia mendapatkan hukumannya.


Kapan sih ini akan berakhir?


Pak guru berdehem, dilanjutkan dengan batuk kecil. Sepertinya ia butuh air. Menyadari kondisi tenggorokannya yang kurang baik, pak guru melangkah pergi. Membiarkan kedua murid itu masih diam ditempat. Kaku. Seperti patung yang berada persis di depan gapura sekolah mereka. Sementara kini si pria memberanikan dirinya untuk berbicara, lagi. Ia melirik satu kali, memastikan apakah Chaeyeon akan mendengarnya atau tidak. Kedua kali, melirik ke arah lengan si gadis. Ketiga kali, melirik kearah kaki si gadis.




Sebentar- ada yang aneh.




Kaki Jung Chaeyeon bergetar. Atau hanya mata Jaehyun saja yang salah melihatnya? Ia kembali memastikan, menengok dengan seluruh torsonya, menghadapkan diri kearah Chaeyeon. Dan benar saja.






BRUKKK!






Si Jung wanita pun terjatuh, tergeletak di tanah. Sontak Jaehyun langsung menangkap tubuh Chaeyeon dengan sigap. Ditatapnya wajah chaeyeon, memeriksanya. Wajahnya begitu pucat juga dengan keringat yang membasahi seluruh wajahnya, bahkan dapat terlihat bahwa lehernya sangat basah. Jaehyun dapat merasakan tubuh Chaeyeon yang panas pada sepanjang lengannya yang merengkuh si gadis.




"hey! Chaeyeon, sadarlah!" ditepuknya pipi chaeyeon dengan ringan. Tak ada jawaban..


Jaehyun memastikan sekali lagi, menggoyangkan tubuh kecil chaeyeon di rangkulannya, kalau kalau ini hanyalah hal ringan. Atau setidaknya mungkin chaeyeon hanya pegal. Tetapi tidak. Chaeyeon tidak bergeming sedikitpun. Nafasnya sedikit tersengal, matanya terpejam.




Sekarang apalagi?




Jaehyun melihat sekeliling lapangan luas ini, pandangannya terarah kepada tiap ruang ruang jendela kelas, lantai perlantai namun tidak didapatinya manusia lain selain dirinya dan Chaeyeon di lapangan itu. Tentu saja karena ini masih jam pelajaran, semua murid dan guru kan masuk kelas. Dengan terpaksa, jaehyun melingkarkan satu lengan di tubuh chaeyeon sepanjang punggungnya, dan satu lagi dibelakang lutut si gadis. Ugh. Bagaimana mengangkatnya?




Ups.




Tanpa sengaja, gerakan lengan jaehyun di tempat yang salah malah membuat rok si gadis tersingkap. Tidak sedikit, hingga ia dapat melihat, yah itulah.






Dengan cepat jaehyun kembali merapikan rok si gadis, dan kembali mencoba mengangkat si gadis kini dari bagian paha dan dengan cepat menyandarkan pada tubuhnya sendiri sehingga roknya tidak akan terbuka lagi. Begini, mengangkatnya ala bridal style. Sejujurnya saat ini Jaehyun panik, bukan panik karena si gadis yang pingsan, melainkan ia sangat takut jikalau ada orang lain yang melihatnya menggendong Chaeyeon begini, bagaimana jika orang lain malah salah paham dan berpikir bahwa Jaehyun sudah melakukan hal yang tidak senonoh kepada Chaeyeon? Ugh, tidak. Bisa hancur imagenya. Maka itu, dengan terburu, Jaehyun menggendong chaeyeon. Setengah berlari, melangkahkan kakinya menuju ruang UKS, namun tetap berhati-hati.






-to be continued-

*************

"Haaai! Terimakasih sudah meluangkan beberapa menit untuk baca cerita baru ini! Sebenarnya, penulis agak terinspirasi dari Jaehyun yang kenal sama Chaeyeon dan begitu pula sebaliknya. Sekali lagi, terimaksih sudah membaca! ^^"

"Heart Pieces" [ Jung Jaehyun ; Jung Chaeyeon ; Baek Yebin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang