26

10.1K 1.1K 82
                                    

seharusnya chap ini ada adegan hotnya, tapi karena umurku belum sah 17, 18, 19 atau bahkan 20 tahun keatas jadi aku gak mau buat yang begitu bukan so polos tapi ngertilah ku masih malu nulis begituan, ehe. Jadi diskip. Thanks⚠








-KookV-










Sesi panasnya berakhir, Jimin benar-benar menikmati sensasi pelepasannya didalam lubang senggama milik Yoongi. Dirinya begitu menikmati tubuh Yoongi yang bergetar karena sama-sama mencapai puncak. Getaran lembutnya yang begitu terasa, sebab Yoongi berada diatas pangkuannya, matanya masih terpejam, entah menikmati kenikmatan setelah pelepasan, atau tertidur karena kelelahan. Rambut hitamnya lepek, karena keringat, tentu saja. Wajahnya lembab karena air mata yang terus berderai sedari tadi.

Tidak mudah membuat Yoongi langsung berada dibawah kungkungannya, melenguh, mendesah atau apapun itu. Sangat tidak mudah, sebab Jimin harus melakukan tindak kekerasan pada Yoongi terlebih dahulu agar lelaki itu menurut.

"Bu--nuh saja akh-u."

Jimin terkekeh, lucu sekali mendengar suara bass Yoongi yang terputus-putus, serak dan berat. Tahu sekali jika pita suaranya lelah karena terus berteriak dan meracau sedari tadi.

Punggung Yoongi dipenuhi memar berwarna ungu, itu hasil cambukannya, juga dengan bekas ruam bekas gigitan yang dia toreh diatas kulit punggung seputih salju milik Yoongi. Hanya sedikit memar, karena sisanya punggung itu dipenuhi ruam bekas kiss mark yang dilukiskannya.

Punggung Yoongi itu halus, sangat halus begitu kulit lengannya bersentuhan langsung diatas permukaannya. Dia selalu menyukai sensasi itu, terasa menyenangkan begitu lengannya bergerak konstan. Nyaman dan membuat hatinya bergetar.

"Kasihan sekali malaikat sepertimu harus bertemu dengan iblis hina sepertiku." Penyatuannya dilepas, Jimin melenguh, sedang Yoongi hanya mendengung pelan didalam tidurnya.

Tidak meletakkan Yoongi diatas kasur, sama sekali tidak memikirkan untuk memindahkan Yoongi dari atas pangkuannya. Dirinya masih ingin menikmati tubuh Yoongi, masih ingin sebab dia masihlah belum puas. Tidak perlu menyatukan dirinya dengan Yoongi, cukup Yoongi berada sangat dekat dengan jangkauannya saja dia akan puas dengan sendirinya. Bukan hanya tubuh memikat Yoongi yang dirindukannya, tapi segala yang ada pada Min Yoongi benar-benar dirindukannya. Sedikit demi sedikit Jimin mulai menyadari sesuatu.

Terkadang dia berpikir, bukan seperti ini yang diinginkannya. Bukan seperti ini gambaran yang dibuat Jimin dikepalanya begitu bertemu dengan sosok Yoongi untuk kali pertama. Ini sangat diluar perkiraannya. Saat itu yang ada didalam pikirnya hanya bagaimana caranya memiliki senyum Yoongi seutuhnya, hanya bagaimana memiliki Yoongi seutuhnya dalam genggam tangannya. Hanya sebatas itu, tanpa menyakiti lelaki manis itu. Jimin hanya benar-benar ingin memiliki Yoongi sebagaimana Jungkook memiliki Kim Taehyung. Hanya seperti itu.

Tetapi melihat bagaimana perangai seorang Yoongi lebih dalam membuatnya mundur. Dan memilih jalan lain agar Yoongi bisa dia miliki seutuhnya.

Yoongi terlalu keras, terlalu menarik, bukan hanya menarik dirinya saja. Tetapi Yoongi menarik semua orang yang bersitatap dengannya. Yoongi begitu mudah menarik orang lain agar menatapnya, mudah membuat orang lain jatuh dalam pesona memikat miliknya. Dan sialnya, itu sama seperti Taehyung.

Hingga malam itu, Jimin melihatnya, melihat bagaimana Yoongi ditarik paksa ketempat gelap. Jimin melihatnya jika Yoongi berontak, menolak dan tidak mengingkan hal apapun yang akan terjadi padanya nanti. Tetapi, Jimin mendapati Yoongi menyerah karena tidak mampu lagi melawan semua dominasi yang ditorehkan padanya. Membuat definisi itu seketika datang menghampiri pemikirannya. Definisi yang dia sama kan dengan Min Yoongi. Jalang. Jimin menyebutnya seperti itu.












深刻な [Kookv]||✅||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang