Pagi..
Ya memang pagi,tepatnya pukul 10. Sinb sedang merapihkan kamar tidurnya yang cukup luas. Ia baru saja bangun alias masih mengumpulkan nyawa di dunia ini. Matanya terlihat bengkak karena kemarin malam ia menangis. Entah kenapa,setelah Eunwoo pergi, Menangis adalah hobi barunya di tiap malam. Kembali lagi ke Sinb yang membereskan kamarnya. Ia telah selesai. Ia mengambil ponsel sentuhnya. Ia melihat ada notif 'Hari pernikahan Eunwoo'. Sinb pasti akan datang ke pernikahannya. Ia sepertinya ingin uji nyali. Sebenarnya Eomma Sinb melarangnya untuk datang,tetapi Sinb mengabaikannya. Setelah Sinb mandi,ia menyiapkan empat dress mini. Ada yang berwarna peach,putih,merah serta biru tua. Ia mencoba satu persatu dress itu dengan memandang cermin yang sebesar tubuhnya."Yang ini.. Huh terlalu minim jika dipakai untuk mengunjungi pernikahan" Sinb berbicara pada kembarannya yang terjebak di dalam cermin untuk selamanya. Ia melempar pakaian biru tua itu ke kasurnya.Sinb menciba memakai pakaian lain.
"Hmm ini bagus. Aku suka. Tetapi harus mencoba pakaian lainnya dulu hehe" Sinb tertawa sendiri. Ia menggangtung pakaian merah di daun pintu kamarnya. Pakaian itu tidak terlalu ketat dan juga tak terlalu minim. Sinb kini mencoba pakaian berwarna putih. Ia mengembangkan senyuman indah. Ia menyisipkan rambutnya di sela telinga.
"Mwoaaa na neomu yeppeuda" Sinb melakukan wink di depan kaca. Ia sangat antusias untuk memakai dress berwarna putih. Ia langsung membalut tubuhnya dengan pakaian pilihannya itu. Ya,sebelum berangkat ia memotret dirinya di depan cermin. Tepatnya memotret kembarannya. Sinb melangkah keluar kamar. Jessica melintas lalu berhenti di depan Sinb. Ia menyentuh gaun Sinb. Sinb hanya membuat bibirnya itu setengah lingkaran. Sinb terlihat manis saat tersenyum. Bukan hanya manis tetapi juga cantik.
"Wah.. wah.. wah.. mwoaaa... Naeui yeodongsaeng neomu neomu yeppeuda. Daebak. Hahah neomu yeppeuda,nacheoreom! " Jessica mengacungkan kedua ibu jarinya di depan mata Sinb. Sinb mengaitkan rambutnya di telinga kanannya.
"Aniya.. cantikan diriku daripada kau eonniku kekekek" Gadis muda itu kembali merekahkan senyuman khasnya. Ia memang mirip dengan Jessica dan keduanya cantik namun Sinb tetap berbicara bahwa ia yang paling cantik.
"Ckckckck jessica lebih cantik pokoknya. Hmm daripada ribut,lebih baik kau pergi saja dan aku akan memaka wifi kamarmu sepuasnya bwahahahahha" Sahut Jessica yang bergegas mengambil langkah memasuki kamar Sinb. Ya,Jessica memang seperti itu. Padahal di kamarnya wifi lebih kencang dan kuotanya lebih banyak namun Jessica agak rakus dalam hal seperti itu. Jessica tau bahwa Sinb jarang memakai wifi di kamarnya dan Sinbpun rela memberi kuotanya dengan cuma-cuma.
Sinb melangkah dan mendekati pintu perbatasan antara halaman dan dalam rumah. Ia memutar knop pintu yang berwarna hitam. Gadis itu melangkah keluar dan menyaksikan matahari bersinar terang, burung-burung bernyanyi, kupu-kupu menari serta air mancur yang menyejukkan hati. Walaupun cuaca panas tetap saja rumah Hwang Eun Bi itu dingin. Ia melihat mobil terpakir di depan pagar rumah. Mobil itu terus memerdengarkan suara bising klaksonnya.
Tin
....
Tin
....
Tin
...."Mwoaa... Nuguya? Perasaan aku tak pernah memesan mobil online" Sinb menggaruk kepalanya yang tak gatal. Ia berlari mendekati mobil itu. Gadis itu telah sampai di depan gerbang. Penjaga gerbangpun membuka jalan lebar untuk tuan putri yang melintas di depannya.
"Silakan lewat tuan Putri Eun Bi" Pak Jungun yang menjaga gerbang itu tersenyum. Ia membuka satu tangannya,menunjukkan memberi jalan kepada Sinb. Pak Jungun telah bekerja di kediaman hwang selama 13 tahun lamanya. Ia sangat kenal betul denga Sinb. Oleh karena itu ia begitu akrab dengannya.
"Heheh ne.. jal jinaesseoyo?" Ucap Sinb yang menanyakan kabar si penjaga gerbang yang memakai pakaian hitam serta topi hitam. Sinb menelengkan kepalanya lalu tertawa.
"Saya baik-baik saja tuan putri" Sinb menyatukan jari manis dan ibu jarinya hingga tangannya berbentuk ok. Sinb mengetuk kaca hitam yang menancap di mobil merah mengkilap itu. Seseorang dari dalam sungguh tak terlihat karena kacanya begitu suram dan gelap. Kaca itu mulai menurun ke bawah sehingga orang yang ada di dalamnya terlihat jelas. Kalian tahu itu siapa? Lelaki bermata sipit dan berambut hitam kini menghiasi pandangan gadis muda yang memakai dress putih. Sinb membelapakan matanya,ia tak percaya bahwa orang itu datang lagi ke rumahnya.
"Ayo masuklah cepat!" Ucap lelaki korea itu di dalam mobil. Ia menunjuk ke bangku sampinya. Sungguh aneh,lelaki itu tak membukakan pintu si gadis. Yang membukakan pintu mobil malah si penjaga gerbang. Sinb berterimakasih kepada si penjaga gerbang. Mereka berdua melaju dengan lamban.
"Mengapa kau mengantarku ke pernikahan eunwoo?" Tanya Sinb yang heran. Ia menengok ke lelaki itu. Lelaki itu hanya menempelkan telunujuknya di bibir Sinb. Apakah Sinb tak boleh berbicara sedikitpun? Lihat kelanjutannya~~
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
||
|
|
|
|
||
|
|
|
|
||
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|"Kau tidak perlu banyak bicara,cerewet. Aku ditugaskan oleh eommaku." Ucap lelaki yang bernama panjang Jeon Jung Kook. Ia menjawab dengan singkat,padat serta jelas. Sinb hanya menggangguk seperti orang bodoh yang baru mengerti hal baru. Akhirnya mereka sampai di depan gerbang hotel Akari. Eunwoo dan Mijoo melaksanakan resepsi di gedung pencakar langit ini. Sinb dan Jungkook memasuki parkiran. Setelah itu mereka turun. Sialnya,Jungkook tak menunggu Sinb, ia berjalan lebih cepat dari dugaan Sinb.
Sreett.....
"Heyaaaa! Dress ku sobek" Miris sekali Sinb untuk hari ini. Ia memegang potongan kain putih yang sudah terpotong karena tersangkut di pagar dekat mobil. Sobekkannya cukup panjang,sekitar sejengkal. Sinb menelpon Jungkook yang sudah menghilang dari pandangannya sejak lima menit lalu.
"Kook!!!"
"Ne"
"Dressku sobek! Bagaimana ini? Aku harus apa? Aku bingung. Lumayan panjang sobekannya. Huhuhu "
"Cerewet"
"Aku serius Jungkook. Bagaimana ini?"
"Kau pulang saja sana"
"Aniyaa... Aku mau hadir di sini. Aku masih di parkiran"
Tut.. tut... Tut...
-Sambungan teleponnya terputus-
Lima belas menit sudah terlewati dengan menangisnya Sinb. Alhasil namja itu tak tega terhadap Sinb. Ia datang menemui Sinb. Ia mendekat ke arah Sinb. Sinb menutupi wajahnya dengan rambut. Lelaki itu membuka uraian rambut hitam yang menutupi wajahnya.
"Sudahlah jangan menangis" Jungkook mengusap air matanya Sinb. Lelaki dingin itu ternyata dapat bertingkah hangat juga ya. Sinb tetap mengeluarkan air matanya. Ini adalah hari terburuk bagi Sinb. Kenapa? Pertama,ia tak diijinkan eommanya untuk datang ke pesta pernikahan. Kedua,Jungkook mnjemputnya tiba-tiba. Dan terakhir adalah gaunnya sobek ditambah lelaki dingin itu masih berada di sisi Sinb.
Kira-kira seperti ini dressnya~
Untung Sinb pakai celana pendek wakaakakaka^^
Hiyaaaaa!!!! Sudah lama ya aku tak up~ mianhaeyo,my kuota habis eaa..
Kepo ga,sama kelanjutannya??
Kata kalian lanjut tak? Ayodong komen di bawah sini^^Spt biasa. Gomawo yang telah read,vote apalagi komen^^
Tinggalkan jejak ya kawan~
-Salam dingin dari noname-
KAMU SEDANG MEMBACA
LOLISE
De TodoLove Life and Secret. -Cinta yang tak dapat disebut cinta. -Kehidupan yang kadang suram kadang cerah. -Rahasia antarperorangan. Kisah Hwang Eun Bi dan Jeon Jung Kook. My rank: #53 in oppa [110518]