2. Si pengganggu.

77 7 0
                                    

hobi lu lari ya? Kalau iya, pantes aja lu selalu lari kalau gua kejar,- farren si cowo ganteng.

**

Pagi hari yang cerah ini Feli bangun lebih awal untuk pergi ke sekolah karena harus ikut dengan ayahnya sekalian ia pergi bekerja.

Selesai mandi, Feli pun memakai seragamnya kemudian memakai kaos kaki dan sepatunya. Dandanan hari ini seperti biasa ia hanya memakai bedak bayi dan lipblam agar bibirnya tidak terlalu pucat, kemudian ia biarkan rambutnya yang panjangnya se atas pinggang itu terurai bebas. Sangat sederhana tetapi terlihat sangat cantik dan natural, ya begitu lah Feli dia sangat cuek dalam hal apapun termasuk penampilannya ia tidak ingin yang terlalu ribet.

Feli duduk di meja makan dengan ayah dan bundanya, seperti biasa tidak ada sepatah kata pun yang ia keluarnya kepada kedua orang tuanya, tidak ada bedanya Feli yang di sekolah maupun di rumah tetap dingin, cuek, tidak terlalu mementingkan sekitar,  harus di ajak bicara duluan baru ia mengeluarkan suaranya. Terkadang juga ia sudah di ajak ngomong oleh lawan bicaranya hanya anggukan atau gelengan kepala saja yang ia jawab, ya begitu lah Feli.

"gimana sekolah kamu, Fel?," tanya ayahnya.

"gimana apanya?."

"iya, kamu senang sekolah di sana? Teman-temannya baik-baik kan?."

"iya yah," ucapnya dan memberikam senyum kecil.

"udah dapet pacar belum?, " kekeh ayahnya dan membuat bundanya ikut tertawa.

"kamu nanyain cowo ke Feli mas? Dia aja sifatnya cuek bebek gitu gimana cowo ga nyerah duluan mau deketin dia, " kekeh bundanya.

Feli hanya diam dan melanjutkan memakan rotinya dari pada harus meladeni ayah dan bundanya yang sedang meledekinya.

"kamu tu jangan terlalu cuek dan dingin gitu fel sama orang dan juga jangan irit banget ngomong kan kasian orang yang ngajakin kamu ngomong malah kamu cuekin gitu, " ucap ayahnya.

"bawaan dari lahir yah, " jawaban feli membuat ayah dan bundanya tertawa.

"kenapa?."

"fel ayah bingung deh kamu tuh keturunan siapa si perasan bunda sama ayah tuh orangnya cerewet loh ga ada pendiem-pendiemnya kenapa kamu jadi begini ya?," ucap ayahnya sambil tertawa.

"kakek."

"kakek mu walaupun pendiem gitu ga keterlaluan kaya kamu fel, kakek masih bisa di ajak bercanda dan ga irit banget ngomong loh," ucap bundanya.

"iya bener tuh, coba kamu biasain deh jangan terlalu irit banget ngomong."

"ga bisa yah," feli bangkit dari tempat duduknya dan menyudahi makannya "yauda berangkat sekarang aja nanti ayah telat," ia langsung berpamitan dengan bundanya.

"yasudah ayo," ucap ayah dan berpamitan juga dengan bunda.

**

Sekitar 20 menit perjalanan dari rumah Feli menuju ke sekolah, akhirnya mereka sampai juga.

"jangan bandel, inget pesan ayah jangan terlalu dingin dengan orang lain ya Feli."

"nanti Feli coba."

Ketika Feli ingin berpamitan dengan ayahnya, ada seseorang yang menghampiringa.

"good pagi Felisia," Farren memebrikan senyum andalannya.

Feli yang tadinya ingin langsung melangkahkan kakinya ke kelas tetapi niatnya terhenti karma Farren tiba-tiba datang.

"wahh ini siapa fel? Temen kamu?," tanya ayahnya.

FelisiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang