[tujuh]

933 115 1
                                    

“Dek, lo pacaran?”

Somi neguk ludahnya kasar. Mata abangnya itu loh, ga nyantai banget. Somi kan, jadi takut.

“Dek, gue nanya.”

“I-iya, Bang.”

Jungkook ngeluarin smirk-nya. “Bukannya gak dibolehin sama Papa dan Bang Wonwoo, ya?”

Mati gue, rutuk Somi.

“Mmm..., b-boleh, kok.”

Jungkook makin seneng liat adeknya ketar-ketir. “Ah, yakin? Tanya Papa sama Bang Wonwoo dulu kayaknya, ya.”

“E-eh, jangan!”

“Loh, kok jangan? Tapi katanya boleh?” Jungkook makin gencar ngegodain Somi. “Ah... lo bohong, ya?”

“Iya! Gue belum bilang siapa-siapa. Lo kan tau sendiri, Bang, kita gak dibolehin pacaran kecuali kalau udah kuliah,” kata Somi. Udah pasrah aja kalau dimarahin papa sama Bang Wonwoo

Jungkook langsung ketawa ngakak sampai-sampai dia hampir jatuh dari sofa.

Somi mendelik kesal. Pengen rasanya dia buang abang keduanya ini ke kolam lele punya Pak Jaehwan tetangganya. Atau kalau bisa, hanyutin aja deh, di sungai. Somi ikhlas lahir batin!

“Jangan kaduin Papa dong, Bang.”

“Eh?”

“Ayolah, Bangggg.” Somi usaha ngebujuk.

“Et, et, gak gratis.”

“IH APA-APAAN!”

“Yaudah, Abang kaduin.”

“Ck. Iya, iya! Mau apa?!”

“Ow, ow, selo, Dek.” Jungkook masih ketawa lebar. “Traktir gue mekdi, oke?”




Babai, duit, batin Somi lelah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 11, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang