02 - Busan

1.9K 456 103
                                    

Setelah rencana bulan madu terdahulu yang sempat gagal, orang tua Seongwu tiada henti menyuruh mereka untuk segera menjadwal ulang agenda pengantin baru itu. Seongwu sendiri tidak mengerti kenapa orang tuanya ngebet banget pengen mereka bulan madu.

"Bukan ngebet bulan madu, tapi ngebet pengen cucu," ucap Bunda.

Seongwu mengernyit bingung, "emang kalo gak bulan madu gak bakal bisa punya anak gitu?"

"Buktinya, kamu udah dua bulan nikah kamu gak hamil juga."

"Ih, kan baru dua bulan, Bundaaaa. Niel juga lagi sibuk-sibuknya di kantor."

"Jeonghan sebulan nikah langsung isi tuh."

"Cih itu sih Seungcheol-nya aja yang tenaga kuda. Kasian Jeonghan, pasti capek punya suami kaya dia."

"Oh jadi Daniel lemah ya? Makanya kamu gak hamil-hamil?"

Seongwu seketika tersedak jus mangga, "Bunda!!!" teriak nya disertai delikan tajam.

"Ya makanya cepetan kasih bunda cucu."

Seongwu menghela napas panjang. Berdebat sama bunda memang selalu sukses bikin dia pusing.

"Bunda cepetan pulang, gih. Udah sore."

"Loh kamu kok ngusir bunda sih?"

"Abis bunda berisik, sih. Niel ntar lagi pulang. Kasian ntar gak bisa istirahat dengerin ocehan bunda."

"Oh Daniel harus istirahat biar malemnya bisa full energy ya?"

"Full energy apaan lagi sih bun?"

"Buat itu tuh...." bunda menaik turunkan alisnya. Seringai lebar terpasang dibibir nya. Seongwu sampai merinding melihatnya.

"Masa gak ngerti sih? Hubungan suami istri-- eh suami suami. Biar kamunya cepet hamil."

"Ih, bunda cepetan pulang aja deh! Seongwu pusing!"


***


"Bunda tadi jadi kesini?"

Seongwu mengangguk pelan. Sedetikpun tidak mengalihkan matanya dari drama yang ia tonton. Mulutnya sibuk mengunyah cookies yang dibawa bunda tadi sore.

"Ngapain aja tadi?" ucap Daniel, mendudukkan diri di sofa. Tepat di samping Seongwu.

"Tadi bawain samgyetang sama cookies. Mau samgyetang? Aku angetin dulu tapi."

"Gak usah. Tadi udah makan sama kolega. Mau cookies aja."

Seongwu lalu mengambil sebuah cookies di toples, lalu menyodorkannya ke arah Daniel, "Aa, buka mulut!"

Daniel lalu membuka mulutnya patuh. Menerima suapan cookies dari suaminya itu. Ia lalu mengangguk pelan, cookies buatan bunda memang sangat enak.

"Sama bunda juga nanya sesuatu tadi,"

Seongwu menatap Daniel serius. Mulutnya masih mengunyah tanpa henti. Membuat Daniel gemas dan terkikik kecil. Tangannya tidak tahan untuk tidak mencubit pipi menggembung milik Seongwu.

"Ih, apa sih cubit-cubit!" teriak Seongwu sambil mengelus pipinya, "Eh iya, bunda nanya. Katanya kita kapan mau bulan madu?"

Teman Tapi MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang