03 - Kontrak?

2.2K 426 121
                                    

Bulan ketiga pernikahan. Daniel dan Seongwu sudah mulai terbiasa hidup bersama. Hari-hari mereka akan dimulai dengan Seongwu yang menyiapkan sarapan. Tuna sandwich, pancake atau omelette. Yang simple-simple saja, mengingat skill memasak Seongwu yang masih agak dibawah standar. Beruntung Daniel adalah omnivora. Pemakan segalanya, termasuk masakan kelebihan garam milik Seongwu.


Saat weekend, mereka akan menghabiskan waktu di rumah. Mengerjakan tugas kantor masing-masing, atau sekedar movie marathon bersama di ruang tengah. Kadang berkunjung ke rumah orang tua Seongwu, kalau pria manis itu sedang kangen. Seperti saat ini.


Seongwu dan Daniel sedang duduk santai di ruang tengah. Tangan Daniel melingkar indah di pinggang Seongwu, serta Seongwu yang menyandarkan badannya di dada bidang milik Daniel. Pose mesra wajib jika didepan orang tua Seongwu.


"Gimana kerjaan di kantor, Dan?"


"Ah, lancar kok, Pa. Satu proyek baru aja selesai, jadi sekarang lagi agak lowong," ucap Daniel percaya diri.


"Memang nak Daniel ini sangat hebat, ya. Papa bangga punya mantu seperti kamu."


"Lebih hebat anak kita dong, Pa. Bisa nemu lelaki mapan kaya nak Daniel," sela Bunda. Baru muncul dari arah dapur sambil membawa beberapa gelas teh hangat.


"Padahal Seongwu udah nemu Niel dari jaman batu."


Daniel hanya tertawa pelan. Lalu mencubit hidung Seongwu gemas.


"Ya sudah, kalian berdua sama-sama hebat. Nanti kalau punya anak pasti jadi super hebat. Papa jadi tidak sabar."


Seongwu dan Daniel saling menatap. Sangat mengerti dengan sindiran halus yang diucapkan papa barusan. Daniel lalu mengelus pinggang Seongwu pelan. Memasang senyum tenang, seakan mengisyaratkan Seongwu untuk mengabaikan ucapan papanya.


Seongwu balas tersenyum. Kembali menyandarkan kepalanya didada Daniel. Sambil bergumam pelan, "Elus lagi dong, enak."


***


"Wuuuuuu! Bukain pintu dooong!"


Suara ketukan pintu dan teriakan kencang mengganggu fokus Seongwu membaca. Pria manis itu berdecak sebal. Pasti Jaehwan. Siapa lagi yang berani teriak-teriak dirumahnya selain tetangga sekaligus teman curhatnya itu.


"Masuk aja! Gak dikunci kok!" Seongwu balas teriak. Terlalu malas beranjak dari posisi nyamannya.


"Kamu dimana, Wu??" balas Jaehwan. Masih berteriak.


"Di Busan!"


Seongwu menatap kesal pintu kamarnya yang baru saja terbuka. Menampilkan Jaehwan yang sedang tersenyum jenaka. "Baru tau Busan sekarang pindah ke kamarmu."


"Lagian kamu pake nanya sih. Kaya gak pernah ke rumah aja."


Jaehwan tidak peduli, langsung membuang dirinya di kasur Seongwu.


"Kok sendirian aja, Wu?"


"Daniel lagi nganterin ayah sama bunda kerumah sakit. Check up rutin katanya."

Teman Tapi MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang