knock, knock, knock

71 0 0
                                    

Gangika menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur kamar kosnya. Setelah seharian ini dia menghabiskan waktu di kampus untuk melaksanakan seluruh kegiatan, akhirnya dia bisa bernapas lega sekarang. Badannya lengket, pasti sudah banyak debu juga yang menempel di wajahnya.

Dia harus mandi.

Jarum jam menujuk ke arah angka sepuluh ketika dia memutuskan untuk bangkit dari tempat tidur dan berjalan ke arah lemari pakaian untuk mengambil kaus dan celana yang nyaman untuk tidurnya malam ini. Setelah itu, dia masuk ke dalam kamar mandi yang berada di pojok ruangan dekat dengan pintu kamar. Ruangan berdinding putih ini terasa sepi. Wajar, sudah jam sepuluh malam. Penghuni kos lain yang berada di samping-samping kamar Gangika juga pasti sudah tidur. Sekarang hanya ada suara air keran menyala dan bunyi detik jarum jam yang terdengar di ruangan ini.

Ah iya, letak kos-kosan yang Gangika tinggali berada di belakang kampus. Jadi dia hanya perlu berjalan untuk berangkat kuliah.

Setelah hampir dua puluh menit berada di dalam kamar mandi, Gangika akhirnya keluar dengan pakaian tidur yang sudah dikenakannya. Badannya sudah segar dan wangi. Kemudian gadis itu berjalan ke arah kaca untuk menyisir rambutnya yang masih tergulung. Dia menatap rambutnya ini, cepat panjang, batinnya. Tidak lupa gadis itu memakai minyak kayu putih ke perut ratanya. Iya, sudah kebiasaan sejak kecil.

Ketika baru saja menaikkan kaki ke atas kasur, Gangika sadar, kalau lampu kamarnya ini redup. Padahal seingatnya dia baru mengganti lampu lima hari yang lalu. Apa kualitas lampunya kurang bagus? Tidak tahu deh, Gangika tidak mau ambil pusing. Hari ini dia benar-benar lelah. Gangika mau tidur!

Lampu dimatikan. Lima menit setelahnya baik-baik saja. Gangika berhasil memajamkan matanya yang sudah terasa berat. Namun kenikmatan itu harus sirna ketika suara ketukan pintu sebanyak tiga kali terdengar. Gadis itu refleks membuka mata. Cukup kaget karena dia baru saja tertidur. Siapa yang datang ke kamar kosnya pukul segini?

Gangika meraih ponsel yang tergeletak di sampingnya. Tidak ada notifikasi dari siapapun. Sempat terpikir kalau itu adalah temannya. Tapi, sepertinya bukan. Jantungnya seketika berdegup lebih cepat. Biasanya dia tidak pernah takut. Tapi malam ini pengecualian.

tok, tok, tok

Astaga, Gangika harus apa?

“Siapa, ya?”

tok, tok, tok

Sambil terus baca doa-doa yang selama ini Bunda nya ajarkan, Gangika mencoba berjalan, setapak demi setapak dia hampiri pintu kamar.

tok, tok, tok, tok, tok, tok!

Gadis itu menghela napas. Lalu dengan pasrah sambil terus membaca ayat kursi, kenop pintu berhasil ia raih. Setelah membuka kunci, tangannya memutar kenop pintu ke arah kiri dan—

HAPPY BIRTHDAY, GANGIKA!”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

bukan kumpulan cerita panjangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang