01

15.1K 3.1K 496
                                    

Guanlin menatap Mark yang sibuk bergurau dengan anak lain, anak laki-laki dari Kanada itu benar-benar tidak mengingat dirinya. Seseorang tiba-tiba menepuk bahunya dari belakang, saat ia menoleh, ia mendapati Leader Jisung berdiri di sampingnya.

"Kenapa kalian, anak-anak baru maksudku, seperti mengenal sebagian dari kami?" tanya Jisung.

"Karna kami memang saling mengenal. Sebelum ini kita memang sudah saling mengenal. Aku bahkan bersahabat baik dengan Mark, tapi sekarang dia bahkan tidak mau aku dekati? Apa yang terjadi sebenarnya?" Jisung menggendikan bahunya mendengar penuturan Guanlin.

"Kalau kau mengingat kehidupanmu sebelumnya, lupakan saja. Kita semua yang berada disini tidak mengingat moment apapun, sebelum berada disini. Mulai saja hidupmu dari awal, dan coba bersikap seperti baru pertama kali mengenal Mark. Karna dia memang tidak mengenalmu." Kata Jisung.

"Anak-anak! Waktunya mandi!" teriak Jisung kemudian.

-- -- --

Kamar mandi besar dengan banyak bilik segera di penuhi oleh anak laki-laki untuk mandi sore. Hingga membuat kamar mandi bising.

Beberapa anak yang paling muda mengisi bilik-bilik terlebih dahulu untuk mandi. Sedangkan sisanya, melakukan kegiatan yang lain selagi mengantri untuk mandi. Ada yang mencukur jenggot dan kumisnya, bercanda, cuci muka, pakai masker, sampai bertanding siapa yang bisa melempar baju kotor dari jarak jauh ke keranjang baju kotor.

Sebagian memang ada yang sudah mulai membuka baju, namun hanya atasan, termasuk Daniel. Tepat saat Taeyong berjalan di belakangnya, membuat pria bersurai coklat terang itu, dapat melihat punggung tegap Daniel. Kening Taeyong mengkerut melihat ada bekas luka yang cukup dalam di punggung Daniel, jelas bekas luka itu seperti bekas gigitan.

"Bekas lupa apa itu?" tanya Taeyong sembari memposisikan dirinya berdiri di samping Daniel, yang kini tengah berdiri di depan wastafel.

"Bekas luka dimana?" Daniel malah balik bertanya sembari melirik Taeyong.

"Dipunggungmu." Balas Taeyong.

"Oh," gumam Daniel. Ia kemudian menggendikan bahunya. "Aku tidak tahu itu bekas luka apa. Tampak seperti gigitan ya? Tapi hampir semua anak disini punya bekas luka seperti ini, ada juga sih yang tidak. Seperti Jaehyun, Jisung atau Jaemin. Mereka hanya punya seperti bekas luka tembakan dan jahitan di kepala."

Taeyong seketika bungkam, langsung berkutat dengan fikirannya.

'Jadi otak yang sudah diambil, dikembalikan lagi? Siapa yang melakukannya? Bukannya para Profesor sudah menjadi zombie dan di bom?' batin Taeyong.

"Kenapa belum buka baju?" pertanyaan Daniel sukses membuyarkan lamunan Taeyong.

"Kau harus buka bajumu, tapi sisakan boxer mu. Nanti Evelyn keburu datang untuk mengambil baju kotor, dia yang biasanya mencucikan baju kita, tapi tidak boleh telat memasukan baju kotor kita ke keranjang, kalau telat, dia tidak akan mau mencucinya. Dan dia tidak mau mencuci boxer juga celana dalam." Kata Daniel, sembari melempar kaos beserta celana bahannya ke dalam keranjang baju kotor.

"Lalu yang mencuci boxer dan celana dalam kita siapa?" tanya Taeyong.

"Cuci sendiri." Balas Daniel.

"Cucinya pakai apa? Pakai mesin atau tangan?" Taeyong kembali bertanya.

"Khusus baju-baju pakai mesin, kalau pakaian dalam pakai tangan. Evelyn yang memberi peraturan." Kata Daniel.

The Next Dark Life | NCT & W1 ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang