Malam itu hujan mengguyuri jejalan hampa. Dari jendela kamarku, tampak diluar sana cahaya lampu jalan remang-remang menambah rasa sepi. Alunan musik korea yang kusukai menemani renunganku malam ini. Kembali ku alihkan pandanganku pada tugas sekolahku yang tengahku buat. Ahh... kapan ini akan berakhir. Gumamku dongkol melihat tugas yang belum selesai jua hingga malam ini.
Terkadang aku marah pada tugas, marah pada nasib, marah pada kehidupan dan marah pada apa saja didalam duniaku. Sebab kenyataan tidak selalu seindah apa yang ku impikan. ku alihkan pandanganku pada sebuah poster yang tertempel tepat dibelakang pintu kamarku. Poster kim taehyung yang dipotret dari samping. Lalu aku tersenyum pada gambar itu.
"Kencana oppa... semua baik-baik saja. Aku pasti akan rajin belajar dan syukur-syukur kehidupan berbaik hati padaku. Moga-moga aku bisa menyusulmu kekorea. Doakan saja aku dapat beasiswa kuliah kekorea". Suara lantangku keluar begitu saja ketika aku memandang wajah indah itu. Seolah-olah dia nyata. Lalu sekeping senyum manisku lama-lama memudar dan berubah menjadi senyum yang miris. Aku sendiri sebenarnya tak percaya jika aku bisa berkata begitu. Ada perasaan geli karena pada kenyaatannya aku hanya peringkat ke 24 di kelasku. Untuk mendapatkan beasiswa adalah suatu kemustahilan. Ahh... kenyataan terus menarikku, menghempaskanku untuk sadar dari angan berlebihanku.
Rasanya ingin saja aku berhenti berharap, menghapus semua angan gilaku. Dan menjalani hidup yang normal. Namun apadaya dengan cara seperti inilah aku mendapatkan sekeping kebahagiaan, sekeping harapan dan sekeping keberanian.
KAMU SEDANG MEMBACA
a Piece of Happiness
Short Storyjika kau matahari maka aku bulan jika kau siang maka aku malam seandainya kau bintang maka aku adalah bumi berjarak trilunan kilo meter dariku menginginkanmu adalah suatu kemustahilan dari 0,001% keniscahayaan suatu angan yang berlebihan suatu kemun...