Our past
Digo membawa Sisi ke tempat bermain saat mereka kecil.
Saat ini mereka berboncengan di motor milik digo. Sisi mengeratkan pelukannya. Udara malam yang belum terlalu dingin tapi rasanya nyaman saat merasakan detak jantung Digo yang selalu berirama kencang. Sisi menyenderkan pipinya ke punggung Digo yang mulai tegap.
"Siap ?" Tanya Digo mengusap tangan Sisi.
Sisi mengiyakan dalam Diam. Dan digo pun langsung mempercepat laju motor agar segera sampai ke tempat tujuan.Dan ketika sampai.
"Ini kita kesini ?" Tanya Sisi heran namun tersenyum karena dia memang selalu menyukai tempat Ini. Taman yang yang selalu mengingatkan masa lalunya bersama Digo.
"Yuk" Digo menarik tangan Sisi menuju tempat yang sudah dia siapkan sebelumnya.
Hari ini Sisi ulang tahun dan Digo janji akan memberikan sesuatu untuk Sisi yang sebelumnya Sisi juga meminta di belikan kado seperti biasa. Namun malam ini Digo ingin lebih dari biasanya.
"Woww" Sisi takjub melihat kolam buatan di tengah taman sudah terhias lilin yang membentuk tulisan
HBD
SISIDigo menarik sisi mendekat.
"Selamat ulang tahun Sisiku." Ucapnya menggenggam tangan Sisi.
Sisi langsung memeluk Digo erat.
"Makasih." Ucapnya. Digo mengusap rambut sisi sayang. Sedangkan sisi semakin menelusupkan wajahnya ke dada Digo. Mencari detak yang semakin kuat di dengar oleh telinga Sisi.
"Duduk yuk" ajak digo menuntun Sisi.
Ia merogoh tasnya lalu mengeluarkan kain dan selimut.
Digo membuka kain berwarna abu itu untuk diletakan dirumput lalu dia duduk dan menepuk sebelahnya agar sisi ikut duduk.
Setelah sisi duduk digo kembali membuka gulungan selimut dan di berikan kepada Sisi.
"Biar kamu gak kedinginan" ucapnya
Lalu ia kembali merogoh tasnya. Mengambil sesuatu yang ingin ia berikan kepada sisi sebagai kado ulang tahun.
"Kamu merem deh" perintahnya pada sisi
Sisi tersenyum "aku gak suka kejutan"
"Bukan kejutan. Merem" perintahnya lagi.
Sisipun menurut "udah nih" ucapnya sambil memejamkan mata.
"Jangan buka sebelum aku suruh ya"
Digo bangkit dari duduknya. Berjongkok di di hadapan sisi dan memasangkan kalung liotin di leher sisi. Dengan mata terpejam sisi masih tersenyum dan memegang liotin yang menempel di leher bawahnya.
"Ini apa ? " ucapnya masih terpejam. Tak mendapat jawaban apapun sisi merasakan degupan jantungnya berdetak kencang karena napas digo yang mendekat dan merasakan bibirnya di sentuh oleh bibir digo.
Ciuman yang hanya satu kali kecupan namun mampu membuat Sisi berkeringat dingin.
"Buka" bisik digo pelan.Sisi membuka mata perlahan melihat wajah digo yang sangat dekat dengan wajahnya. Digo menarik wajah sisi menempelkan keningnya di kening sisi.
"I love you Si" ucapnya.
Sisi hanya diam namun ia tersenyum. Air matanya keluar namun tidak banyak.