[1] c r a z y • mina ft. 97

b a m bâm

Bam bam itu asal thailand. Dia ke sini untuk mengunjungi temannya, Kim Yugyeom.

Yugyeom merupakan pasien yang sudah ada sejak umur 12 tahun. Dia dirawat semenjak kecil. Yugyeom sudah gila semenjak dia berumur 4 tahun dan hanya Bam bam yang mengetahui hal itu.

Maka dari itu Bam bam memutuskan untuk mengunjungi Yugyeom setiap 6 bulan sekali.

Tapi nasib baik sama sekali tidak berpihak kepadanya sekarang. Saat tengah mengobrol bersama Yugyeom, tiba-tiba saja terjadi ledakan di rumah sakit jiwa itu.

Dan terpaksa harus terjebak bersama orang-orang gila lainnya. Kecuali satu orang, yang Bam bam ketahui namanya Mina. Entah? Bambam hanya berpikir begitu awalnya, karena Mina tampak normal jika dibandingkan dengan orang gila yang lain, termasuk Yugyeom.

Tapi Bambam cukup tau, orang yang bernama Lisa itu gila, sangat gila. Maka dari itu ia berusaha untuk tetap berjauhan dengannya.

Tapi naas.

Takdir, siapa yang tahu?

Saat bermain bersama Yugyeom tak sengaja dia menyenggolnya.

Dan membuat Lisa mengamuk.

Memang kesalahannya membuat keributan dan menyenggol macan betina seperti Lisa.

Tapi Bam bam mencoba untuk sok berani di depan Yugyeom dan juga Lisa. Dia kan cowok, masa kalah sama cewek, begitu pikirnya.

Hanya saja, Bam bam tidak tahu kalau Lisa seberbahaya itu.

Dan sudah dibilang sebelumnya, takdir siapa yang tahu?

Tiba-tiba saja Lisa mengeluarkan cutternya dengan seringaian bengis dan langsung menusuknya tanpa ampun.

"Uggh... S-sakit!!"

Dan tak disangka juga, kata-kata yang diucapkanbya dalam hati merupakan kalimat terakhirnya, bersamaan dengan kepalanya yang terasa berat dan pandangannya yang menggelap.

Menampilkan Yugyeom yang pergi meninggalkannya dengan kedua tangannya menutupi telinganya. Ketakutan.

Padahal, bambam hanya ingin mencari kesegaran, bermain bersama Yugyeom lagi sekaligus menjenguknya karena rasa rindu pada anak malang itu, tetapi kejadian buruk malah menimpanya.

Haruskah Bam bam merasa kasihan pada dirinya sendiri?

Dan pandangannya menggelap bersamaan mati rasa di sekujur tubuhnya dan jantungnya yang berhenti berdetak.

Oh, kasihan sekali, pria malang yang tak berdosa.