Chapter 3 : Malam Minggu

53 49 11
                                    

"MELODYYYYYY YUHUUUU!! GUE DATEEEENGGG"
Teriakan bergenre seriosa dari Kasih, ditambah lagi dengan fibranya yang sedikit mirip menyanyikan lagu gereja, tak berhasil membuat Melody membukakan pintu kamarnya, dan itu membuat Kasih sangat kesal.

"LAMA BANGET SIH MEL! PLIS DEH, DI DALEM LO HARUS SIAP-SIAP BUKAN NGASIH MAKAN CURUT!!"Teriakan Kasih yang begitu keras sangat jelas terdengar dari luar ruangan itu.

"Gue lagi ngasih jimat buat para cicak penjaga kamar gue, biar nih kamar terbebas dari gangguan jin sebangsa lo!"

Mendengar perkataan Melody yang tak sedap di dengar dari dalam kamar sontak membuat Kasih menggedor pintu kamar Melody agar ia segera keluar dari persembunyiannya. Tak lama kemudian Melody membuka dengan sedikit menahan knop pintunya ,seakan membukanya terpaksa karena ingin menyampaikan petuah.

"Tungguin bentar napa sik! Ga sabaran banget deh. Nih, gegara lo idep palsu gue jadi ga nempel! Gue gak mau tau lo harus benerin make up gue yang gak karuan ini."

"Ga karuan gimana sih, gue rasa make up lo baik-baik aja kok"

"Nihh lo liat mata gue baik-baik! Ada yang aneh gak?" Melody menyodorkan mukanya ke hadapan Kasih, kemudian Kasih memperhatikan betul area mata Melody.

"Jhahahaha... Tuh idep palsu gak lo kasih lem kalix."

"Enak aja! udah gua kasih banyak nih sampe mata gue bengep gini. Ini semua gara gara lo cih, gue saranin kalo ngajak gue itu jangan buru-buru dong." Timpalan Melody membuat Kasih menahan tawanya dengan meringis .

"Ihh malah meringis, emang ada yang lucu?"

"Engga kok Mel, gini deh sekarang lo masuk, gue benerin make up lo"
Melody mengajak Kasih masuk tanpa mengadakan halangan.

Beberapa menit kemudian Kasih telah  menyelesaikan tugasnya untuk merapikan make up Melody, kemudian mereka turun tangga sekaligus bergegas menuju Mobil Honda jazz Merah yang sedari tadi terparkir di halaman.

Kasih yang duduk di bangku pengemudi itu sedang fokus menjalankan mobilnya. Di puncak keheningan Kasih merasakan ada hal yang beda dengan sahabatnya itu.

"Mel, Lo udah makan belom?" Tanya Kasih memecah keheningan.

"Udah kok"

"Lo lagi marah sama gue ya? Sorry banget ya Mel kalo gue suka ngawur bicaranya sama lo" Melody terdiam sejenak karena dipikirannya sedang ada suatu drama yang ia ciptakan sendiri.

"Gua gakpapa kok Ka'. Oh iya btw nih, lo mau ngajak gue kemana sih? tumben banget ngajakin out malem"

"Mel, lo gak lagi beralih pembicaraan kan?"

"Enggak kok, gue beneran nanya nih ke elo"

"Oh bagus deh kalo gitu. Gue lagi bosen aja dirumah, gue pengen shopping, ngajakin lo dinner, yaa.. itung-itung gue mau nyenengin lo biar pikiran lo bisa plong dikit meskipun ngga banyak"

"Ih elo bisa aja sih. But Thanks banget ka' karena hanya elo sahabat yang paling ngertiin kondisi gue"

"Santai aja kali Mel, kaya ngomong sama orang aja. Kan aku padamu selalu"

"Emang bicaranya kalo bukan sama orang trus sama siapa?"

"Sama boneka tapi itu Lo!"

"Tunggu-tunggu'.. yang lo maksud boneka yang mana nih, boneka banyak macamnya kalix" Tanya Melody seperti hendak melakukan interogasi

"Emmm.. Boneka Chuccky He-he-he" Ucap Kasih sambil tertawa sinis.

"Enak aja! kata pak kyai manusia itu sempulna. Gaboleh disamain cama makluk alus." Melody berkata dengan gaya ala-ala makhluk cina.

MELODYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang