"Bae Ji Won....bukannya hari ini kau tidak ada les?" Tanya seorang wanita paruh baya begitu Ji Won masuk kedalam rumah.
"Tidak ada bu" kata Ji Won sambil menunduk dan terus berjalan tidak ingin ibunya tahu keadaannya sekarang.
"Kenapa kau pulang terlambat? Ya ampun ada apa dengan wajahmu?" Tanya ibunya begitu melihat wajah Ji Won dari jarak dekat.
"Aku tidak apa-apa....tadi itu....aku menabrak pintu disekolah" kata Ji Won berusaha mengelak.
"Menabrak pintu bagaimana?....lihat ini wajahmu sampai bengkak semua....kau berkelahi ya?"
"Hem" kata Ji Won sambil menunduk sementara ibunya masih memegangi wajah anaknya itu.
"Kau ini....kan sudah ibu katakan jangan buat ayahmu sampai marah....lihat ini kau malah berkelahi" Ji Won hanya menghela nafasnya.
"Kenapa yang ibu khawatirkan selalu tentang ayah....kenapa ibu tidak pernah sekalipun mau mendengar alasan kenapa aku seperti ini....ibu aku lelah hidup hanya untuk memenuhi keinginan ayah dan ibu....aku ingin melakukan apa yang aku suka, yang memang aku bisa" kata Ji Won dengan menatap tepat dimata ibunya.
"Apa yang kurang dari ayah dan ibumu ini? Semuanya sudah kami berikan, ayah dan ibu hanya ingin kau seperti kakakmu masuk sekolah hukum kemudian menjadi jaksa Ji Won-ah....lalu apa yang kau sukai? Musik?....karena musik kan kau jadi seperti ini? kau jadi bergaul dengan anak-anak yang tidak jelas" kata-kata ibunya membuat Ji Won semakin muak dengan keadaan seperti ini.
Ya selama ini dia sadar dia adalah anak kedua dari Bae Dong Gun Kepala Kejaksaan Tinggi Seoul, dan kakanya sudah berhasil membanggakan kedua orang tuanya dengan menjadi hakim di salah satu pengadilan di kota Seoul. Giliran dirinya yang selama ini harus menuruti semua kemauan orangtuanya agar bisa menjadi jaksa seperti ayahnya, tanpa pernah mengetahui apa yang sebenernya Ji Won inginkan.
"Ibu aku lelah, bisa kita lanjutkan besok saja?" tanya Ji Won kemudian berjalan lemas menaiki tangga menuju kamarnya.
"Besok berangkatlah lebih awal, agar ayahmu tidak melihat wajahmu" kata ibunya, Ji Won tidak menoleh sedikitpun dan tetap berjalan.
"Memang itu yang mau aku lakukan" kata Ji Won setelah masuk kedalam kamarnya. Ji Won hanya menghempaskan tubuhnya di kasur, memandang langit-langit kamarnya, baru beberapa detik kemudian dia teringat, bagian perutnya seperti masih lebam dan belum diobati.
"Aaaww" baru saja Ji Won melepaskan seragamnya rasa sakit sudah dirasakannya. Kemudian dia mengambil kotak obat yang ada di lemarinya, dan mulai mengoleskan salep diperutnya. Setelah selesai mengoleskan salepnya dia berganti pakaian menjadi kaos dan celana pendek bersiap untuk tidur.
"Ah....payung ini harus ku kembalikan" kata Ji Won ketika melihat payung yang diberikan Soo Yeon untuknya.
Dia hanya tersenyum melihat gantungan payung yang tertulis 'milik Soo Yeon, 010-2406*****'. Ji Won berfikir mungkin gadis ini terobsesi pada payung nya sampai dia berharap bisa dihubungi oleh seseorang yang mungkin menemukan payungnya saat hilang. Ji Won pun memasukan nomor telfon Soo Yeon di handphone-nya, jadi dia tidak perlu susah-susah meminta nomor telfon gadis itu.
---------
"Min Soo Yeon" panggil seorang laki-laki dari kejauhan, Soo Yeon yang merasa namanya dipanggil itu pun menoleh dan tersenyum begitu melihat seseorang yang datang.
"Sajangnim....ada apa ini sampai menyusulku? terus tau dari mana aku ada di supermarket?"
Lelaki yang tingginya 180 cm dan memakai kemeja putih serta celana jeans hitam itu hanya tersenyum sambil berjalan kearah Soo Yeon. Suasana supermarket masih sepi karena jam masih menunjukkan pukul 9 pagi, hanya ada beberapa ibu-ibu yang memang belanja untuk keperluan harian seperti sayuran dan daging.
"Ya....kan aku sudah bilang, kalau kita sedang diluar jangan panggil aku sajangnim, panggil Hwang Joon oppa saja"
"Ciiihh....iya Hwang Joon oppa tau darimana aku disini?" tanya Soo Yeon sambil berjalan mendorong troli belanjaannya yang beberapa detik kemudian direbut Hwang Joon dan berpindah tangan kepadanya.
"Aku ingat dua hari yang lalu kau bilang persediaan tepung sudah habis dan dari pabriknya belum bisa mengirim minggu ini, aku juga sudah kehabisan stock cokelat" kata Hwang Joon, Soo Yeon hanya mengangguk ketika teringat dirinya pernah mengatakannya.
"Ah....oppa itu tepungnya" kata Soo Yeon yang melihat tempat tepung berada.
Hwang Joon pun mengikuti Soo Yeon yang sedang memilih-milih tepung untuk bahan dasar cupcakes selama beberapa hari. Setelah tepung sudah didapatkan, mereka berdua beralih ke tempat cokelat. Namun tiba-tiba Hwang Joon berhenti ditempat penjualan ikan-ikan dan kerang, Soo Yeon yang kebingungan karena Hwang Joon tiba-tiba menghilang kemudian mengikuti lelaki itu.
"Ya....Soo Yeon-ah, kau mau kubuatkan pasta kerang untuk makan malam ini?" tanya Hwang Joon, Soo Yeon yang mendengar akan dibuatkan pasta kerang hanya mengangguk-angguk bahagia.
Hwang Joon memang sering memasakkan makanan untuk pegawainya, makanya Soo Yeon senang bisa bekerja bersama lelaki yang 3 tahun lebih tua darinya itu.
"Aaigooo....kalian serasi sekali, pengantin baru ya?" tanya seorang wanita paruh baya yang menjaga tempat penjualan ikan-ikan. Baru saja Hwang Joon mau menjawab, Soo Yeon buru-buru menutup mulut lelaki disebelahnya ini, membuat Hwang Joon membelalakan matanya karena kaget.
"Ah iya ajjuma....kami memang pengantin baru"
"Pantas saja, kalian serasi sekali....lihatlah suamimu tampan sekali, kau beruntung sekali" Soo Yeon mengangguk sambil tersenyum penuh arti sambil menatap Hwang Joon yang kebingungan.
"Apaan ini? kenapa kita harus jadi pengantin baru?" tanya Hwang Joon sambil berbisik.
"Hmm....oppa lihat saja, setelah ini kita pasti dapat kerang lebih, hehehe"
Hwang Joon yang paham dengan tingkah Soo Yeon itu hanya mengangguk mengerti, dirinya malah kemudian merangkul pundak Soo Yeon agar lebih mendekat padanya dan tersenyum manis kepada ajjuma penjual ikan.
"Ajjuma....kami mau beli 1 kg kerang, tolong dibersihkan sekalian"
"Baiklah....ah....ini aku berikan tambahan karena kalian pasangan baru, kau harus sehat supaya cepat punya anak" kaya ajjuma itu sambil menepuk-nepuk pundak Hwang Joon. Soo Yeon tersenyum penuh kemenangan ketika melihat atasannya itu hanya bisa mengangguk dan tersenyum kaku.
"Terimakasih ajjuma....semoga laris"
"Ya....Min Soo Yeon" kata Hwang Joon sambil menatap Soo Yeon.
"Kenapa oppa?"
Soo Yeon seketika menghentikan langkahnya karena tatapan mata Hwang Joon yang tidak seperti biasanya itu mampu membuatnya terdiam dan ikut menatap lelaki itu.
"Hebat....kita jadi dapat bonus, hahahaha...." kata Hwang Joon sambil tertawa yang seketika memecah kecanggungan diantara mereka.
"Hehehe.....iya" jawab Soo Yeon seadanya sambil melihat atasannya itu masih senyum-senyum kegirangan sambil memandang kerang tambahan yang berhasil mereka dapatkan.
--------
Heheheh semoga kalian suka part ini yaJangan lupa vote dan comment
Makasih yang udah mau baca ❤️❤️❤️❤️❤️❤️

KAMU SEDANG MEMBACA
You Are The Cupcakes of My Eyes
FanfictionGimana jadinya kalau anak SMA suka sama gadis yang 5 tahun lebih tua darinya? Apa mungkin gadis itu juga menyukainya?