#7: tetangga

111 25 0
                                    

Sore hari dan hujan diluar. Cuacanya enak banget kalo nonton tv sambil ngemilin cemilan.

Danissa lagi asyik nonton tv di ruang tengah yang kebetulan nayangin drama korea jam-jam segini. Emang ini kebiasaan Danissa abis pulang sekolah akhir-akhir ini.

Ting nong!

Bel rumah berbunyi. Danissa yang mager bukain pintu akhirnya punya solusi lain.

"MAS MALIK BUKAIN PINTU ADA TAMU TUH!"

Danissa melanjutkan acara nonton tv nya. Tapi bel kembali berbunyi dan Malik gak kunjung bukain pintu. Akhirnya Danissa merelakan drama-nya dan beranjak untuk bukain pintu. Walaupun gak ikhlas juga sih.

"Cari siapa ya?"

Danissa bukain pintu dan melihat seorang cowok bule ganteng yang lagi senyam-senyum. Dia sempat bengong saking takjubnya.

"Gak nyari siapa-siapa kok, nih mau ngasih oleh-oleh dari New York."

Danissa menerima bungkusan kue red velvet yang baunya menggoda iman Danissa. Asli dari New York lagi!

"Hehe, makasih ya."

Danissa mengedarkan pandangannya pada pakaian yang dipakai cowok bule itu. Kaos biasa dan celana pendek serta sendal jepit. Bisa Danissa tebak kalau cowok itu tetangganya.

"Eh?? Ada Hansol! Sini masuk dulu!"

Soraya yang baru dari dapur langsung nyambut cowok bule yang ternyata bernama Hansol itu.

"Eh, kak Soraya. Gak usah kak, cuma mau ngasih oleh-oleh aja."

Hansol senyam-senyum aja. Danissa yang gak tau apa-apa cuma bisa berdiri kebingungan.

"Eh, gak papa. Danis, suruh tamunya masuk dong! Kita ngobrol-ngobrol dulu!"

Soraya maksa banget. Akhirnya Hansol masuk dan duduk di sofa ruang tamu ditemani Danissa.

"Kakak buatin minum dulu ya, Danis ajak ngomong Hansolnya kalian kan seumuran."

Setelah kepergian Soraya ke dapur. Suasana jadi canggung. Danissa bingung mau mulai percakapan dari mana.

"Jadi nama lu Danis? Gua ngomong-nya lu-gue aja gak papa kan?"

Hansol memulai percakapan. Danissa ngangguk tanda setuju.

"Sebenernya nama gua Danissa, tapi boleh dipanggil Danis. Dan.. Nama lu Hansol?"

Cowok itu geleng-geleng. Danissa jadi bingung sendiri.

"Hansol itu nama panggilan dari ibu gua aja, kak Soraya keikutan manggil itu. Nama gua aslinya Vernon."

Danissa ngangguk-ngangguk ngerti. Kayak wajahnya, namanya sama-sama bagus.

"Kita seumuran tapi kok gua gak pernah liat lu di sekolah, maksud gua rata-rata anak komplek ini kan sekolah di tempat yang sama."

Danissa akhirnya nanya juga. Kali aja mereka bisa berangkat sekolah bareng. Lumayan kan dapet gandengan bule?

"Gua homeschooling, soalnya sering nemenin nyokap bolak-balik ke New York. Kalo adek gua, Somi, yang sekolah di sekolah lu."

Danissa angguk-angguk mengerti. Dan habis itu dia bingung mau nanya apa lagi. Mereka berakhir saling diem-dieman.

"Nih diminum dulu. Gimana? Udah ngobrol apa aja kalian?"

Soraya dateng bawa tiga gelas es sirup melon dan langsung nawarin ke si tamu. Vernon yang kebetulan haus langsung minum es sirup buatan Soraya.

"Sekolah. Ternyata Vernon homeschooling mbak, gitu aja."

Danissa jawab seadanya. Ya emang mereka cuma ngomongin soal itu kok. Soraya keliatan kecewa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 25, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[1] home sweet home; +ksw +ksj +kmg +kdhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang