Chapt. 2 - Pencair Suasana

32 5 0
                                    

Seusai kami kembali ke rumah untuk mengambil lensa yang hilang, kami melanjutkan perjalanan bersama Rey dan Boy, ya walaupun si boy nyetirnya kadang suka ngebut ngebut sih hehe

Di perjalanan, kami bertiga saling bercengkrama, berdiskusi soal problematika sehari - hari, dan saling berbagi suka dan tawa bersama.

Karena aku merasa suasana di mobil masih "sepi", akhirnya aku mengusulkan untuk memutar lagu di cd players.

"Eh, gimana kalau kita muter musik aja? garing nih! gaada pencair suasana" kataku sambil menepuk kedua pundak temanku.

"Iya. Eh, gimana kalau kita muter lagunya Payung Teduh? favorit aku, tuh!" kata Rey dengan penuh semangat.

Karena selera musikku dengan selera musik Rey hampir sama, akhirnya kami memutarkan lagu "Akad"

Namun, tampaknya Boy kurang setuju.

"Ah, aku mah pengennya Oasis! itu sih favorit aku dari dulu" ucap Boy dengan sedikit lantang.

"Ga mau! pokoknya, aku pengen muter Payung Teduh!" tantang Rey dengan sedikit membentak.

Aku pun bingung, selera musik Rey dengan Boy berbeda. Daripada memicu konflik, akhirnya aku pun mencoba mengembalikan suasana seperti sedia kala.

"Udah lah, gausah ribut kaya gini! mending, kita puter dua - duanya aja! masa gara - gara ginian aja jadi ribut?" ucapku dengan tenang.

"Setuju!!" teriak Boy dan Rey dengan penuh semangat.

Akhirnya, kami pun melanjutkan perjalanan kembali.

Aku dan AlamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang