Episode 1: The Twins

68 11 8
                                    

[Roxane POV]

Hoaamm...

Ternyata sudah pagi. Segera aku melakukan rutinitas pagiku seperti biasa.

Setelah itu, aku menatap bayangan diriku yang terpantul di cermin. Terlihat rambut pirangku yang panjang dan kubiarkan tergerai, seragam sekolahku yang bisa dibilang cukup rapi, dan ransel kecil berwarna hitam. Mata biru safir ku terlihat berkilat kecil.

Segera aku turun ke lantai dasar dan pergi menuju dapur.

[Dapur]

Saat aku duduk di salah satu kursi dekat meja makan, aku melihat Reiner, adikku, muncul dari belakang sambil membawa beberapa hidangan sederhana untuk sarapan.

"Hmm... sepertinya itu kelihatan lezat..." ujarku sambil menatap sepiring steak yang masih hangat diatas meja di depanku.

"Hehe... aku membuatnya khusus untuk kakak." katanya sambil tersenyum hangat padaku.

"Aww... terima kasih, Reirei." balasku senang sambil tersenyum manis. Reiner hanya bisa terkekeh pelan dengan rona merah diwajahnya karena kupanggil dengan nama yang terdengar lucu.

Setelah itu, kami pun segera menyantap hidangan yang ada. Begitu selesai, kami langsung keluar dan masuk kedalam mobilku. Kunyalakan mesin mobilku lalu segera melaju di jalanan ke arah sekolah.

《《《《《《《《Skip》》》》》》》》

Sesampainya kami di sekolah, kami langsung berpisah di lorong sekolah karena beda kelas.

Selama di lorong kearah kelasku, aku memikirkan keadaan Reiner.

Sejak kematian orangtua kami, dia menjadi penyendiri dikelasnya. Padahal dulunya dia adalah anak yang sangat periang. Aku juga mungkin tidak terlalu suka bergaul dengan orang lain tapi aku memang begitu dari dulu.

Begitu sampai dikelas, aku langsung duduk dan beberapa saat kemudian, sang guru masuk dan memulai pelajaran.

《《《《《《《《Skip》》》》》》》》

Saat ini, aku sedang duduk disalah satu bangku taman yang ada di taman belakang sekolah.

'Pemandangan yang menenangkan.' pikirku.

Tiba-tiba, sepasang tangan muncul dan menutup kedua mataku dari belakang.

"Hentikan, Leo. Aku tahu ini kau." kataku datar.

Laki-laki berambut coklat itu pun melepaskan tangannya lalu duduk disampingku dan terkekeh.

"Darimana kau tahu kalau itu aku?" tanyanya basa basi.

"Memangnya siapa lagi?" jawabku singkat sambil tersenyum kecil.

Setelah beberapa saat, tiba-tiba Leo menggengam kedua tanganku erat dan menatap mataku dalam-dalam.

"A-Apa yang kau lakukan...?"

"Sejujurnya... aku menyukaimu, Roxy. Kau itu menarik dan unik. Aku langsung jatuh hati padamu saat pertama kali aku melihatmu."

"A-Aku..."

Pipiku benar-benar memanas kali ini. Aku tidak tahu harus bilang apa. Aku kehabisan kata-kata.

"Maukah kau menjadi pacarku?"

Kalimat itu membuatku membeku seketika. Wajahku sekarang semerah. Segera aku menarik kedua tanganku dan memalingkan wajahku.

"Maaf... Aku tidak bisa." jawabku singkat.

"Tapi kenapa?" tanya Leo kecewa.

"Apa kau ingat tahun lalu, saat sekolah kita sedang tamasya ke gunung? Saat bus kita terbalik dan jatuh ke jurang lalu Ernald... menghilang...?" tanyaku dengan wajah sedih.

Creepypasta: The MansionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang