Seleksi Tim Basket SMA Van Deskundingen

10 1 0
                                    


"Teng.. Teng..Teng.." Bel pulang sekolah pun berbunyi, dan pada hari itu diadakan seleksi peserta basket putra dimana Diza, Zeza, Ibor juga ikut. Diza yang awalnya sangat semangat dan antusias menjadi lesu, putus asa, dan kurang semangat setelah tau bahwa nilai pretest fisikanya dihias nilai 0.
"semangat bro, jangan dimasukkan hati sudah, fokus sama seleksimu sekarang" Ujar Zeza menyemangati Diza
"yoi, jangan down gitulah men, we're here for you man" Ibor tak mau kalah menyemangati Diza yang murung. Akan tetapi, itu sia sia karena Diza semakin minder melihat skill skill hebat yang ditunjukkan peserta lain dalam sesi seleksi.

"Rizandre Fatthurrohman" Nama Zeza dipanggil, tanda dia harus mulai unjuk gigi sesuai yang diinstruksikan oleh tim penyeleksi, kemudian giliran Ibor "Robby Yudha Irwansyah". Ibor bermain dengan baik dengan tembakan standing back lay upnya. Teknik lay up yang dia modifikasi dengan gaya akrobatik dan tanpa melihat ring mampu memikat minat tim seleksi untuk memberikan tanda tanda bahwa dia diterima. Terakhir "Dicky Reza Afifurrahman" ya, Diza yang tambah down melihat teman temannya yang telah sukses masuk tim basket terlebih dahulu. Diza minder, sangat minder dengan jumlah peserta yang ditolak yang sangat banyak dan menyisakan siswa dengan bakat yang unik dan terpilih saja.
"Swooosh" Lemparan tiga angka Diza berhasil masuk ring tanpa menyentuh board dan ring nya sama sekali, tapi dia tetap masih minder karena bisa jadi itu hanya kebetulan, meski semua berdecak kagum karena Diza melemparnya dari tengah lapangan. Diza mencobanya kembali dari jarak yang lebih dekat "masuk". Dia masih heran, dia mencobanya dari tengah lapangan lagi. "wuush.. swoosh" "masuk lagi.
"priiit, cukup, kamu diterima Dicky Reza, selamat bergabung dengan tim basket SMA Van Deskundigen" ujar salah seorang selektor.
"yaaaay, alhamdulillah, Zez, Bor, aku juga diterima nih"
Zeza dan Ibor masih tidak percaya atas apa yang dilakukan Diza barusan. Permainan bola basket yang tidak pernah dilihat oleh Zeza dan Ibor sebelumnya.
"hei.. heii.. sadar woi" ujar Diza sambil menampar ringan pipi Zeza dan Ibor
"homina... hominaa..., eh sakit tau!" Zeza yang masih terkagum kagum kemudian sadar dari lamunannya.
"gila, konsentrasimu apik benar, ciamik dah untuk posisi Point Guard atau Shooting Guard" Puji Ibor
"Hehehe.. terima kasih" Diza terkekeh.

Hari demi hari berlalu, Diza menjalani hari harinya sebagai personil Tim B SMA Van Deskundigen dengan ceria. Lemparan supernya itulah yang memenangkan perhatian dari rekan setimnya. Dia pun tidak terlalu iri dengan masuknya kedua sahabatnya di tim utama SMA Van Deskundigen, karena dia menganggap mereka pantas mendapatkannya. Selama ini peran Diza di tim B sebagai Sixth Man yang selalu dipercaya untuk bergantian posisi dengan Guard utama, Putra si anak populer dari kelas X Bahasa A. Setiap, Putra berlatih, kira kira pasti ada cewek cewek yang menonton karena dia memiliki tinggi tubuh yang ideal dan bola mata berwarna hijau yang bersinar. Putra sedikit tidak suka dengan kehadiran si anak "kemarin sore", Diza yang menurutnya mulai menggeser popularitasnya sebagai Guard tim B. Namun, Diza yang polos tidak mengetahui isi hati Putra sebenarnya. Ia hanya menganggap bahwa Putra adalah rekan setimnya, bukan saingan.

Hari yang sangat menentukan bagi Diza telah tiba. Hari ini dia dipercaya pelatih utama, Miss Emilia untuk menjadi starting di dua pertandingan akhir yang sangat menentukan kemenangan SMA Van Deskundigen. Di hari hari sebelumnya, Miss Emil lebih mempercayakan posisi Guard diisi oleh Hizky yang merupakan senior (kelas XI IPS C) berotasi dengan Putra. Diza hanya diperintahkan untuk duduk dan mengamati permainan dari bangku cadangan.
Hari itu, Ibor dan Zeza tidak lupa datang untuk memberikan semangat pada sahabatnya, Diza. Lagi lagi, Ibor dan Zeza melihat wajah gugup dan nervous Diza.
"eh liat deh, Diza wajahnya konyol banget begitu, kayaknya dia gugup"
"Gawat, kalau dia gak berhasil membuktikan skillnya di pertandingan ini dan pertandingan besok, It's the end man, he'll stay B" ujar Ibor dengan nada sok sok nge–rap

"priiiiit..."
Tip-off quarter pertama telah dilakukan. Diza bermain normal seperti pemain pemain lainnya. Pada pertengahan quarter terhitung Diza telah melakukan dua kali turnover dengan membuat passing yang kurang akurat sehingga bola dapat tercuri oleh tim lawan.
Teeeeet... quarter pertama dengan hasil 27 untuk tim SMA Taman Pendidikan, dan 16 untuk SMA Van Deskundigen.
"cuy, liat deh pemain nomor 11 SMA Deskundigen itu, katanya nih, dia bisa memasukkan bola dari tengah lapangan, tapi kok mainnya payah begitu ya?" bisik salah seorang penonton kepada sebelahnya.
"gak tau nih, padahal aku datang ingin melihat keistimewaannya itu. Kecewa banget deh kalo sampe kalah" balas seorang penonton tersebut.
Zeza terus mengamati apa yang terjadi pada Diza meninggalkan Ibor yang histeris sendiri dengan permainan Tim B SMA nya.
"Adoooh, maan, you can do better in the next quarter, yeah" lagi lagi Ibor dengan cara ngomong rap yang dibuat buat.

Quarter demi quarter pun berlalu, Pada quarter ketiga Diza semakin loyo dan kurang bagus dalam bermain sehingga jarak skor kembali menjauh. 76 – 60 untuk keunggulan SMA Taman Pendidikan.
"What the.. ketinggalan 16 poin, ayolah Diza, main yang benar!" Ibor mulai kesal dengan permainan Diza.
"ssst.. syeh, bawel aja sih, duduk diem napa bor?" Zeza kehilangan konsentrasi karena kekesalan Ibor
"Ngeselin tau Zez dia mainnya lembek begitu, skill yang kemaren kemana cobak"
"Kayaknya itu kebetulan deh"
Karena semakin banyak tekanan yang diterima Diza mulai dari "huuuu" dari penonton, tekanan batin karena merasa kurang bisa berkontribusi untuk membayar kepercayaan pelatih Emil, Diza semakin lunglai ketika memberikan passing dan terpaksa dia digantikan oleh Hizky yang mampu memperkecil ketertinggalan hingga 85 – 80 , dengan SMA Taman Pendidikan masih unggul 5 poin atas SMA Van Deskundigen.

Quarter terakhir pun dimulai. Diza kembali dipercaya mengisi posisi Point Guard menggantikan Hizky. Dalam keadaan yang serba putus asa akan takut kalah, minder dengan kemampuan tim lawan, hingga taku kepercayaan menjadi starting kembali pudar, Diza mencoba tembakan tiga angkanya dari pojok daerah lawan, mendapatkan sedikit celah karena dia akan segera diblock oleh dua orang lawan, lemparannya dilakukan asal asalan.
"Bang... Swoosh" lemparan Diza membentur ring dan masuk. 3 poin didapatkan oleh SMA Deskundigen dari lemparan Dicky 'Diza' Reza.
"Woaaaaa..." Penonton mulai bersorak, tapi Diza masih kurang percaya diri karena mengira itu hanya sebuah kebetulan, aura aura pesimistis masih menyelimutinya.
Kembali, Diza mendapatkan bola yang berhasil dicuri oleh Willy. Diza berada di tengah lapangan, kemudian secara mengejutkan dia menembak. "Swooosh"
"Dicky 'Diza' Reza, another 3 point shoot" suara komentator menyerukan nama Diza. Diza tak percaya dia membuat tembakan 3 angka yang membawa timnya mengungguli pertandingan itu dengan hasil akhir 87 – 90 untuk keunggulan SMA Van Deskundigen.
"Whoaaaaa.. " penonton bersorak sorai karena tim tuan rumah, SMA Van Deskundigen berhasil memenangkan seri kedua dengan sangat menakjubkan. Diza langsung pulang setelah pertandingan selesai dan tidak ikut makan bersama tim karena dengan alasan kurang enak badan.

Di Rumah, Diza mengecek socmednya yang dari tadi berbunyi dan menunjukkan notifikasi lebih dari 100 mention masuk dalam twitternya.
@otakulv100
Aku hampir tidak percaya itu, kamu melempar seperti di anime anime yang kutonton @DDiz11, keren banget
@sheryL45
Lemparannya itu loh kok bisa catchy gitu ya? Nge fans deh sama dek @DDiz11
@pinthong_
mantaav banget deh pertandingan tadi, apalagi qaqa @DDiz11 nya ternyata cakep aw.. aww
@izznutz
keren bangeeeeeeeeeet @DDiz11 gak salah deh punya junior cakep dan apik skillnya
@Zza_flawless5
oi, ini Zeza, mantap pertandingan mu hari ini, beberapa celah bisa kau atasi, sepertinya kamu layak masuk Tim Utama @DDiz11
@I_bort0305
What's app man, permainan bagus, pertandingan mantav, kita harap lu bisa kayak gitu lagi atau lebih baik lagi di next match, psst, cobalah dunk sekali sekali @DDiz11
Bahkan Akun resmi tim sekolah dan pelatih ikut mengomentari pertandingan Diza juga.
@official_vandeskundigenBasketball
That's how the show about, terima kasih @DDiza11 yang memberikan secercah harapan untuk menang di pertandingan yang akan datang.
@emiliaizz007
cara mainmu sedikit aneh @DDiza11, tapi aku akan tetap menggali informasi mengenai dirimu, stay cool, stay focus dan semangat untuk pertandingan besok lusa. Oh ya, dan lekas sembuh.

Diza bisa tersenyum sedikit melupakan rasa sakit cedera engkel yang dirasanya, (plus dirahasiakan). Komentar para sahabatnya, dan beberapa orang yang baru ia kenal memotivasinya untuk tampil lebih baik lagi di pertandingan final nanti.


Diza Si Perfect berkekuatan Putus AsaWhere stories live. Discover now