Empat

81 14 4
                                    

      Sore itu, Vino mengendarai motor ninjanya dengan kecepatan yang cukup tinggi. Rambut berwarna kecoklatan milik Vino terangkat ke atas karena terkena hembusan angin, sehingga membuat wajah lelaki berpenampilan jutek itu semakin keren. Saat sampai di depan rumah, Vino segera memarkirkan motornya.

     Kepulangan Vino dari sekolah selalu disambut sangat oleh Ira, mama kandung Vino. "Gimana sekolahnya?"

     "Biasa aja, ma." Jawab Vino sambil terus melangkahkan kakinya.

     Ira, mama Vino selalu sabar melihat kelakuan anaknya itu. Ira sedikit memaklumi Vino karena sejak kecil Vino selalu mendapatkan perlakuan yang kurang baik dari sang ayah, terlebih Vino sudah sering menerima pukulan maupun tonjokan dari ayah kandungnya itu. Namun suatu saat ayahnya meninggalkan Vino dan mamanya begitu saja.

     "Mama barusan dapet telepon dari guru kamu, katanya nilai kamu semakin hari semakin menurun." Kata Ira sambil menatap wajah sang anak.

     "Ya nanti Vino tinggal belajar aja." Ujar Vino santai sambil menengok ke arah mamanya.

      Dengan nada yang sangat halus dan lembut mama Vino berkata "Mama sempat berpikir kalau kamu ikut mau les lagi?"

     "Ya udah kalau itu mau mama, Vino nurut aja." Jawab Vino agar hati mamanya senang.

      Senyum tipis terukir di wajah Ira karena mendengar jawaban Vino, Ira pun berkata pada anaknya, "Ya sudah besok kan hari Minggu, kamu besok pukul sembilan pagi les ya." Dan dijawab dengan anggukan kepala oleh Vino.

¤¤¤

     Keesokan harinya, seorang wanita bertubuh gempal dengan alis cetar membahana telah berdiri di depan pagar rumah megah di kawasan elite.

    Ting Tong Ting Tong Ting Tong.....

     Terdengar suara bel berbunyi dari dalam rumah itu. "Iya... bentar..." teriak Bi Eli, wanita paruh baya yang bekerja di rumah itu.

     Ting Tong Ting Tong.....

      "Ancene semprul tenan wis dibilangi bentar kok yo sik ting tong ting tong wae." Gerutu Bi Eli yang sedang membersihkan kamar mandi. Wanita paruh baya itu melangkahkan kakinya dengan cepat menuju pagar, "Sampeyan pasti guru les barunya den Vino ya?" Tanya Bi Eli dengan suara khasnya.

     "Iya bik. Panas bik, tolong segera dibukakan pagarnya!" Ujar Bu Tatik, guru les baru Vino yang dikenal dengan sebutan 'guru killer' itu. Sebenarnya Bu Tatik sedang berusaha meredam amarahnya karena kepanasan.

      Bi Eli tersenyum dan berkata "Iya, Bu, silahkan masuk." Lalu menutup kembali pagar rumah. "Mari saya antar ke ruang tamunya." Tambah Bi Eli sambil mengantar Bu Tatik menuju ruang tamu.

     "Akhirnya adem juga." Desah Bu Tatik pelan. "Ekhem... mana murid yang mau les sama saya?" Tanya Bu Tatik dengan matanya yang sedang mencari sosok yang nantinya akan menjadi murid lesnya itu.

     "Waduh bentar, Bu, saya lupa den Vino masih tidur." Mendengar jawaban Bi Eli, ekspresi wajah Bu Tatik semakin menjadi-jadi.

     Bi Eli segera bergegas menuju lantai dua untuk membangunkan Vino. "Den, bangun atuh. Itu guru lesnya udah dateng," kata Bi Eli sambil menggoyang-goyangkan tubuh Vino.

     "Berisikkk," kata Vino dengan suara khas orang bangun tidur.

     "Den! Bibik siram pake air nih ya kalau aden ga mau bangun?"

     "Ya udah siram aja!" Jawab Vino sambil menutupi wajahnya dengan selimut.

      "Ya udah den, bibik ga mau tanggung jawab kalau Bu Bos sedih atau marah-marah." Kata Bi Eli sambil  membuka gorden kamar Vino.

BAD BOY VS ICE GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang