part 1

4 0 0
                                    

Hari begitu gelap. Petir tidak henti-hentinya menghiasi langit kelabu. Tetesan air yang jatuh sudah membasahi sebagian wilayah bumi serta penghuninya. Membuat sebagian mahluk hidup berlarian mencari tempat berteduh.

Namun hal itu tidak berlaku bagi anak kecil yang sedang berdiri membelakangi sebuah bangunan dengan tiang bertuliskan 'panti asuhan pelangi'.

Anak itu terus menatap langit tanpa henti. Bahkan ia tidak mengedipkan matanya. Ia hanya terus menatap kearah langit yang dipenuhi awan hitam dengan binar yang tak dapat digambarkan dimatanya.

Kemudian terlihat seorang wanita paruh baya berjalan dibelakangnya dengan payung hitam yang melindunginya dari guyuran air hujan.

"Anna, kok masih diluar? Kan lagi hujan, nanti Anna bisa sakit" nada khawatir terlukis jelas di setiap perkataan wanita itu seraya ia memayungi si gadis kecil

"Gak papa bunda. Sebentar lagi aja. Anna masih mau nunggu pelangi datang" ucap gadis yang kita ketahui sekarang bernama Anna tanpa menoleh kearah sosok yang berada dibelakangnya.

"Tapi pelanginya masih lama datang. Masuk dulu aja ya, nanti kalau pelanginya udah datang bunda panggil Anna" ucap sang bunda dengan lembut dan penuh kasih sayang.

"Gak mau. Kata bunda pelangi bisa menyenangkan hati seseorang. Dan sekarang Anna mau pelangi menyenangkan hati Anna. Karena hati Anna sedang sedih seperti langit yang sekarang lagi nangis" ungkap Anna dengan air yang mulai menggenang di pelupuknya.

"Kenapa hati Anna sedih? Bilang sama bunda, siapa yang bikin hati Anna sedih? Nanti biar bunda yang marahi" seru wanita itu sambil menyingkapkan lengan bajunya.

Melihat hal itu membuat seulas senyum mengembang di wajah Anna. Sang bunda yang menyadari Anna sudah tidak sedih lagi menyebabkan sudut bibirnya melengkung ke atas.

Seolah memiliki perasaan yang sama dengan Anna dan bundanya, langit pun berhenti menangis dan menampakkan lengkungan warna yang indah disela sela awan putih dan awan kelabu yang masih tertinggal.

Melihat harta Karun langit yang berada tepat didepan mata mereka, membuat mereka bertautan jari dan tersenyum bersama.

"Indahnya..." Gumam Anna dengan nada kagum diperkataannya.

"Iya. Sekarang hati Anna sudah senang kan?? Gak sedih lagi kan?" Kata sang bunda ingin tau.

"Hm!" Ucap Anna dengan senyum hangat terpatri diwajahnya

"Kalau gitu masuk yuk! Anna langsung mandi ya biar gak sakit. Nanti bunda bikinin coklat hangat buat Anna" pesan bunda kepada Anna dengan lembut seraya menutup payung

Anna yang mendengar kata coklat hangat, segera berlari menuju kamar mandi panti asuhan agar bisa merasakan coklat hangat buatan bundanya tercinta

"Hati-hati!! Awas jatuh!" Teriak sang bunda berharap Anna dapat mendengarnya

"Iya bunda!" Balas Anna tanda mendengarkan

Melihat salah satu anak asuhnya di panti asuhan membuatnya menjadi sedih, memikirkan semua kemungkinan yang mungkin dapat menjauhkannya dengan anak-anak panti yang sudah dianggapnya sebagai darah dagingnya

Membayangkannya saja mampu membanjiri pipinya dengan air mata. Apalagi jika benar-benar terjadi. Ia ingin anak-anak panti bahagia, tetapi ia ingin selalu bersama-sama dengan anak-anak asuhnya

'semoga aku bisa sedikit lebih lama lagi bersama anak-anakku' batin sang bunda dengan setetes air mata membasuh wajah lembut nan hangat miliknya.

rainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang