Apa kalian pernah berpikir gimana jadinya bumi yang kita tinggali ini tanpa sang surya?
Menurutku jika itu terjadi, bumi ini akan hampa. Kosong tak ada kehidupan.
Seperti yang terjadi padaku saat ini. Sumber kehidupanku telah hancur, aku merasa hidupku sudah tak berguna lagi. Tak ada warna dan kebahagiaan sama sekali.Aku terus berlari. Di sela langkahku berlari, air mata mengiring dengan liarnya. Aku kehilangan kontrol atas mataku sendiri. Tapi aku tak peduli, aku terus berlari.
Aku berhenti di bawah pohon cedar yang berdiri menjulang. Mematung di tempatku. Kekonyolan macam apa ini?
Aku merasa semesta mengutuk hidupku. Tuhan dengan mudahnya menghancurkan takdir."Versa! Maafkan papa, sayang!"
Sadar atau tidak, aku terisak hebat saat mendengar suara yang syarat dengan kelembutan sekaligus ketegasan itu. Tapi otakku menyuruhku untuk segera melangkahkan kaki kembali.
"Versa! Tunggu, nak! Jangan pergi! Papa sayang sama kamu!"
"Papa mohon kamu jangan pergi.."
Baru beberapa langkah, jemarinya mencekal tanganku dengan lembut dan merengkuh tubuhku dari belakang.
Air mata ini terus mengalir tanpa kendali. Aku tersenyum kecut dan menepis lembut jemari lelaki yang memelukku penuh kasih sayang. Tapi sayang, pelukannya tak senyaman biasanya."Percuma aku tinggal, pa. Aku juga gak bakalan tinggal sama mama dan papa lagi kan? Atau kak Ashton?"
Aku melihatnya terdiam dan menunduk. Sekali lagi, aku tersenyum kecut.
Kakiku kembali melangkah meninggalkannya. Mengabaikan semua seruan dan panggilannya.Dapatkah seseorang menjelaskan semuanya?
Di saat aku sendiri kehilangan sandaran, bagaimana tangan bisa bergerak meraih bahagia tanpa sendi?
Lalu apa arti segaris tawa di atas perihnya luka?____
IYA TAU KULKAS BELOM KELAR. EHEHEHE
ABISNYA TANGAN GUE GATEL PENGEN PUBLISH INI. GIVE THIS A SHOT GUYS! I LUB YAH🤘🏻Salam,
Masa depan Cal
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Home // Calum Hood
Short StoryCuma cerita klise tentang perjuangan anak broken home mencari kebahagiaan.