[ 00 ] - Prolog

999 53 0
                                    

"Alice, aku ingin kita mengakhiri semua ini. Aku tak kuat lama-lama menahannya. Aku tau kau tak mempunyai salah. Tapi.. aku sudah jatuh terhadap seseorang yang mungkin bisa membuatku bahagia. Maafkan aku, Alice."

"O-oh, m-maksud kamu, kamu udah punya perempuan lain? Iya? Dan aku gak tau itu? Kenapa kamu gak bilang dari awal, James. Kalau kamu emang gak cinta sama aku. Buat apa pernikahan kita? Dan, dan? Jeka? Kamu mau apakan dia setelah ini? Hiks.."

"Aku sudah memputuskan jika Jeka jatuh pada hak asuhku. Maaf, setelah perceraian ini kamu bisa meninggalkan rumahku dan hidup berbahagia lah dengan laki-laki lain. Juga alice, kumohon jangan pernah temui Jeka lagi setelah ini."

"APA? KAU BILANG? AKU TIDAK BOLEH LAGI BERTEMU DENGAN ANAKKU? TIDAK! AKU YANG MELAHIRKAN NYA JAMES! AKU BENAR-BENAR IKHLAS SAAT KAU MENUNTUT SURAT PERCERAIAN DENGANKU. HIKS.. TAPI JANGAN AMBIL JEKA~ AKU TAK PUNYA SIAPA-SIAPA LAGI!"

"Keputusan sudah bulat. Tidak bisa diganggu gugat. Maafkan aku, Alice. Tak bisa membuatmu bahagia selama ini. Dan kau bisa berberes barangmu dikamar. Dan keluar dari rumahku."

°°°

"Jeka? Pas gak ada Bunda jangan jadi anak nakal ya? Bunda mau beliin Jeka permen yang banyakkk banget. Jadi Jeka tungguin Bunda ya? Bunda gak papa kan? Pergi buat beliin Jeka permen?"

"Nggak Bunda. Bunda gak boleh pergi. Jeka ikut ya? Biar Jeka bisa milih permen yang mau bunda beli? Plaeseee Bunda! Jeka gak mau ditinggalin Bunda."

"Nggak bisa. Jaga diri kamu baik-baik ya? Dadah sayang. Bunda sayang banget sama Jeka."

°°°

"Hah! Hosh.. Hosh..Hosh..! Yaampun, mimpi itu lagi mimpi itu lagi!" Jeka mengacak rambutnya frustasi. Keringat sudah bercucuran di keningnya. Matanya memerah. Jantungnya berdegup dua kali lipat lebih cepat. Dan ini sudah seperti biasanya.

"Hiks.. Bunda! Jeka kangen Bunda. Jeka sayang Bunda. Jeka cinta~ banget sama Bunda. Bunda hiks.. balik lagi Bunda. Katanya bunda mau balik lagi bawain Jeka permen. Hiks.. Bunda!" Kata siapa laki-laki tak bisa menangis? Nyatanya laki-laki juga bisa menangis saat dia merasa tertekan. Seperti Jeka.

"Bunda gak tau ya? Kalau Jeka udah punya usaha sendiri? Walau Jeka nerusin dari Ayah. Tapi Jeka udah bisa jalanin perusahaan sendiri. Jeka gak nyangka kalau Jeka ternyata hebat banget Bunda. Haha.. coba Bunda disini nyaksiin semua keberhasilan Jeka. Jeka bakal seneng~ banget." Jeka tersenyum sambil matanya menerawang.

Jeka menarawang disaat momentum yang masih teringat jelas dimemorinya tergambar pada atap apartemen nya. Jeka sudah tidak tinggal lagi dengan Ayahnya semenjak Jeka mulai menjalankan perusahaan ayahnya. Dia hanya tak mau melihat wanita yang kini sudah bahagia bersama ayahnya.










⁕⁕⁕

.

.

.

Frist story' >.<
Masih prooloch :v
::;

Similar | LizkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang