PROLOG

44 23 29
                                    


Semua mahluk yang ada disekolahn SMA Globe Islamic City sedang menyalurkan semua perhatianya kepada kejadian yang sangat langka, yang jarang sekali terjadi di sekolah namun hari ini tepat di lapangan ada dua sosok lelaki yang sedang berkelahi. Entah masalah apa yang membuat mereka berdua berkelahi.

Kini lapangan sudah dipenuhi oleh banyak orang yang ingin menyaksikan kejadian itu. Ada yang bersorak-sorak memberikan dukungan, ada juga yang ingin memberhentikan perkelahian itu namun niatnya terkurung ketakutan.
Takut jikalau ikut terkena masalah dan tak mau ikut campur

Tinjuan yang diberikan Alan berhasil membuat Alza tersungkur. Dengan penuh kemarahan Alan terus memukul Alza tanpa ampun sedangkan Alza berusaha untuk membela dirinya sendiri dengan membalas pukulan Alan. Wajah keduanya mulai dipenuhi dengan luka lebam serta pelipis dan sudut bibir Alza sudah mengalir darah segar.

Hingga akhirnya datang seorang wanita dari arah penonton. dengan penuh Kekesalan dan kemarahan Lana berjalan mendekat ketengah lapangan. Ia sudah tak habis pikir dengan cara Alan yang sangat tidak disukainya.

Lana menarik kerah baju Alan dengan kasar, menyeretnya untuk menjauh dari Alza.

Alan yang merasa kerah bajunya ditarik segera memberhentikan pukulannya pada Alza lalu menatap kearah gadis yang tengah berdiri di sampingnya dengan wajah merah padam, menahan kemarahan yang akan segera meledak namun gadis itu menahannya. jelas Alan tau Lana berusaha menahan emosinya tidak seperti dia yang tidak mampu menahan lagi tanpa memikirkan resiko yang akan terjadi pada hubungannya dengan Lana.

Alan yakin Lana akan marah padanya mungkin juga membencinya tapi dia sudah tidak sanggup menahan api cemburu yang ada dalam dirinya
Karna Alza, Lana tidak pernah menganggap setiap ucapan yang keluar dari mulut Alan dengan serius
Karna Alza juga Lana tidak pernah mau membalas cintanya, semua yang di lakukan Alan terkesan sia-sia saja dan tak ada hasil yang menjerumuskan ke bahagian Alan dengan Lana

Mereka saling bertatapan, disana disudut mata hitam pekat milik Lana ia menyuratkan bahwa Lana sangat marah pada Alan. Mendadak atmosfer dilapangan ini berubah drastis. Semua suara seketika hilang sekejap hanya ada suara angin dan suara nafas Alan yang sedang terengah-engah. Lana tidak berkata apapun, tidak ada satu kalimat yang keluar dari mulutnya, yang juga membuat Alan lebih baik bungkam seribu bahasa sembari mengatur napasnya dan harus menahan sakit untuk yang kesekian kalinya

Lana meraih tangan Alan membawanya keluar lapangan dengan terburu-buru. Semua sorot mata menatap keduanya, Heran.

Langkah lana terhenti tepat didepan pintu gerbang sekolah. Lalu melepaskan genggaman tangannya pada tangan Alan.

"Pergi dari sini dan jangan pernah kembali!!" ujar Lana penuh penekanan.

Alan hanya bisa diam dan terus menatap mata Lana hingga akhirnya

Ia menggerakkan jemarinya untuk menyentuh pipi Lana yang terkena air mata, Lana menangis karnanya namun sebelum air mata itu terhapus  Lana segera menepis dengan kuat menyuruh tangan itu untuk menyingkirkan dari wajahnya
"MAAFIN SAYA" Suara Alan terdengar lirih dan bergetar menahan air matanya jatuh

Lana menyekat air matanya berusaha menahan agar tak keluar lagi, ia tidak mau terlihat lemah di hadapan cowok yang sudah berbuat kesalan besar yang akan mengakibatkan nyawa Alza dan juga dirinya terancam

"GUE NGGAK BUTUH MAAF LO!! SEKARANG JUGA GUE MAU LO PERGI DARI SINI DAN JANGAN PERNAH KEMBALI LAGI" Lana murka, ia sudah tidak tahan lagi

Alan tertunduk tak mampu berbuat lagi ia sudah lelah dan tidak tau lagi harus bagaimana? Hatinya hancur tak tersisa, harapannya punah. kini hanya ada sembilu. Tubuhnya bergetar lemas, kakinya sudah tidak bisa menahan berat tubuhnya yang mulai merosot.
Mungkin saja jika ia bersujud di hadapan Lana dia akan mendapatkan maaf yang tidak mengharuskanya untuk pergi dan tak boleh menemui Lana lagi

Lana diam tak ada kata yang keluar dari mulutnya, terserah ia tak perduli dengan lelaki yang kini tengah bersujud dihadapanya. bahkan sampai terkapar pingsan pun Lana tidak akan perduli yang ia pikirkan saat ini adalah kondisi Alza, takut dengan apa yang akan terjadi dengan Alza setelah ini.

Tanpa berbicara lebih dulu dan tak mau menatap lelaki itu Lana segera
berbalik meninggalkan Alan yang masih setia bersujud

Alan tak mampu mencegahnya sekuat apapun ia berusaha berjuang untuk Lana dan sekuat itulah Lana tidak akan menggangapnya. bagi Alana, Alan hanyalah seorang lelaki yang sedang mengusiknya dan berusaha menggantikannya posis Alza

Alan terus saja memandangnya hingga sosok itu tak ada lagi dan tanpa disadari Alan mengulas setitik senyum disudut bibirnya yang telah terluka sama halnya dengan hati dan perasaannya saat ini.

Semuanya sudah jelas sendari awal Lana tak pernah menganggapnya ada. Ia menghiraukan semua perhatian, perjuangan yang selama ini Alan lakukan untuknya. dimata Lana, Alan hanyalah lelaki berengsek yang jauh dari kata laki-laki soleh tapi apakah salah kalau Alan mencintai Lana dan mau berubah deminya?.

Tuhan beri tahu dia bahwa Alan Pradita Bratajaya sangan mencintai dan menyayangi Alana Anaska Soraya

Terimaksih untuk kalian yang sudah membaca, coment dan votenya aku sangat bahagia jikalau kalian memberikan itu semua pada cerita ini

I Found A LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang