3.KETEMU LAGI

9 2 1
                                    


"WOY BANG! JAKET TADI ITU BUAT LO KAN?" Fio memulainya kembali dengan menujuk Alan dengan garbu yang berada ditangan kanannya

Alan menoleh merasa tak suka dengan sikap salah satu gadis temannya ini

Sedangkan yang lain ikut merespon namun tak mau ikut campur

Begitupun dengan Lana dia sudah malas berdebat. terlebih lagi dengan cowok itu jadi mendingan menikmati saja, mendengar dan menjadi penonton setia

"BANG!! KALAU DI PANGGIL JAWAB NGAPA? DIEM-DIEM BAEK!" Diantara Alana dan Nesa, Fio lah yang paling galak. Gayanya seperti preman.

Mungkin saja kalau tidak menggunakan hijab ia akan menyerupai cowok, dia akan menggunakan gamis atau dres di saat tertentu saja sehari-harinya selalu menggunakan celana longgar kalau tidak menggunakan joger atau semacam kulot dan dipasangkan dengan kaus kebesaran alias gombrong dan dia Agak sedikit sensitif dengan lelaki.

"Sejak kapan gue jadi abang lo?" Tanya Alan acuh dengan Ekspresi datar

Fio tercengang dia merasa malu karna sudah salah memanggil

"Ya elah si abang, selow dong! Gue mau nanya. Jaket itu buat lo kan?"
"Iya" singkat jelas dan padat seperti batako

"Ck. Ngomong kok setengah-tengah lo tau ngak ALLAH ngasih kita mulut itu buat BICARA jadi plis deh jangan sok ganteng dengan sikap lo yang datar, dingin itu. BASI TAU NGAK?! GAYA KAYAK GITU UDAH PASARAN BANYAK NOH DILUARAN SANA UDAH NGAK LANGKA LAGI COWOK KAYAK GITU!" Fio menekan setia kata yang keluar dari mulutnya


"MAU LO ITU APA?!" Alan menggertak
"Mau jaket! Sini dong buat Alana, berapa harganya yang penting jaketnya buat Alana" Fiona Terus saja merayu Alan meskipun yang dirayu menujukan sikap tak suka

Alan mengela nafas gusar lalu menoleh pada Alana yang sedang Memainkan handponenya

"Kalau gue ngak mau!!" Alan tak mau melepasnya jaket itu dengan gampang

"Is! Terus mau lo apa?"

"Gue mau lo berenti ngoceh!"

"Gue ngak akan berhenti sebelum lo kasih jaket itu ke Alana!" Fio memulai aksinya

"Eh jaket itu udah milik gue lagian gue suka sama tu jaket jadi lo ngak ada berhak minta jaket itu balik lagi ke lo!"

"Lo ngak kasihan apa sama kita? Udah kelilingin Mall, toko segede ini ha?!" Suara Fio naik satu oktaf lebih tinggi dari yang tadi

"KASIHAN! EMANG LO SIAPA GUE? KENAL AJA KAGAK" Alan tersenyum

mengejek "Udah lah ngak usah ngemis-ngemis sama gue sampe lo JUAL KEPERAWAN lo itu ngak akan kebeli tu jaket" Ujar Alan lagi masih dengan senyum melecehkannya


Seketika wajah Fio memerah, menyala merah padam.  Berani sekali lelaki ini menghinanya terlebih lagi membawa harga diri wanita yang mampu membuat Fiona kesal dan Marah

"MAKSUD LO APA?!! JAGA YA BICARA LO SAMA CEWEK JANGAN SEENAKNYA!!" semua yang ada di meja itu tersentak kaget termasuk beberapa pengunjung yang sedang makan di sana saat mendengar gebrakan meja cafe

Cewek itu mendekatkan dirinya kepada Alan "LO PIKIR SEPENGEN ITUKAH GUE SAMA JAKET YANG UDAH JADI MILIK LO ITU? DIH! NAJIS GUE, JIJIK TAU NGAK. DAN LO TAU APA SOAL HIDUP KITA BERANI-BERANINYA BILANG KAYAK GITU? LO NYADAR DONG PENAMPILAN GUE SAMA TEMEN-TEMEN GUE INI LEBIH SOPAN DARI CEWEK MURAHAN YANG TADI MELUK-MELUK LO DI DEPAN UMUM"

Alana sudah berusaha menahan emosinya dan berusaha tenang, tak mau lagi ribut apalagi mencari masalah tapi saat mendengar perkataan cowok itu lantas membuat Lana marah dan kembali mengeluarkan perlakuan kasarnya kepada orang yang sama. Dengan kurung waktu kejadian seminggu yang lalu dia baru saja melupakan kejadian yang menjengkelkan itu dan sekarang dirinya harus berhadapan dengan wanita menyebalkan ini. Dasar singa betina

Alan menghembuskan nafas berat. Menatap sengit cewek yang ada di hadapannya dengan kemarahan yang sudah memuncak sampai ke ubun-ubun

"GUE NGAK NGOMONG SAMA LO!"
"OH JADI LO UDAH LUPA SAMA GUE YA?" Lana menurunkan suaranya menjadi lebih lembut dan pelan juga mengganti panggilan lo gue menjadi anda dan saya
"MASIH INGAT CEWEK YANG PERNAH BILANG ANDA BANCI? ATAU LUPA EH BUKAN! MUNGKIN SAJA PURA-PURA LUPA YA KARNA TIDAK MAU BERTANGGUNG JAWAB, MASALAH YANG KEMARIN SAJA TIDAK MAU DISELESAIKAN, SEKARANG MAU CARI MASALAH DENGAN ORANG YANG SAMA PULA. EH NGOMONGIN SOAL PERAWAN AWAS LO NANTI PACARNYA HAMIL NGAK MAU TANGGUNG JAWAB KASIHAN SAMA ANAKNYA LAHIR KEDUNIA TANPA SEORANG AYAH YANG SOK INI" Alana melipatkan kedua tanganya di depan dada sembari menunggu reaksi Alan yang tidak tahan lagi menahan emosi dan teman-temannya tak tau harus berbuat apa? Fio yang tidak menyangka Alana akan membelanya sampe seperti ini hanya bisa berdecak kagum sembari meminum jus melon yang belum habis.

Mendengar perkataan Alana tentang seorang cowok yang tidak mau bertanggung jawab atas kehamilan wanitanya membuat Alan naik pitam ada getaran kemarahan sekaligus kesedihan yang menyertai hatinya saat ini apalagi saat sosok seorang wanita paruh baya melintas di pikirannya membuat Alan merasa sedih bercampur dengan kemarahan namum sebisa mungkin dia menahannya, bersikap tenang.

Alan hanya diam tetapi cowok itu terus saja menatap Alana dengan tatapan tajam yang tak mampu di artikan

"KOK DIEM SIH BANG TADI NGEHINA SEKARANG DI HINA BALIK, NGAK MAU!"

"Untung ya lo cewek kalau laki udah gue tampol dari tadi" Alan marah, ingin menghajar dan menonjoknya namun dia wanita tidak pantas Alan melakukan itu tapi ia juga tidak terima di hina seperti itu

"Wih atutt bang, atut aku!" Lana berlagak akting pura-pura ketakutan yang menyebabkan Alan semakin marah dan yang lain menahan tertawa terutama teman-teman Alan yang baru kali ini melihat seorang cewek menghina Alan habis-habisan

"Kalau misalnya kita ketemu lagi untuk yang ketiga kali tanpa kesengaja dan lo masih cari masalah sama gue dan juga ngak mau tanggung jawab, gue yakin lo akan ngerasain satu hal yang ngak akan pernah lo rasain sebelumnya dan itu akan jadi masalah untuk diri lo sendiri" Setelah berbicara Alana mengambil tasnya lalu mengeluarkan lima lebar uang seratus ribu ditaronya di meja lalu memberikan isyarat agar kedua temannya itu ikut pergi bersamanya

Tanpa mau mendengar jawaban Alan, juga tidak ingin memandang wajah lelaki menyebalkan itu

"Assalamualaikum" ketiga gadis itu berjalan menjauh tanpa menoleh dan tidak menghiraukan panggilan Juan dan Bento sedangkan Gara hanya diam saja dan tak mampu berkata apa-apa.

Wajah Alan sudah merah padam menahan amarahnya yang sudah berada dipuncak, dia hanya bisa berdecak kesal dan sesekali mengumpat kesal gadis itu benar-benar menyebalkan. Dia berharap tidak akan pernah bertemu lagi dengan gadis itu.

---------------------

Yeahhhhhh aku comback guys! Akhirnya setelah berabad-abad lamanya aku kembali dengan cerita  yang ngak bagus-bagus amat ini tapi yaudahlah semoga kalian suka terus jangan lupa voment biar aku makin semangat dan bisa melanjutkan cerita ini sampe tamat.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Found A LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang