Cinta? Satu kata berjuta makna. Cinta? Mampu membuat orang orang berubah karenanya. Cinta? Mengajarkan arti sebuah perjuangan dan kasih sayang. Cinta? Memberikan semangat untuk menjaganya.
Setiap manusia akan ada pasangannya masing masing. Karena manuisa diciptakan berpasang pasangan. Mereka saling membutuhkan satu sama lain.
Para sahabat itu mengerti tentang perasaan masing masing. Ingin memiliki, tapi harus berjuang kalau mereka pantas. Pantas untuk semuanya mereka berikan.
Pagi ini, suasana gembira untuk mereka. Hari kelulusan. Hari dimana umur mereka sudah legal.
"Kita lulus!!!" Teriak Anisa dan langsung memeluk kedua sahabatnya. Hyojin dan.. Eina.
Eina? Berfikir kenapa dia bisa sekolah? Jangan tanya. Kalau bukan karena Jeno yang beradu melawan dokter. Eina tidak akan ada di hari ini.
Ya. Semua karena Jeno. Sejak hari pengungkapan perasaan itu. Jeno melakukan segala cara agar dokter mempercayainya untuk menjaga Eina karena gadis itu ingin sekolah.
Hingga pertengkaran terakhir yang membuat dokter diam tak berkutik
"Kalau dokter tidak mengijinkan, saya akan lapor pada pihak hukum dengan tuduhan ketidaknyamanan pasien. Tentu saja ini membuatnyan tidak nyaman. Setipa hari dia sendiri disini. Kalau terjadi apa apa tidak ada yang tahukan? Jadi, ikuti saja dok. Aku akan bayar apapun untuk dokter demi dia. Lagipula, surat keterangan kemaren itu palsu. Ya sudahlah dok. Haruss!!!"
Mengingat itu membuat Eina hampir tertawa. Adakah tuduhan hukuk seperti itu? Ahh.. Apasih yang tidak mungkin bagi Lee Jeno. Sebenarnya mereka juga harus sering periksa setiap sebulan sekali kontrol jantung dan otak. Sudah dibilang ini kuasa Tuhan. Eina bisa bertahan. Walau waktu itu sebelum keluar, ada beberapa alat yang terpasang di jantung dan otak untuk membantunya agar tidak mudah kambuh sakitnya.
"Haii.. Ladies!!" Sapa seseorang dari belakang.
Para gadis itu meliriknya sekilas, kemudian berlari kearahnya dan memeluknya erat.
"Ya!! Aku tidak bisa bernafas. Astaga. Lepas!"
"We love you Lai Guanlin!!!"
Teriak mereka bertiga dalam pelukan itu. Jujur membuat Guanlin hampir kehilangan pendengarannya.
"Ya ya ya.. aku tahu. Jika kekasih kalian melihat ini, kepala ku akan hilang oleh mereka"
"Ciih.. tidak akan. Kau bahlan lebih tinggi dari mereka. Kenapa takut. Tinggal injak saja. Apalagi Renjun." Ucap Hyojin.
"Ahh Benar.. Mudahkan. Jangan sampai kalah" tambah Anisa.
"Iya. Kalian benar. Tapi wajah tampanku ini akan rata oleh Jeno nanti. Auh.. Aku tidak berani dengannya. Perawakannya sangat bagus. Aahh"
"Aahh Molla" ucap Eina mengibaskan tangannya menyerah.
"Hey hey hey.. Apa apaan itu. Aku bahkan belum memeluknya" ucap Renjun yang datang tiba tiba.
Tapi para gadis itu hanya memandang mereka dengan tampang polos.
"Yasudahlah.. aku pergi dulu" Guanlin menyerah dengan mereka. Lama lama bisa gila kalau bergabung dengan tiga couple aneh ini.
"Oh ya.. bagaimana dengan kalian? Kuliah dimana?" Tanya Jaemin.
"Aku.. Akan ambil jurusan sastra saja" jawab Hyojin
"Aku akan ambil jurusan budaya korea"
Eina hanya diam tidak menjawab.
"Ei?" Panggil Renjun.