The missing pieces I'm searching for
I think I've found my way home-Savage Garden-
❤❤❤
Hari ini, aku melihat mama dan papa berkelahi lagi.
Setiap aku mendekat, papa selalu melempar benda tepat ke depan kakiku sebagai pertanda bahwa aku dilarang keras untuk ikut campur urusan mereka.
Keberanian yang tadinya aku kumpulkan dengan susah payah kini hilang.
Kenapa papa begitu tega?
Yang aku tahu dengan pasti, mereka terlalu sering menyebut namaku dalam adu mulut mereka.
Aku selalu mencoba untuk tidak peduli. Tetapi, kenapa tiap papa menyebut namaku, mama menangis?
"Aku terikat sama kamu disini karena anak itu Tom! Aku gak bisa kemana-mana karena aku ngelahirin dan harus ngerawat dia!"
Aku mendengar dengan sangat jelas. Suaranya lantang sambil terisak.
Untuk pertama kali, aku mendengar mama seperti itu.
Mama yang selalu tersenyum bahagia kini menjadi pedih untuk menyadari bahwa mama berubah.
"itu bukan suara mama. Mama sayang sama Pia. Mama ga kaya gitu" setidaknya keyakinan itulah yang mampu menguatkan aku sampai hari ini.
❌❌❌
"EH, GUA DISINI!" teriak Pia sambil melambai-lambaikan tangannya.
Reno menoleh. Tersenyum tipis. Lalu melangkahkan kakinya mendekati Pia. Smangat amat tu anak, batinnya.
Mereka punya janji untuk bertemu hari ini.
"Kan kemaren gue udah bilang jangan telat." omel Pia dengan wajah dinginnya.
"Et dahh, gua abis dapet pekerjaan mulia dari Miss Emi buat ngebantuin Pak Abdul bersihin tong sampah" sahut Reno bangga.
"kayanya gue salah milih orang nih." batin Pia.
"Kenapa si? Lu kayanya jiji banget nyampe ngeliat gua segitunya" sahut Reno sambil melipat tangannya dan mengambil tempat disisi Pia.
Pia tidak menggubris. Ia memperbaiki posisi duduknya dan mulai memberi penjelasan singkat.
"Gue disuru Ka Dion buat ngurusin pertunjukan musik sukarela dari murid. Karena waktu kita mepet, gue perlu orang yang bisa tampil di atas panggung tanpa banyak latihan. Gue sama sekali ga pernah berhubungan sama musik. Gue ga peka suara. Gue juga ga pernah masuk ke ruang musik. Jadi gue pengen lo ngumpulin 7 orang atau grup yang menurut lo bisa diajak kerja sama buat tampil nanti"
Reno memicingkan matanya.
"Ga ngerti musik?" batinnya.
Reno melirik notes kecil yang ditaruh Pia paling atas diantara buku-buku yang dibawanya.
"Lo yakin cuman 7? Itu kok lu nulisnya perlu 8 orang?"
"Ya satunya kan elo"
Mendengar itu, Reno nyengir-nyengir sendiri.
"Ah bisa aja lo modusnya" ujar Reno.
"Lah ini bocah ngapa yak?" batin Pia sekali lagi.
⭕⭕⭕
"Bos, saya mau lapor!" sahut Bimo yang baru saja masuk ke kelas bersama Gio.
"Apaan?" Fano bertanya.
"Tadi kita liat Pia lagi duduk ama Reno"
"Reno? Lo kawatir Reno bakal rebut Pia dari gue? Lo lupa gimana Cecil nolak dia dan jadian sama gue?" balas Fano.
"Iya sih Fan. Tadi kita juga cuman ga sengaja lewat."
Fano memundurkan kursinya lalu menyilangkan kaki diatas meja dan memandang sekeliling.
"Eh, gua pengen bikin drama nih" Fano memandang Bimo yang sedang asik mengunyah gorengan Bi Surti.
"Kenapa ga ikut club drama aja?" balas Bimo dengan wajah polosnya.
Seketika Fano menoyor kepala Bimo. Dia bingung bagaimana bisa temannya itu terpilih sebagai perwakilan sekolah dalam olimpiade matematika nanti.
"Bego lu Bim. Makanya jangan kebanyakan micin" sergah Gio sambil tertawa.
"Salah gua apa woi?" ujar Bimo sambil mengelus-ngelus kepalanya yang kena pukul.
"Bocah masi aja nanya yak. Mau gua tambah lagi?"
"Ampunn tuann! Bimoo sayang tuann! Jangann usirr sayaa tuannn!" Bimo mengatup telapak tangannya diatas kepala.
Fano menghembuskan napasnya kasar.
Ia lalu berjalan angkuh ke kelas XI Bahasa II. Pandangannya menyapu seluruh isi ruang dan berhenti saat ia sudah menemukan apa yang ia cari.
Fano berjalan santai ke arah wanita itu. Cecil yang baru menyadari kehadiran Fano dibuat terkejut olehnya.
Fano berhenti tepat didepan Cecil. Mengangkat pinggang wanita itu lalu menempatkannya di atas meja dan mulai memciumi bibir yang dipoles liptint pink itu.
Kelas begitu sepi. Hanya Fano, Cecil, kedua teman dekatnya, dan sekelompok wanita di meja depan.
Fano menghentikan ciumannya lalu pindah memeluk Cecil dan membisikkan sesuatu di telinganya.
"Gue butuh pemeran utama".
✨✨✨
Jangan lupa tinggalkan jejak untuk yang sudah membacaa 🙆😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Pianoz's Reno
Teen FictionReno Reno Aditya bisa masuk SMA Mavi Ates lewat jalur beasiswa. Sekolah swasta dengan predikat A yang bernotabene orang-orang berdompet tebal menjadi pilihannya setelah lulus SMP. Reno mungkin menjadi most wanted bagi siswi baru atau adik kelasnya t...