[Autor POV]
Samuel Fernando adalah sesorang pengusaha di bidang pertanian. Yang mana sangat sukses dalam pekerjaannya. Memiliki banyak anak cabang di berbagai kota. Memiliki seorang sahabat yang seperti saudaranya sendiri dari kecil.
Deren Alexander adalah pengusaha di bidang properti. Sangat sukses dan bangga dalam pekerjaan yang ia kerjakan. Sebuah usaha yang sangat ia impikan sejak dulu. Juga memiliki seorang sahabat yang seperti saudaranya sendiri sejak kecil.
Ya mereka bersahabat dari dulu. Dan mereka sangat dekat. Jika satu dari mereka tumbang, maka satunya akan datang untuk membangitkan. Hingga mereka memiliki keinginan untuk menikahkan putera dan puteri mereka.
Keysa Aurora Anjani, satu satunya anak perempuan dari Samuel Fernando. Dan Rakhadian Alvero adalah satu satunya anak laki laki dari Deren Alexander. Itu membuat keinginan mereka semakin kuat. Hingga dijodohkannya mereka. Dibantu dengan kedua anak mereka yang menerima perjodohan itu, membuat mereka semakin bahagia.
[Rakha POV]
Gilaaaaa. Aku dijodohkan? Astaga tak pernah terpikirkan olehku sebelumnya. Gadis itu, dia cantik. Sangat cantik. Bahkan lesung di kedua pipinya ketika ia tersenyum semakin mempercantik dirinya. Dan sekarang papa dan mama menyuruhku untuk mengatarnya pulang.
"Ayo pulang" ucapku padanya
Dia hanya diam dan mengangguk.
Kami berjalan beriringan ke mobil tanpa ada sepatah kata pun. Setelah masuk mobil, aku pun langsung menjalankan mobilku. Tak ada salah satu dari kami yang membuka suara. Hinga aku teringat sesuatu dan menepikan mobilku. Aku mengajaknya turun disebuah taman kecil dipinggiran kota. Kami duduk di sebuah bangku, dan aku kembali ke intinya"Kenapa kamu menerima perjodohan ini?" tanyaku padanya
"Melihat orang tuaku begitu semangat dengan binar matanya yang merasa bahagia, bagaimana mungkin aku bisa menolaknya?" jelas Keysa
"Bukankah kita ini belum pernah bertemu kecuali sekarang. Dan kamu menerimanya begitu saja. Aneh" sahutku pada Keysa
"Memang aneh. Hanya saja aku tak ingin mengecewakan mereka. Mereka terlalu bahagia untuk perjodohan ini. Dan jika mereka memilihmu untuk mendampingimu, berarti kamu yang terbaik. Pilihan orang tua tak pernah salah" jelas Keysa padaku yang membuatku diam karena jawaban panjangnya itu.
"Tapi bukankah kamu ingin bahagia dengan pilihanmu sendiri? Bukan dengan pilihan mereka?" tanyaku padanya setelah beberapa saat aku terdiam
"Sudah ku katakan tadi. Bahwa aku tak ingin mengecewakan mereka. Karena kebahagiaan mereka adalah kebahagiannku." jawab dia total
Lagi lagi kata bahagia untuk orang tuanya. Apa yang sebenarnya terjadi? Bukankah seharusnya orang tua yang mengikuti keinginan anak selama itu masih baik?"Kamu selalu memikirkan kebahagiaan mereka. Bagaimana dengan mereka terhadapmu?" tanyaku dengan penuh rasa ingin tahu
"Saat ini aku adalah anak satu satunya dari mereka Rakha. Aku dan orang tuaku sudah kehilangan orang yang sangat kami sayangi. Aku kehilangan kakakku. Dan kami sangat sedih akan hal itu. Aku sudah berjanji pada almarhum kakakku untuk membuat orang tuaku bahagia" tandas keysa padaku.
Lagi. Sedikit fakta yang aku tak tau dari wanita disamping ku ini. Dibalik sikapnya yang ceria, ternyata ia menyimpan rasa sedih yang teramat dalam. Membuatku ingin merengkuhnya didalam dekapanku dan menenangkannya. Kenapa rasa ini muncul begitu saja? Aku tak pernah merasa seperti ini sebelumnya.
"Kakakmu telah pergi? Kenapa?" tanyaku padanya
"Kakakku, Rakry Valeryan Aldensi. Seorang pembalap mobil profesional dulu. Ia sangat mencintai dunia balap. Bahkan ia memiliki.." jelas keysa padaku.
"Tunggu dulu. Kakakmu Rakry pembalap mobil sport terkenal itu? Rakry sang Raja balap?" tanyaku dengan memotong penjelasannya tadi
"Ya. Rakry adalah kakakku. Kamu tahu dia?" tanya keysa padaku
"Aku tahu dia. Aku sangat mengidolakannya. Bahkan sampai sekarang pun masih mengidolakannya. Meskipun ia sudah tidak ada" jawabku pada keysa
"Dia memang memiliki banyak idola. Dengan sikapnya yang ramah dan mudah tersenyum itulah yang membuatnya semakin mudah untuk dikenal" jelas keysa lagi
"Kenapa ia bisa kecelakaan? Apa ia kurang fokus atau bagaimana?" tanyaku ingin tahu
"Tidak" dia menggeleng
"Waktu itu, mobil yang ia pakai ternyata disabotase oleh rivalnya di area. Remnya blong sehingga membuat ia hilang kendali. Dia takut bahwa dia akan melukai para pembalap lain. Akhirnya dia membelokkan mobik itu dan menabrak tembok pembatas" jelasnya dengan mata menerewang jauh."Ia masih hidup ketika dibawa ke rumah sakit. Bahkan ketika kami sampai disana pun ia masih bisa tersenyum. Namun, ketika aku mendekatinya raut wajahnya yang ceria pun berubah menjadi luka. Padahal ia tak pernah seperti ini sebelumnya. Itu membuatku semakin khawatir akan keadaanya" lanjutnya menjelaskan.
Kulihat airmata mulai menetes dari wajah cantiknya. Dan lagi, rasa ini muncul kembali. Rasa ingin merengkuhnya dan menenangkanya
"Dia bilang padaku bahwa dia sudah tidak kuat dengan rasa sakitnya. Dia ingin tidur katanya. Aku menggenggam tangannya erat. Aku tak ingin kehilangan dia. Dia menatapku dan meminta maaf jika ia tak akan lagi bisa menjagamu. Dia memintaku untuk membahagiakan papi dan mami bagaimanapun caranya. Karena ia belum sempat melihat mereka bahagia. Setelah itu dia pamit ingin tidur. Dan akhirnya ia pergi meninggalkan kami" jelasnya lagi dengan wajah penuh airmata.
Kulawan egoku, dan aku pun merengkuhnya. Dia menangis di dadaku. Tubuh yang ku peluk saat ini bergetar begitu hebat. Menandakan bahwa pemiliknya menangis dan sedih teramat dalam. Ku per-erat pelukanku terhadapnya. Dan sesekali ku cium puncak kepalanya
"Sudah berapa lama ia tidak menangis seperti ini?" tanya ku dalam hati
Setelah tangisnya reda, aku akan mengajaknya pulang. Karena malam semakin larut. Dan udara semakin dingin. Ditambah dengan ia yang tak memakai jaket atau sweater untuk menjaga tubuhnya.
"Sudah malam. Ayo pulag" ajakku pelan.
Ia hanya mengangguk. Dan kami beranjak menuju mobil. Kulepas jaket yang kupakai, dan ku berikan padanya.
"Ini. Kamu pakai saja. Udaranya semakin dinginAku tak ingin kamu sakit" ucapku dengan memberikan jaketku padanya
Keysa hanya mengangguk dan memakai jaket itu. Dalam mobil kami hanya diam. Hingga kami tiba di depan rumahnya.
"Ingin ku antarkan kedalam?" tanyaku padanya.
"Tidak perlu. Kamu pulang saja. Ini sudah malam" tolaknya
"Baiklah. Cepat masuk dan istirahatlah" pintaku padanya.
Ia hanya mengangguk dan berkata "terimakasih"
"Sama sama. Selamat malam" jawabku
"Selamat malam" ucapnya seraya masuk ke dalam rumah.
Setelah itu aku pun masuk mobilku dan melajukannya untuk pulang.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Is Perfect
Romance"Jika kamu bisa menerimanya dengan sepenuh hati, maka kebahagiaan sederhana itu akan sangat berarti" -Keysa Aurora Anjani- "Dengan melihatnya tersenyum saja sudah membuatku merasa bahagia, aku tak perlu yang lain selain dia yang terus bahagia bersam...