Part 1

21 4 0
                                    

Kali ini Aku mengerti
Setelah Allah menjemput
Orang yang aku sayangi
*
*
*

***
Setelah Bertemu bang Angga di musolah, Aku dan bang angga berjalan menuju ruangan Bunda setelah sampai di depan pintu, aku masuk duluan lalu bang angga masuk telah ku

Di ruangan itu aku melihat bunda yang masih terbujur kaku di tempat tidur rumah sakit, terdengar keras suara detak jantungnya di layar monitor di sebelahnya

Lalu aku kembali duduk di sebelah kanan Bunda, di temani bang angga yng duduk di sebelah kiri bunda, Aku membacakan surat² pendek di dalam hati untuk bunda, sedangkan Bang angga membaca Al-Quran dengan Lantunan yang merdu.

Lalu Aku mendengar suara rintihan Bunda,"Bunda?Bunda sudah sadar Bang?"Teriakku kepada abang, "Bunda?Bunda sudah bangun."Senyum angga mengembang saat melihat bunda bangun "Isti,angga?Bunda Boleh tanya satu hal?"Tanya bunda pada kedua anaknya "Apa bunda?"jawabku "Bunda ingin, Setelah Bunda Tidak ada di dunia ini,Kalian berdua selalu menjaga satu sama lain, Dan menyayangi Ayah."Tanya Bunda pada kedua anaknya "Apa yang bunda katakan?, Tanpa bunda katakan pun aku akan melakukannya bun."Jawab Bang angga khawatir "Iya bun."Jawabku setelah bang angga

Namun setelah berkata seperti itu bunda Langsung menghembuskan nafas nya, Ya? Bunda sudah di jemput sang Ilahi, aku tak menyangka bahwa aku harus kehilangannya Begitu cepat, seorang wanita yang begitu aku idolakan dalam hidup kini sudah tiada, kini Hanya ada kenangannya yang akan menemaniku, Bang angga dan Juga Ayah.

Kini aku menangis, menangis sejadi jadinya, menangis dalam pelukan ayah yang sendari tadi menyuruhku tenang namun aku belum menanggapinya, Bukan Enggan? Namun masih belum percaya dengan semua ini, Aku berharap ini hanya mimpi, Aku mencoba Mencubit Pipiku Untuk memastikan ini mimpi atau nyata, namun apa yang terjadi sekarang memang nyata bukan mimpi.

***
Setelah dari pemakaman Bunda aku kini sedang mengurung diri di kamarku, Aku tidak tahu harus berbuat apa kali ini, aku masih belum percaya dengan apa yang terjadi Hari ini, rasanya begitu cepat Secepat kilat, Mungkin inilah takdir yang telah Allah buat untukKu, Abang, Ayah, Dan Bunda yang sudah tenang di Surganya Allah.

Saat aku melamun, meratapi kesedihanku karna ditinggal Bunda Abang tiba-tiba masuk kedalam kamar ku yang tidak di kunci "Isti?" Tanya abang angga padaku "Ya bang?Ada apa?"Jawabku sambil mencoba menghapus air mata yang masih mengalir "Abang minta, kamu Harus kuat?, Abang tau kamu sedih, sama abang dan Ayah juga sedih tapi kamu harus tegar Ti?"Jelas abang yang tampak sedih melihatku yang selama ini selalu ceria kini terlihat sangat sedih. "Beri isti waktu bang?, Isti akan mencoba."Jawabku dengan di akhiri senyuman "Nah? Gitu dong senyum, kan kalau senyum jadi cantik" Jawab ayah yang berada di ambang pintu kamarku, "Ayahhh..." Jawabku terharu, Ayah yang selama ini menjadi paduan hidupku dan bang angga dan tak lupa nasehatnya yang selalu aku dan Bang angga ingat yaitu Tidak boleh patah semangat , ingat memang ayah pernah patah semangat saat menafkahi kalian??, itulah Kata katanya yang selalu membuat kami berdua Mengaguminya.

***
Beberapa Hari kemudian aku sudah mulai berangkat ke sekolah karena aku sudah 3Hari izin, Jadi Hari ini aku harus kesekolah, sebenarnya aku masih Enggan Kesekolah, karena ayah yang menyuruh apa boleh buat aku harus menurutinya karena tak ingin membuatnya Sedih.

Setelah sarapan bersama Ayah dan Bang angga, seperti biasa aku pergi ke sekolah bersama abang tercintaku Hehe....

"Ayok bang? Kita berangkat?"Tanyaku yang sudah mulai bersemangat "Bang?Bang? Emang aku Abang Grab apa?" Jawabnya jengkel karna aku suka meledeknya kalau di tanya teman² ku "Ups..., Dia ngaku?"Jawabku meledek abangku satu satunya "Kamu ini ya!, sini kamu."Teriaknya setelah aku berlari keluar rumah dan menuju mobil nya yang berwarna putih, Ayah Hanya bisa geleng geleng melihat tingkahku yang sudah mulai kembali seperti biasa, "Yaudah yah?, aku berangkat Duluan ya?,Soalnya Nyonya isti sudah tidak sabar katanya."Ucap bang angga pada ayahnya "Iya, yaudah sana, yang bener sekolahnya dan jangan lupa selalu jaga adikmu itu ya?"Pesan ayah pada abang "Sipp."Jawab bang angga sambil berjalan keluar.

Only AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang