Pendekar dulunya gagah,
Satu demi satu musuhnya ditangkis,
Tiada mantera tiada magis,
Hanya bersenjatakan kekuatan dan juga keris,
Anak isteri di rumah menangis
Menanti si waris.Pendekar sekarangnya megah,
Tangannya ligat menaip di papan kekunci,
Menaburkan hujah-hujah yang tak bererti,
Kononnya menunjukkan kematangan diri,
Walhal,membodohkan diri sendiri!
YOU ARE READING
Puisi hancus
RandomNo "cintan cintun" here. Just some words that come from a sincere heart and a clear mind (which might bore you😒) Kau budak mana tahu. NO PLAGIARISM!