Hiruk-pikuk karnaval tahunan meramaikan musim semi di tepi sungai Han. Suara anak kecil, gelak tawa, bahkan tangisan. Ya, semua ada di sana.
Musik-musik ceria menambah bumbu keseruan di setiap sudut karnaval. Tak lupa badut-badut beraneka rupa keliling kesana-kemari membawa balon-balon dan beberapa brosur.Sebuah mobil jeep memosisikan diri di pinggir karnaval. Seorang pria beratasan polo dan celana jeans turun dari mobil dan mengambil ransel hitam yang disimpannya di bagasi.
"Oppa! Kita akan bertemu badut?" Seorang gadis kecil berusia lima tahun menarik garis jahitan jeans pria itu.
"Ne.." Ia hanya menjawab singkat.
"Hyung, aku haus.." Seorang anak laki-laki memegang telunjuk pria itu dan menunjuk sebuah kios minuman dengan aneka warna.
"Kita akan beli minuman."
Pria itu menggandeng dua anak kecil itu memasuki gerbang karnaval. Seperti halnya orang-orang di sana, mereka sangat antusias dan berusaha menarik pria yang membawa mereka untuk mencicipi wahana yang mereka mau. Namun, pria itu tetap berjalan lurus menuju tempat yang lebih ramai.
"Hyung!! Ayo main itu!!"
"Aniyo!! Yang itu saja!!"
Pria itu menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan. Langit cerah bertemankan awan. Aroma kebahagiaan dan rasa sedih yang ia rasakan di hari akhirnya. Ia berjongkok menyejajarkan tinggi dengan kedua anak kecil yang dibawanya.
"Kita akan melihat badut dan merasakan segarnya minuman." Ujarnya sembari menekan sebuah benda di tangannya.
BOOOOOM
Sebuah ledakan membuat beberapa orang terdekat terpental dari posisinya. Kepanikan melanda semua pengunjung yang ada.
Seorang gadis kecil terbatuk menghirup asap ledakan yang baru saja terjadi. Ia tidak bisa merasakan tubuhnya sendiri, bahkan mengatakan 'tolong' pun ia tidak sanggup.
"Jangan panik!!"
"Toloong! Tolong anakku!"
"Menjauh! Bom bunuh diri! Menjauhlah!"
"Anak itu hidup!" Samar-samar ia mendengar suara orang-orang yang menyadari kehidupannya. Ia tak mampu mengatakan apapun ketika seseorang membawanya jauh dari tempatnya berbaring.
Anak laki-laki yang bersamanya..
Seseorang membawanya pergi dari kerumunan. Darah mengalir ketika tubuhnya diangkat. Lalu, hilang dalam keramaian.
Tolong selamatkan dia! Gadis itu menjulurkan tangannya. Ia tak tahu harus memanggil anak laki-laki itu dengan sebutan apa.
Bahkan, ia pun tak tahu namanya sendiri.
Hello!! Kangen Squimin? Nggak ya? Ya udah gapapa :)
This is my second story.. Doakan semoga Squimin konsisten menyelesaikan cerita ini sampai akhir :")
Vote and comment juseyo..
Cuma kalian yang bikin Squimin senang untuk melanjutkan cerita :*Jeon's
KAMU SEDANG MEMBACA
SCHWARZ-KTH
FanfictionMeine Welt ist SCHWARZ und dunkel. Don't smile on me I don't have a name to you call me But, i still want you.. 2nd Story -Release on Saturday, 260518